
Boleh saja kita mengaku bahwa kita adalah orang yang percaya kepada Tuhan, kita mengasihi Tuhan, kita ada didalam Tuhan dan sebagainya; tetapi pernyataan itu harus disertai dengan bukti konkrit melalui gaya hidup kita yang nyata dan terlihat oleh orang lain.
Orang kristen adalah pengikut Kristus Yesus. Bukan saja mengikuti kemana Tuhan pergi, bukan sebatas mengikuti pengajaranNya, tetapi kita juga harus mengikuti perbuatanNya, perilakuNya dan karekterNya.
Nats diatas berbunyi: "... ia wajib hidup sama seperti Kristus Yesus telah hidup", atau dapat juga kita artikan sebagai: "Berkelakuan sama dengan Yesus Kristus yang pernah hidup sebagai manusia didunia ini".
Barangsiapa yang mengatakan bahwa ia ada didalam Tuhan, maka ia berkelakuan sama dengan Yesus Kristus yang pernah hidup sebagai manusia di muka bumi ini.
Mendengar pernyataan ini, mungkin banyak orang pesimis, sepertinya "jauh panggang dari api", mana mungkin hal itu bisa ? Karena kita semua adalah orang berdosa. Bagaimana mungkin orang berdosa dapat berkelakuan seperti Kristus Yesus yang hidup kudus ?
Inilah pertanyaan klasik yang sering muncul seputar hal ini. Mengapa ?
Semua orang dapat memahami, bahwa sekalipun kita sudah ditebus oleh darah Yesus, tetapi kalau kita jujur, masih sering-sering kita jatuh dalam dosa. Realita menunjukan bahwa sekali pun kita sudah bertobat, dibaptis dan lahir baru, tetapi berbohong masih ada, iri hati dan kebencian masih ada, masih sedikit pelit/kikir, masih agak egois dll.
Alasan inilah yang membuat sebagian orang berkata "tidak mungkin" hidup sama seperti Kristus hidup.
Pernah ada seseorang yang berkata: Kadang-kadang orang kristen itu seperti "Tawon" yang dimulutnya ada madu, tetapi dibelakangnya ada sengat yang mematikan. Mulut berkata manis, tetapi didalam hati masih penuh dengan iri hati, sombong dan dendam. Didepannya, kita memuji-muji orang; lalu setelah itu diomong-omongin, dijelek-jelekan dan difitnah.
Lalu bagaimana supaya dapat berperilaku sama seperti Kristus ? Dalam kitab Lukas 2:49 pada waktu Yesus berumur 12 tahun, ada suatu petunjuk bagi kita yaitu dalam kalimat yang diucapkanNya :".......bahwa Aku harus berada didalam rumah BapaKu".
Maka jikalau kita mau hidup sama seperti Kristus Yesus telah hidup, maka buatlah komitmen: "aku tetap berada didalam rumah Bapaku". Itulah sebabnya kita harus menghargai dan menjaga kekudusan tubuh, pikiran, perkataan, perbuatan, perasaan, keinginan, imajinasi dan hati kita; dan secara teratur mengikuti persekutuan beribadah kepada Tuhan, di gereja, di acara kebaktian bersama, di pertemuan persekutuan doa dll.
Dalam konteks kitab Perjanjian Lama, Rumah Bapa adalah bait Allah = tempat ibadah = Gereja, tempat persekutuan orang percaya.
Namun dalam konteks kitab Perjanjian Baru, bait Allah adalah tubuh kita sendiri. Jadi kita harus menjaga kekudusan tubuh kita, pikiran kita, perasaan dan keinginan hati kita, mata kita, mulut kita, kuping kita. Apa yang kita pikirkan, inginkan, lihat, dengar, rasakan, katakan dan perbuat, hendaknya sesuai dengan firman Tuhan dan memuliakan Tuhan ! (1 Korintus 3:16-17 dan 1 Korintus 6:18-20)
Kemudian apabila kita membaca cara hidup jemaat yang pertama; karena mereka memberi diri dibaptis, berkumpul bersama dengan gembira, bertekun dalam pengajaran rasul-rasul/hamba Tuhan/ pastor/pendeta, berdoa, memuji dan menyembah Tuhan, mengikuti perjamuan kudus/komuni; maka Tuhan menambah-nambahkan jumlah mereka dan mereka disenangi oleh semua orang. (Kisah Para Rasul 2:41-47)
Jadi, pesan firman Tuhan hari ini adalah "Jagalah kekudusan hati kita, tubuh kita, pikiran, keinginan, perasaan, imajinasi, perkataan dan perbuatan kita; dekatlah selalu dengan Tuhan dan janganlah menjauh dari persekutuan ibadah.
Doa kami:
Tuhan Yesus, jagailah hati kami, pikiran kami, perasaan, keinginan, juga mata, lidah bibir dan pendengaran kami dari segala yang jahat, dan berikanlah kepada kami hati yang selalu rindu untuk bersekutu, dekat kepadaMu! Amin
Orang kristen adalah pengikut Kristus Yesus. Bukan saja mengikuti kemana Tuhan pergi, bukan sebatas mengikuti pengajaranNya, tetapi kita juga harus mengikuti perbuatanNya, perilakuNya dan karekterNya.
Nats diatas berbunyi: "... ia wajib hidup sama seperti Kristus Yesus telah hidup", atau dapat juga kita artikan sebagai: "Berkelakuan sama dengan Yesus Kristus yang pernah hidup sebagai manusia didunia ini".
Barangsiapa yang mengatakan bahwa ia ada didalam Tuhan, maka ia berkelakuan sama dengan Yesus Kristus yang pernah hidup sebagai manusia di muka bumi ini.
Mendengar pernyataan ini, mungkin banyak orang pesimis, sepertinya "jauh panggang dari api", mana mungkin hal itu bisa ? Karena kita semua adalah orang berdosa. Bagaimana mungkin orang berdosa dapat berkelakuan seperti Kristus Yesus yang hidup kudus ?
Inilah pertanyaan klasik yang sering muncul seputar hal ini. Mengapa ?
Semua orang dapat memahami, bahwa sekalipun kita sudah ditebus oleh darah Yesus, tetapi kalau kita jujur, masih sering-sering kita jatuh dalam dosa. Realita menunjukan bahwa sekali pun kita sudah bertobat, dibaptis dan lahir baru, tetapi berbohong masih ada, iri hati dan kebencian masih ada, masih sedikit pelit/kikir, masih agak egois dll.
Alasan inilah yang membuat sebagian orang berkata "tidak mungkin" hidup sama seperti Kristus hidup.
Pernah ada seseorang yang berkata: Kadang-kadang orang kristen itu seperti "Tawon" yang dimulutnya ada madu, tetapi dibelakangnya ada sengat yang mematikan. Mulut berkata manis, tetapi didalam hati masih penuh dengan iri hati, sombong dan dendam. Didepannya, kita memuji-muji orang; lalu setelah itu diomong-omongin, dijelek-jelekan dan difitnah.
Lalu bagaimana supaya dapat berperilaku sama seperti Kristus ? Dalam kitab Lukas 2:49 pada waktu Yesus berumur 12 tahun, ada suatu petunjuk bagi kita yaitu dalam kalimat yang diucapkanNya :".......bahwa Aku harus berada didalam rumah BapaKu".
Maka jikalau kita mau hidup sama seperti Kristus Yesus telah hidup, maka buatlah komitmen: "aku tetap berada didalam rumah Bapaku". Itulah sebabnya kita harus menghargai dan menjaga kekudusan tubuh, pikiran, perkataan, perbuatan, perasaan, keinginan, imajinasi dan hati kita; dan secara teratur mengikuti persekutuan beribadah kepada Tuhan, di gereja, di acara kebaktian bersama, di pertemuan persekutuan doa dll.
Dalam konteks kitab Perjanjian Lama, Rumah Bapa adalah bait Allah = tempat ibadah = Gereja, tempat persekutuan orang percaya.
Namun dalam konteks kitab Perjanjian Baru, bait Allah adalah tubuh kita sendiri. Jadi kita harus menjaga kekudusan tubuh kita, pikiran kita, perasaan dan keinginan hati kita, mata kita, mulut kita, kuping kita. Apa yang kita pikirkan, inginkan, lihat, dengar, rasakan, katakan dan perbuat, hendaknya sesuai dengan firman Tuhan dan memuliakan Tuhan ! (1 Korintus 3:16-17 dan 1 Korintus 6:18-20)
Kemudian apabila kita membaca cara hidup jemaat yang pertama; karena mereka memberi diri dibaptis, berkumpul bersama dengan gembira, bertekun dalam pengajaran rasul-rasul/hamba Tuhan/ pastor/pendeta, berdoa, memuji dan menyembah Tuhan, mengikuti perjamuan kudus/komuni; maka Tuhan menambah-nambahkan jumlah mereka dan mereka disenangi oleh semua orang. (Kisah Para Rasul 2:41-47)
Jadi, pesan firman Tuhan hari ini adalah "Jagalah kekudusan hati kita, tubuh kita, pikiran, keinginan, perasaan, imajinasi, perkataan dan perbuatan kita; dekatlah selalu dengan Tuhan dan janganlah menjauh dari persekutuan ibadah.
Doa kami:
Tuhan Yesus, jagailah hati kami, pikiran kami, perasaan, keinginan, juga mata, lidah bibir dan pendengaran kami dari segala yang jahat, dan berikanlah kepada kami hati yang selalu rindu untuk bersekutu, dekat kepadaMu! Amin