"Lalu kata Musa kepada Tuhan: Ah, Tuhan aku ini tidak pandai
bicara, dahulupun tidak dan sejak Engkau berfirman kepada hambaMu pun tidak,
sebab aku berat mulut dan berat lidah. Tetapi Tuhan berfirman kepadanya:
Siapakah yang membuat lidah manusia ? Siapakah yang membuat orang bisu atau
tuli, membuat orang melihat atau buta, bukankah Aku yakni TUHAN ? Oleh sebab
itu pergilah Aku akan menyertai lidahmu dan mengajar engkau, apa yang harus kau
katakan". (Keluaran 4:10-12)
Sekilas ucapan Musa diatas "ada benarnya", sebab yang
dihadapinya adalah raja Mesir dan ketika itu dimata raja Mesir dan rakyatnya,
orang-orang Israel adalah bangsa yang pemberontak.
Kalau orang biasa menghadapi orang besar/pemimpin, misalnya menteri
atau presiden; maka wajarlah kalau dia jadi tidak percaya diri. Sekarang pun
ada banyak orang kristen yang bersikap demikian, segan melayani digereja,
memimpin doa bersama dll, karena mereka melihat dan membandingkan dirinya bahwa
mereka tidak apa-apanya jika dibandingkan dengan orang lain yang pintar,
percaya diri dan biasa memimpin doa bersama dll.
Tetapi Musa dan orang percaya saat ini sering lupa, bahwa kalau ada
orang biasa yang tidak pintar, tidak kaya, tidak berpendidikkan tinggi dll, mau
meresponi panggilan Tuhan untuk melakukan suatu tugas/pekerjaan yang
dikehendaki atau diperintahkan oleh Tuhan, maka mereka pasti akan sanggup
mengerjakan pekerjaan yang luar biasa itu. Sebab Tuhan sendirilah yang akan
memperlengkapi mereka dengan kemampuan yang diperlukan, sehingga mereka akan
mampu melaksanakan pekerjaan yang Tuhan berikan kepada mereka. Artinya ditangan
Tuhan, maka semua manusia bisa melakukan segala sesuatu yang Tuhan perintahkan
dan kehendaki, dan Tuhanlah yang akan membuat mereka berhasil melaksanakannya.
Musa dalam meresponi panggilan Tuhan membebaskan bangsa Isarel dari
mesir nampaknya dia mengalami kesulitan berbicara, tidak fasih, atau gagap dll.
Tetapi Tuhan berkata: "siapa yang membuat lidah manusia ..., itu berarti
kalau Tuhan yang memakai Musa dan siapapun, maka Tuhan akan bertanggung jawab
untuk memperlengkapi mereka, sehingga mampu melaksanakan perintah/kehendak
Tuhan tersebut. Keterbatasan, kelemahan, bahkan kondisi cacat sekalipun, Allah
akan dapat memakainya untuk kemuliaannya. Tuhan bukan membuang kelemahanan
kita, tetapi Ia memberi anugerah dan kekuatan, sehingga kelemahan itu
mendatangkan kebaikan kita. Ada banyak sekali orang yang mengalami cacat fisik,
tetapi dipakai Tuhan dalam pelayanan bagi Tuhan secara luar biasa.
Contoh kesaksian: Ada seorang anak Tuhan yang baru percaya dan terima
Yesus dalam hatinya. Suatu ketika dia diminta untuk bersaksi kepada para jemaat
Tuhan dalam suatu acara ibadah/misa, mengenai kuasa Tuhan yang telah
menyadarkannya dan menyelamatkannnya dari kebinasaan dan lumpur dosa. Pada
mulanya dia sangat stress, gemetaran, gugup dan tidak berani muncul didepan
umum untuk bersaksi. Sebab dia memang orangnya minder, pendiam, kurang pandai
bergaul dan sangat takut kalau harus berbicara didepan umum. Apalagi kalau
untuk berbicara dan bersaksi mengenai semua keburukannya dan kejelekkannya,
lalu menceritakan tentang bagaimana anugerah dan kuasa Tuhan telah
menyelamatkannya.
Tetapi dia kuatkan hatinya dan berkata: Tuhan Engkau sudah selamatkan
saya dan memberi saya anugerah iman percaya kepada Tuhan, lalu dia berdoa dalam
hatinya bahwa jikalau Tuhan tidak menolongnya berbicara dan bersaksi untuk
kemuliaan Tuhan, maka Tuhan sendirilah yang akan malu. Sebab dia memberitakan
kesaksian ini, bukanlah atas kehendakNya atau untuk kepentingannya sendiri,
melainkan untuk memuliakan Tuhan. Setelah dia berdoa demikian dalam hatinya,
maka kuatlah dan bulatlah tekadnya untuk berbicara dan bersaksi bagi Tuhan. Dan
ternyata Tuhan menolongnya dan megurapinya oleh kuasa RohNya, yaitu ketika dia
mulai berbicara, maka air matanya mengalir deras dan tidak bisa ditahan,
padahal dia sudah coba tahan-tahan, namun tidak berhasil. Anehnya meskipun
dengan air mata bercucuran, dia dapat terus berbicara dan bersaksi bagi Tuhan
dengan lancar selama setengah jam. Dan setelah akhir ibadah/misa tersebut,
ternyata ada banyak jiwa-jiwa yang sadar, bertobat dan minta ampun kepada Tuhan
atas semua perbuatan mereka yang jahat dan jelek.
Untuk dimengerti, apabila kelemahan dan keterbatasan kita membuat kita
mencari Allah dan bersandar sepenuhnya pada kuasaNya, itu adalah baik. Sebab
kelemahan dan kekurangan yang ada pada kita, justru akan menolong kita untuk
mendapatkan kekuatan dan keberanian saat kita diutus Allah dan bersaksi
bagiNya.
Fakta menunjukan kemudian bahwa Musa adalah salah seorang pemimpin yang
hebat dan berhasil. Demikian juga kita dapat melihat tokoh lain dalam kitab
Perjanjian baru yaitu rasul Paulus yang memiliki kelemahan tubuh. Sampai tiga
kali dia meminta kepada Tuhan agar duri yang ada dalam dagingnya dilepaskan
oleh Tuhan, tetapi Tuhan hanya menjawab: "Cukuplah kasih karuniaKu
bagimu". Apa yang dilakukan Paulus setelah itu ? Dia bermegah dalam
keterbatasannya dan dia bersaksi: "Sebab jika aku lemah, maka aku
kuat". (2 Korintus 12:7-10) Mungkin saat ini kita mempunyai kelemahan
tubuh atau mungkin menderita cacat secara fisik, maka ingatlah bahwa kuasa
Allah juga ada pada kita !, ketika bersedia diutusNya dan melakukan perintah
dan kehendakNya.
Doa kami :
Ya Tuhan Yesus, kami menyadari bahwa kami lemah, tetapi ditanganMu kami
adalah orang luar biasa. Amin

Persekutuan Doa Air Hidup: Pertobatan dan Pemulihan bagi orang yang sudah percaya kepada Tuhan Yesus, agar mereka bisa menjadi berkat bagi gerejanya dan memberitakan Keselamatan dari Tuhan bagi mereka yang belum percaya kepadaNya.