
Kelemah-lembutan bukanlah merupakan sifat bawaan manusia sejak lahir dan juga bukan karena latar belakang suku, bahasa, budaya suatu daerah. Kelemah-lembutan adalah sesuatu yang perlu kita pelajari dari Tuhan yaitu melalui firmanNya. (Matius 11:29)
Rasul Petrus dan murid-murid Yesus lainnya, bukanlah orang yang lemah lembut sejak lahir, tetapi ketika mereka menjadi murid Yesus dan belajar daripadaNya, maka mereka bisa menjadi pribadi-pribadi yang lemah lembut dan rendah hati.
Yesus menjelaskan bahwa Dia adalah pribadi yang lemah lembut dan rendah hati. (Matius 11:29) Dan sebelumnya dalam khotbahNya di bukit Tuhan Yesus mengatakan: Berbahagialah orang yang lemah lembut, karena mereka yang akan memiliki bumi.
Memiliki bumi yang dimaksud disini adalah hidupnya diberkati. Artinya memiliki kehidupan yang layak, diberkati di dunia dan tentu selamat di sorga. Lalu, apa itu kelemah-lembutan ?
Seseorang yang lemah lembut bukanlah seorang yang lemah/loyo. Dalam bahasa Yunani kata lemah lembut disebut "praus atau praos" yaitu sebuah istilah yang biasanya dipakai untuk kuda dewasa yang mudah dijinakkan, tunduk, tidak berontak, tidak kasar dan dapat ditunggangi. Itulah gambaran kelemah-lembutan: kuat tetapi taat kepada kekang dan menggunakan kekuatannya sesuai dengan perintah yang menunggangnya. Untuk memudahkan memahami ciri-ciri orang yang lemah lembut dapat dijelaskan melalui beberapa hal:
Pertama. Yesus rela diperlakukan tidak adil, dicaci maki, disiksa, dilukai dan dipaku diatas kayu salib sampai mati.(1 Petrus 2:23-24)
Dalam kisah Tuhan Yesus sangat jelas pada bagian ini ketika Dia diperlakukan tidak adil oleh kelompok orang yang memusuhiNya baik dipihak Yahudi maupun tentara Romawi. Tetapi Yesus tidak membalasnya bahkan dari mulutNya mengalir doa : Ya Bapa, ampunilah mereka, sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat. (Lukas 23:34) Dan dibagian yang lain Yesus juga mengajarkan kepada kita agar memberi pipi kiri juga, apabila pipi kanan kita ditampar. (Matius 5:39)
Kedua. Yesus menerima keberadaan kita sebagaimana adanya, maka demikian juga kita diminta agar menerima satu akan yang lain sebagaimana adanya untuk kemuliaan Allah. (Roma 15:7)
Ketiga. Yesus bisa marah, tetapi tidak berdosa. (Efesus 4:26) Tuhan Yesus tidak marah jika orang berusaha memancing kemarahanNya, tetapi Ia marah terhadap perbuatan orang-orang yang menajiskan bait Allah.(Yohanes 2:15)
Memang sulit kedengarannya menjadi orang yang lemah-lembut seperti Yesus, tetapi kekuatan dan kuasa Roh Kudus dan benih Ilahi yaitu firman Tuhan yang ada dalam diri kita, akan memampukan kita untuk itu.
Datanglah, percayalah kepada Tuhan Yesus, belajarlah lemah lembut dan rendah hati daripadaNya. Serahkanlah segala ketidak-sabaran kita, kekasaran kita, pemberontakkan kita dan kesombongan kita kepadaNya, sebab dengan kekuatan sendiri tidaklah kita mampu untuk menjadi lemah lembut dan rendah hati.
Misalnya ketika suatu hari tanpa berdoa, kita berjanji kepada diri sendiri bahwa kita tidak mau marah-marah atau berkata-kata atau bersikap kasar lagi terhadap orang-orang disekitar kita. Tetapi karena berbagai alasan, ternyata pada akhirnya kita marah-marah juga atau berkata kasar/menghina atau bertindak jahat terhadap mereka. Lalu kita menyesal karenanya, namun sayangnya sudah terlambat.
Oleh sebab itu datanglah setiap pagi dan malam kepada Tuhan Yesus, berdoalah dan serahkanlah semua letih lesu kita, kegagalan kita ini kepadaNya, akuilah semua kelemahan dan kesalahan kita. Lalu pikulah salib kita setiap hari dan lakukanlah firman Tuhan dengan sepenuh hati kita. Mintalah anugerahNya dan kekuatanNya, supaya kita bisa belajar lemah lembut dan rendah hati dari Tuhan, maka nanti kita akan melihat bahwa sedikit demi sedikit Tuhan akan memampukan kita berubah menjadi seperti yang Ia inginkan.
Doa kami :
Bapa yang ada di sorga dalam nama Yesus, Engkau tahu seperti apa sifat dan karakter kami, namun kami percaya bahwa Engkau juga sanggup mengubahkannya bagi kami. Amin
Rasul Petrus dan murid-murid Yesus lainnya, bukanlah orang yang lemah lembut sejak lahir, tetapi ketika mereka menjadi murid Yesus dan belajar daripadaNya, maka mereka bisa menjadi pribadi-pribadi yang lemah lembut dan rendah hati.
Yesus menjelaskan bahwa Dia adalah pribadi yang lemah lembut dan rendah hati. (Matius 11:29) Dan sebelumnya dalam khotbahNya di bukit Tuhan Yesus mengatakan: Berbahagialah orang yang lemah lembut, karena mereka yang akan memiliki bumi.
Memiliki bumi yang dimaksud disini adalah hidupnya diberkati. Artinya memiliki kehidupan yang layak, diberkati di dunia dan tentu selamat di sorga. Lalu, apa itu kelemah-lembutan ?
Seseorang yang lemah lembut bukanlah seorang yang lemah/loyo. Dalam bahasa Yunani kata lemah lembut disebut "praus atau praos" yaitu sebuah istilah yang biasanya dipakai untuk kuda dewasa yang mudah dijinakkan, tunduk, tidak berontak, tidak kasar dan dapat ditunggangi. Itulah gambaran kelemah-lembutan: kuat tetapi taat kepada kekang dan menggunakan kekuatannya sesuai dengan perintah yang menunggangnya. Untuk memudahkan memahami ciri-ciri orang yang lemah lembut dapat dijelaskan melalui beberapa hal:
Pertama. Yesus rela diperlakukan tidak adil, dicaci maki, disiksa, dilukai dan dipaku diatas kayu salib sampai mati.(1 Petrus 2:23-24)
Dalam kisah Tuhan Yesus sangat jelas pada bagian ini ketika Dia diperlakukan tidak adil oleh kelompok orang yang memusuhiNya baik dipihak Yahudi maupun tentara Romawi. Tetapi Yesus tidak membalasnya bahkan dari mulutNya mengalir doa : Ya Bapa, ampunilah mereka, sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat. (Lukas 23:34) Dan dibagian yang lain Yesus juga mengajarkan kepada kita agar memberi pipi kiri juga, apabila pipi kanan kita ditampar. (Matius 5:39)
Kedua. Yesus menerima keberadaan kita sebagaimana adanya, maka demikian juga kita diminta agar menerima satu akan yang lain sebagaimana adanya untuk kemuliaan Allah. (Roma 15:7)
Ketiga. Yesus bisa marah, tetapi tidak berdosa. (Efesus 4:26) Tuhan Yesus tidak marah jika orang berusaha memancing kemarahanNya, tetapi Ia marah terhadap perbuatan orang-orang yang menajiskan bait Allah.(Yohanes 2:15)
Memang sulit kedengarannya menjadi orang yang lemah-lembut seperti Yesus, tetapi kekuatan dan kuasa Roh Kudus dan benih Ilahi yaitu firman Tuhan yang ada dalam diri kita, akan memampukan kita untuk itu.
Datanglah, percayalah kepada Tuhan Yesus, belajarlah lemah lembut dan rendah hati daripadaNya. Serahkanlah segala ketidak-sabaran kita, kekasaran kita, pemberontakkan kita dan kesombongan kita kepadaNya, sebab dengan kekuatan sendiri tidaklah kita mampu untuk menjadi lemah lembut dan rendah hati.
Misalnya ketika suatu hari tanpa berdoa, kita berjanji kepada diri sendiri bahwa kita tidak mau marah-marah atau berkata-kata atau bersikap kasar lagi terhadap orang-orang disekitar kita. Tetapi karena berbagai alasan, ternyata pada akhirnya kita marah-marah juga atau berkata kasar/menghina atau bertindak jahat terhadap mereka. Lalu kita menyesal karenanya, namun sayangnya sudah terlambat.
Oleh sebab itu datanglah setiap pagi dan malam kepada Tuhan Yesus, berdoalah dan serahkanlah semua letih lesu kita, kegagalan kita ini kepadaNya, akuilah semua kelemahan dan kesalahan kita. Lalu pikulah salib kita setiap hari dan lakukanlah firman Tuhan dengan sepenuh hati kita. Mintalah anugerahNya dan kekuatanNya, supaya kita bisa belajar lemah lembut dan rendah hati dari Tuhan, maka nanti kita akan melihat bahwa sedikit demi sedikit Tuhan akan memampukan kita berubah menjadi seperti yang Ia inginkan.
Doa kami :
Bapa yang ada di sorga dalam nama Yesus, Engkau tahu seperti apa sifat dan karakter kami, namun kami percaya bahwa Engkau juga sanggup mengubahkannya bagi kami. Amin