
Tema renungan kita hari ini adalah takdir dan nasib menurut ajaran kristen. Adalah menarik membicarakan tentang takdir dan nasib. Tapi pemahaman kita kadang-kadang keliru. Apa sebenarnya takdir dan apa yang namanya nasib ?
Takdir yaitu segala sesuatu yang ditentukan oleh Allah dan tak dapat dirubah oleh manusia. Takdir adalah haknya Tuhan. Sesuai dengan nats diatas, misalnya manusia boleh saja memikir-mikirkan kapan dan siapa yang akan menjadi jodoh kita, tetapi Tuhanlah yang menentukannya. Yang termasuk takdir antara lain adalah kelahiran, umur, jodoh, kematian dan lain lain.
Hanya Allah saja yang dapat mengubah takdir. Dalam Alkitab kita temukan: Karena belas kasihan, Tuhan mau mengubah takdir raja Hizkia yang sakit dan hampir mati dengan menangis dan berdoa dia mohon kepada Tuhan agar umurnya diperpanjang. Dan Tuhan mengabulkan doanya dan umurnya diperpanjang 15 tahun lagi. (2 Raja-Raja 20:1-6)
Kita dilahirkan dalam keluarga kaya atau miskin itu adalah takdir Tuhan. Umur kita ditentukan sekian tahun, dan jodoh kita dengan siapa kita menikah, dan kapan kita mati, semuanya ditentukan oleh Tuhan. Bagi semua manusia tidak terkecuali orang yang percaya kepada Tuhan, maupun bagi orang yang tidak percaya kepada Tuhan; mengenai kelahiran, umur, jodoh dan kematian, semuanya ditentukan oleh Tuhan.
Mengenai halnya memperoleh keselamatan, itu bukanlah termasuk takdir. Dalam hal ini, Allah menawarkannya kepada semua manusia dan bagi manusia yang meresponinya akan memiliki hidup kekal dan bagi yang tidak merespons akan mengalami kebinasaan.(Yohanes 3:16-21)
Takdir adalah ibarat pagar yang dibuat Allah dalam rangka mengatur dan mengendalikan kehidupan. Orang boleh berpacaran dengan siapa saja, tapi akhirnya dia akan menikah dengan orang yang ditentukan Tuhan. Orang sakit boleh berobat kemana saja, tetapi akhirnya dia akan hidup atau mati, semuanya ditentukan Tuhan. Orang bisa saja berusaha ingin mati dengan bunuh diri tetapi selalu ada yang gagal, karena yang menentukan mati atau hidup seseorang adalah Tuhan. Cara Tuhan menjemput kematian seseorang kadang-kadang unik dan tidak disangka-sangka. Kalau waktunya sudah tiba, maka akan ada saja jalannya.
Bagaimana halnya dengan nasib ? Nasib adalah garis hidup yang harus diterima dan dijalani oleh semua manusia. Kalau takdir adalah hak dan keputusan Allah, maka nasib adalah keadaan yang harus dijalani akibat keputusan Allah. Nasib ada ditangan kita, tergantung bagaimana mengendalikan hidup kita. Dan kita dapat mengubahnya, apabila kita memiliki keinginan kuat untuk mengubahnya dengan bantuan Tuhan.
Misalnya: Kita dilahirkan dari orang tua miskin. Itu tidak berarti bahwa selama hidup, kita akan miskin terus. Jika kita mau kerja keras, hidup berkenan kepada Tuhan dan percaya bahwa Tuhan bisa ubahkan keadaan kita, maka kita akan bisa keluar dari kemiskinan.
Ubahlah cara berpikir orang miskin dengan cara berpikir orang kaya. Ikutilah cara-cara cerdas bagaimana orang kaya cari uang. Tetapi janganlah ikuti cara mereka yang tidak sesuai dengan firman Tuhan. Dengan bantuan Allah, kita harus berusaha mengubahnya dengan belajar menjadi pintar, cerdas dan akhirnya tidak miskin lagi. Perubahan memerlukan pengorbanan. Resepnya kita harus mempunyai mimpi dan keyakinan akan apa yang mau dicapai. Keyakinan bahwa bersama Tuhan, mimpi kita itu akan dapat dicapai pada suatu saat nanti, lalu melakukan dengan tekun semua hal-hal yang perlu untuk merealisasikannya menjadi kenyataan.
Apa kelebihan orang yang percaya kepada Tuhan, dengan orang yang tidak percaya kepadaNya, kalau terpaksa menikmati hal-hal yang "kurang beruntung" dalam hidupnya?
Orang yang percaya, akan lebih mampu menerima dan menjalani "kekurangberuntungannya" dari pada orang yang tidak percaya, karena pada saat dia jatuh dalam pencobaan/masalah, dia tidak akan sampai jatuh tergeletak, sebab ada Tuhan yang menopang tangannya. (Mazmur 37:23-24)
Orang yang percaya, juga lebih kuat menjalani hidupnya yang "kurang beruntung", sebab ada jaminan dari Tuhan Yesus Kristus bahwa setelah akhir dunia nanti mereka akan menerima mahkota kehidupan, apabila mereka terus setia mengikut Yesus. (Yohanes 10:27-28)
Jadi "nasib buruk atau kurang beruntung", kalaupun harus dialami dalam dunia ini, janganlah menyerah, tetapi jalanilah dengan ikhlas, yang penting sudah berusaha merubah nasib. Janganlah kecil hati, iri akan keberuntungan orang lain, sebab itu adalah urusan Tuhan dan bukan urusan kita, yang penting bagi kita adalah ikutlah Tuhan dengan taat dan setia. Contohnya adalah ketika Petrus bertanya kepada Tuhan: Apa yang akan terjadi dengan Yohanes ? Maka Tuhan berkata kepada Petrus itu bukan urusanmu, jikalau Aku mau dia tinggal hidup sampai Aku datang kembali. Tetapi engkau Petrus, ikutlah Aku! (Yohanes 21:21-22)
Doa kami:
Tuhan Yesus, mampukanlah kami menerima semua yang daripadaMu dengan bersyukur dan percaya kepadaMu, dan sertailah kami selalu ya Tuhan dalam menjalani hidup ini. Amin
Takdir yaitu segala sesuatu yang ditentukan oleh Allah dan tak dapat dirubah oleh manusia. Takdir adalah haknya Tuhan. Sesuai dengan nats diatas, misalnya manusia boleh saja memikir-mikirkan kapan dan siapa yang akan menjadi jodoh kita, tetapi Tuhanlah yang menentukannya. Yang termasuk takdir antara lain adalah kelahiran, umur, jodoh, kematian dan lain lain.
Hanya Allah saja yang dapat mengubah takdir. Dalam Alkitab kita temukan: Karena belas kasihan, Tuhan mau mengubah takdir raja Hizkia yang sakit dan hampir mati dengan menangis dan berdoa dia mohon kepada Tuhan agar umurnya diperpanjang. Dan Tuhan mengabulkan doanya dan umurnya diperpanjang 15 tahun lagi. (2 Raja-Raja 20:1-6)
Kita dilahirkan dalam keluarga kaya atau miskin itu adalah takdir Tuhan. Umur kita ditentukan sekian tahun, dan jodoh kita dengan siapa kita menikah, dan kapan kita mati, semuanya ditentukan oleh Tuhan. Bagi semua manusia tidak terkecuali orang yang percaya kepada Tuhan, maupun bagi orang yang tidak percaya kepada Tuhan; mengenai kelahiran, umur, jodoh dan kematian, semuanya ditentukan oleh Tuhan.
Mengenai halnya memperoleh keselamatan, itu bukanlah termasuk takdir. Dalam hal ini, Allah menawarkannya kepada semua manusia dan bagi manusia yang meresponinya akan memiliki hidup kekal dan bagi yang tidak merespons akan mengalami kebinasaan.(Yohanes 3:16-21)
Takdir adalah ibarat pagar yang dibuat Allah dalam rangka mengatur dan mengendalikan kehidupan. Orang boleh berpacaran dengan siapa saja, tapi akhirnya dia akan menikah dengan orang yang ditentukan Tuhan. Orang sakit boleh berobat kemana saja, tetapi akhirnya dia akan hidup atau mati, semuanya ditentukan Tuhan. Orang bisa saja berusaha ingin mati dengan bunuh diri tetapi selalu ada yang gagal, karena yang menentukan mati atau hidup seseorang adalah Tuhan. Cara Tuhan menjemput kematian seseorang kadang-kadang unik dan tidak disangka-sangka. Kalau waktunya sudah tiba, maka akan ada saja jalannya.
Bagaimana halnya dengan nasib ? Nasib adalah garis hidup yang harus diterima dan dijalani oleh semua manusia. Kalau takdir adalah hak dan keputusan Allah, maka nasib adalah keadaan yang harus dijalani akibat keputusan Allah. Nasib ada ditangan kita, tergantung bagaimana mengendalikan hidup kita. Dan kita dapat mengubahnya, apabila kita memiliki keinginan kuat untuk mengubahnya dengan bantuan Tuhan.
Misalnya: Kita dilahirkan dari orang tua miskin. Itu tidak berarti bahwa selama hidup, kita akan miskin terus. Jika kita mau kerja keras, hidup berkenan kepada Tuhan dan percaya bahwa Tuhan bisa ubahkan keadaan kita, maka kita akan bisa keluar dari kemiskinan.
Ubahlah cara berpikir orang miskin dengan cara berpikir orang kaya. Ikutilah cara-cara cerdas bagaimana orang kaya cari uang. Tetapi janganlah ikuti cara mereka yang tidak sesuai dengan firman Tuhan. Dengan bantuan Allah, kita harus berusaha mengubahnya dengan belajar menjadi pintar, cerdas dan akhirnya tidak miskin lagi. Perubahan memerlukan pengorbanan. Resepnya kita harus mempunyai mimpi dan keyakinan akan apa yang mau dicapai. Keyakinan bahwa bersama Tuhan, mimpi kita itu akan dapat dicapai pada suatu saat nanti, lalu melakukan dengan tekun semua hal-hal yang perlu untuk merealisasikannya menjadi kenyataan.
Apa kelebihan orang yang percaya kepada Tuhan, dengan orang yang tidak percaya kepadaNya, kalau terpaksa menikmati hal-hal yang "kurang beruntung" dalam hidupnya?
Orang yang percaya, akan lebih mampu menerima dan menjalani "kekurangberuntungannya" dari pada orang yang tidak percaya, karena pada saat dia jatuh dalam pencobaan/masalah, dia tidak akan sampai jatuh tergeletak, sebab ada Tuhan yang menopang tangannya. (Mazmur 37:23-24)
Orang yang percaya, juga lebih kuat menjalani hidupnya yang "kurang beruntung", sebab ada jaminan dari Tuhan Yesus Kristus bahwa setelah akhir dunia nanti mereka akan menerima mahkota kehidupan, apabila mereka terus setia mengikut Yesus. (Yohanes 10:27-28)
Jadi "nasib buruk atau kurang beruntung", kalaupun harus dialami dalam dunia ini, janganlah menyerah, tetapi jalanilah dengan ikhlas, yang penting sudah berusaha merubah nasib. Janganlah kecil hati, iri akan keberuntungan orang lain, sebab itu adalah urusan Tuhan dan bukan urusan kita, yang penting bagi kita adalah ikutlah Tuhan dengan taat dan setia. Contohnya adalah ketika Petrus bertanya kepada Tuhan: Apa yang akan terjadi dengan Yohanes ? Maka Tuhan berkata kepada Petrus itu bukan urusanmu, jikalau Aku mau dia tinggal hidup sampai Aku datang kembali. Tetapi engkau Petrus, ikutlah Aku! (Yohanes 21:21-22)
Doa kami:
Tuhan Yesus, mampukanlah kami menerima semua yang daripadaMu dengan bersyukur dan percaya kepadaMu, dan sertailah kami selalu ya Tuhan dalam menjalani hidup ini. Amin