
Rasul Paulus sebagai utusan Tuhan dalam memberitakan Injil Kristus bagi orang non Yahudi, dia harus menghadapai berbagai adat kebiasaan dan masalah yang tidak biasa bagi orang Yahudi.
Antara lain ketika Paulus diundang makan bersama dengan orang bukan Yahudi. Pertama, sebenarnya adalah tabu, untuk seorang Yahudi duduk makan bersama dengan orang non Yahudi. Kedua, orang bukan Yahudi memakan daging babi yang banyak dijual dipasar daging, sedangkan orang Yahudi tidak makan daging babi. Ketiga. Mereka juga sering memakan makanan yang telah dipersembahkan kepada berhala mereka, sedangkan bagi orang Yahudi, hal itu adalah sesuatu yang najis.
Kalau Paulus diundang makan oleh sesorang yang tidak percaya dan undangan itu dia terima, maka dia makan saja apa saja yang dihidangkan kepadanya, tanpa mengadakan pemeriksaan karena keberatan-keberatan hati nurani, sebab firman Tuhan berkata: Bumi serta segala isinya adalah milik Tuhan. Paulus turut bersama mereka memakannya adalah untuk kepentingan orang yang tidak percaya itu dan untuk menyenangkan orang itu.(1 Korintus 10:25-27)
Bagi Paulus yang sudah lebih kuat imannya, perihal makanan tidaklah menjadi persoalan baginya dalam menjalani hidup sebagai orang yang percaya kepada Tuhan. Yang penting Paulus melakukan ini adalah untuk membangun iman orang yang tidak percaya, sehingga mereka beroleh selamat.
Tetapi apabila Paulus bersama dengan temannya yang lebih lemah imannya (misalnya orang Yahudi yang barusan bertobat dan percaya kepada Yesus), lalu mereka diundang makan oleh seorang yang tidak percaya dan orang itu menghidangkan makanan yang terbuat dari daging babi atau makanan yang telah dipersembahkan kepada berhala, dan temannya itu berkata kepada Paulus: Janganlah engkau memakannya! Maka karena keberatan rohani dari temannya yang lebih lemah imannya itu, Paulus bersedia tidak memakannya, meskipun ia lapar.
Sebenarnya Paulus bisa saja berkata kepada temannya: Kalau aku mengucap syukur atas apa yang aku turut memakannya, mengapa kebebasanku untuk memakan apa saja, harus ditentukan oleh keberatan hati nuranimu? Mengapa kamu berkata jahat tentang aku, karena makanan yang atasnya aku mengucap syukur ? Namun Paulus tidak melakukannya dan tidak memakannya, demi kemuliaan Allah, dan demi menyenangkan hati temannya yang lebih lemah imannya itu dan demi kepentingan semua orang, supaya semua beroleh selamat. (1 Korintus 10:28-33)
Selain itu sering juga kita jumpai bahwa ada orang yang lebih lemah imannya, mereka hanya makan sayur-sayuran saja, tetapi ada juga orang yang lebih kuat imannya, dia yakin, bahwa dia boleh makan segala jenis makanan.(Matius 15:11)
Demikian juga kita dapati bahwa ada orang yang menganggap hari yang satu lebih penting daripada hari yang lain, tetapi sebaliknya ada juga seorang yang lain, yang menganggap semua hari sama saja.
Maka dalam semua hal ini, Alkitab katakan bahwa apapun anggapan yang mereka pandang benar, maka hendaklah setiap orang melakukannya dengan benar-benar yakin dan percaya dalam hatinya sendiri. Siapa yang berpegang pada suatu hari tertentu, baiklah ia melakukannya untuk Tuhan. Barangsiapa yang makan segala sesuatu, hendaklah ia melakukannya juga untuk Tuhan, dan memakannya dengan penuh ucapan syukur kepada Allah. Sebaliknya barangsiapa yang hanya makan sayur-sayuran, hendaklah ia melakukannya juga untuk Tuhan dan mengucap syukur kepada Allah. (Roma 14:1-6)
Firman Tuhan katakan dalam kitab Roma 15:1-2,7 dan 1 Korintus 10:33 bahwa dalam segala hal tersebut diatas, mereka yang lebih kuat imannya itu wajib menanggung kelemahan orang tidak kuat imannya dan janganlah mereka mencari kesenangannya sendiri, melainkan mencari kesenangan sesamanya demi kebaikkannya untuk membangun imannya dan demi kepentingan orang banyak supaya mereka beroleh selamat. Janganlah kita mencela atau menghakimi mereka, melainkan terimalah satu orang akan yang lain, sama seperti Kristus juga telah menerima kita, untuk kemuliaan Allah.
Doa kami:
Tuhan, mampukanlah kami untuk dapat mengikuti teladanMu dalam menjalani kehidupan kami sehari-hari dengan tidak mencari kesenangan kami sendiri, melainkan kesenangan sesama demi kebaikkan mereka untuk membangunnya, supaya kami semua beroleh selamat. Amin
Antara lain ketika Paulus diundang makan bersama dengan orang bukan Yahudi. Pertama, sebenarnya adalah tabu, untuk seorang Yahudi duduk makan bersama dengan orang non Yahudi. Kedua, orang bukan Yahudi memakan daging babi yang banyak dijual dipasar daging, sedangkan orang Yahudi tidak makan daging babi. Ketiga. Mereka juga sering memakan makanan yang telah dipersembahkan kepada berhala mereka, sedangkan bagi orang Yahudi, hal itu adalah sesuatu yang najis.
Kalau Paulus diundang makan oleh sesorang yang tidak percaya dan undangan itu dia terima, maka dia makan saja apa saja yang dihidangkan kepadanya, tanpa mengadakan pemeriksaan karena keberatan-keberatan hati nurani, sebab firman Tuhan berkata: Bumi serta segala isinya adalah milik Tuhan. Paulus turut bersama mereka memakannya adalah untuk kepentingan orang yang tidak percaya itu dan untuk menyenangkan orang itu.(1 Korintus 10:25-27)
Bagi Paulus yang sudah lebih kuat imannya, perihal makanan tidaklah menjadi persoalan baginya dalam menjalani hidup sebagai orang yang percaya kepada Tuhan. Yang penting Paulus melakukan ini adalah untuk membangun iman orang yang tidak percaya, sehingga mereka beroleh selamat.
Tetapi apabila Paulus bersama dengan temannya yang lebih lemah imannya (misalnya orang Yahudi yang barusan bertobat dan percaya kepada Yesus), lalu mereka diundang makan oleh seorang yang tidak percaya dan orang itu menghidangkan makanan yang terbuat dari daging babi atau makanan yang telah dipersembahkan kepada berhala, dan temannya itu berkata kepada Paulus: Janganlah engkau memakannya! Maka karena keberatan rohani dari temannya yang lebih lemah imannya itu, Paulus bersedia tidak memakannya, meskipun ia lapar.
Sebenarnya Paulus bisa saja berkata kepada temannya: Kalau aku mengucap syukur atas apa yang aku turut memakannya, mengapa kebebasanku untuk memakan apa saja, harus ditentukan oleh keberatan hati nuranimu? Mengapa kamu berkata jahat tentang aku, karena makanan yang atasnya aku mengucap syukur ? Namun Paulus tidak melakukannya dan tidak memakannya, demi kemuliaan Allah, dan demi menyenangkan hati temannya yang lebih lemah imannya itu dan demi kepentingan semua orang, supaya semua beroleh selamat. (1 Korintus 10:28-33)
Selain itu sering juga kita jumpai bahwa ada orang yang lebih lemah imannya, mereka hanya makan sayur-sayuran saja, tetapi ada juga orang yang lebih kuat imannya, dia yakin, bahwa dia boleh makan segala jenis makanan.(Matius 15:11)
Demikian juga kita dapati bahwa ada orang yang menganggap hari yang satu lebih penting daripada hari yang lain, tetapi sebaliknya ada juga seorang yang lain, yang menganggap semua hari sama saja.
Maka dalam semua hal ini, Alkitab katakan bahwa apapun anggapan yang mereka pandang benar, maka hendaklah setiap orang melakukannya dengan benar-benar yakin dan percaya dalam hatinya sendiri. Siapa yang berpegang pada suatu hari tertentu, baiklah ia melakukannya untuk Tuhan. Barangsiapa yang makan segala sesuatu, hendaklah ia melakukannya juga untuk Tuhan, dan memakannya dengan penuh ucapan syukur kepada Allah. Sebaliknya barangsiapa yang hanya makan sayur-sayuran, hendaklah ia melakukannya juga untuk Tuhan dan mengucap syukur kepada Allah. (Roma 14:1-6)
Firman Tuhan katakan dalam kitab Roma 15:1-2,7 dan 1 Korintus 10:33 bahwa dalam segala hal tersebut diatas, mereka yang lebih kuat imannya itu wajib menanggung kelemahan orang tidak kuat imannya dan janganlah mereka mencari kesenangannya sendiri, melainkan mencari kesenangan sesamanya demi kebaikkannya untuk membangun imannya dan demi kepentingan orang banyak supaya mereka beroleh selamat. Janganlah kita mencela atau menghakimi mereka, melainkan terimalah satu orang akan yang lain, sama seperti Kristus juga telah menerima kita, untuk kemuliaan Allah.
Doa kami:
Tuhan, mampukanlah kami untuk dapat mengikuti teladanMu dalam menjalani kehidupan kami sehari-hari dengan tidak mencari kesenangan kami sendiri, melainkan kesenangan sesama demi kebaikkan mereka untuk membangunnya, supaya kami semua beroleh selamat. Amin