
Suatu saat seseorang bertanya: pak, Kan Tuhan itu "Kasih" ; tetapi mengapa banyak umatNya menderita dengan berbagai macam kekurangan dan sakit penyakit? Pertanyaan inilah yang menjadi tema renungan kita hari ini, supaya kita merenungkan kembali pemahaman kita tentang kasih Allah. Setiap orang yang percaya kepada Tuhan Yesus, pasti mengetahui bahwa salah satu sifat Allah adalah "Kasih". Persoalannya adalah Kasih Allah itu seperti apa?
Banyak orang yang memahami dan mendefinisikan kasih Allah itu sebagai kasih yang "Memanjakan". Artinya sebuah kasih yang tidak menuntut, dan kasih yang membiarkan kejahatan tidak dihukum. Tetapi kalau kita membaca ayat firman Tuhan diatas, sangatlah jelas bahwa Allah kita adalah Allah yang menegakkan keadilan dan memberikan penghukuman yang dasyat bagi orang-orang fasik.
Perhatikan dalam kitab Mazmur 48:5-7 dikatakan bahwa pada saat murka/penghukuman Allah dinyatakan, maka kegentaran menimpa raja-raja yang berkumpul melawan Dia, kegentaran ini dikatakan menjadikan mereka kesakitan seperti perempuan yang akan melahirkan yaitu membuat raja-raja itu jadi sangat terkejut, bingung, dan ketakutan sampai stress dan mules perutnya. Jadi raja-raja itu mengalami kegentaran dan ketakutan secara lahir dan batin.
Tetapi sebaliknya, bagi umat Tuhan yang mengingat Tuhan dan takut akan Tuhan , mereka memuji Allah yang menegakkan keadilan itu dan mereka bersorak-sorak.(Mazmur 48:10-12) Allah itu memang kasih, tetapi kasihNya tidak meng-kompromi-kan dosa. Dalam kitab Nahum 1:3, dijelaskan pada kita bahwa: "Tuhan itu panjang sabar dan besar kuasa, tetapi Ia tidak sekali-kali membebaskan dari hukuman orang yang bersalah".
Janganlah kita berpikir karena Allah itu kasih dan panjang sabar, maka dosa kita diampuni begitu saja, tanpa konsekwensi yang harus kita tanggung. Mengapa? Karena dalam kehidupan kekristenan berlaku apa yang namanya "Hukum tabur-tuai", apa yang kita tabur itulah yang kita tuai.
Memang kalau kita bertobat, mengakui dosa kita dan memohon ampun kepada Tuhan, maka secara rohani kita diampuni dan hubungan kita dengan Allah pulih kembali, tetapi konsekwensi fisik/hukuman duniawi tetap kita harus jalankan. Misalnya kita kedapatan melakukan suatu kejahatan korupsi atau mencuri, maka konsekwensinya secara jasmani, kita akan dihukum sesuai dengan peraturan/undang-undang negara yang berlaku dimana kita berada.
Pesan Firman Tuhan bagi kita hari ini, mengingatkan kita bahwa Allah memang kasih, tetapi Dia juga adalah Allah yang adil. Kasihnya adalah mengampuni dosa kita, tetapi keadilannya adalah Ia akan menghukum setiap kejahatan dengan keras. Kalau kita memahami sifat Allah seperti ini, maka hal tersebut akan memberi rasa aman dan penghiburan bagi kita sepanjang kita berlindung kepadaNya.
Doa kami :
Tuhan Yesus yang baik, ajarlah kami memahami sifat, kuasa, keadilan dan kasihMu supaya kami tidak menyalah gunakan arti kesabaranMu terhadap setiap pelanggaran kami terhadap firmanMu! Amin
Banyak orang yang memahami dan mendefinisikan kasih Allah itu sebagai kasih yang "Memanjakan". Artinya sebuah kasih yang tidak menuntut, dan kasih yang membiarkan kejahatan tidak dihukum. Tetapi kalau kita membaca ayat firman Tuhan diatas, sangatlah jelas bahwa Allah kita adalah Allah yang menegakkan keadilan dan memberikan penghukuman yang dasyat bagi orang-orang fasik.
Perhatikan dalam kitab Mazmur 48:5-7 dikatakan bahwa pada saat murka/penghukuman Allah dinyatakan, maka kegentaran menimpa raja-raja yang berkumpul melawan Dia, kegentaran ini dikatakan menjadikan mereka kesakitan seperti perempuan yang akan melahirkan yaitu membuat raja-raja itu jadi sangat terkejut, bingung, dan ketakutan sampai stress dan mules perutnya. Jadi raja-raja itu mengalami kegentaran dan ketakutan secara lahir dan batin.
Tetapi sebaliknya, bagi umat Tuhan yang mengingat Tuhan dan takut akan Tuhan , mereka memuji Allah yang menegakkan keadilan itu dan mereka bersorak-sorak.(Mazmur 48:10-12) Allah itu memang kasih, tetapi kasihNya tidak meng-kompromi-kan dosa. Dalam kitab Nahum 1:3, dijelaskan pada kita bahwa: "Tuhan itu panjang sabar dan besar kuasa, tetapi Ia tidak sekali-kali membebaskan dari hukuman orang yang bersalah".
Janganlah kita berpikir karena Allah itu kasih dan panjang sabar, maka dosa kita diampuni begitu saja, tanpa konsekwensi yang harus kita tanggung. Mengapa? Karena dalam kehidupan kekristenan berlaku apa yang namanya "Hukum tabur-tuai", apa yang kita tabur itulah yang kita tuai.
Memang kalau kita bertobat, mengakui dosa kita dan memohon ampun kepada Tuhan, maka secara rohani kita diampuni dan hubungan kita dengan Allah pulih kembali, tetapi konsekwensi fisik/hukuman duniawi tetap kita harus jalankan. Misalnya kita kedapatan melakukan suatu kejahatan korupsi atau mencuri, maka konsekwensinya secara jasmani, kita akan dihukum sesuai dengan peraturan/undang-undang negara yang berlaku dimana kita berada.
Pesan Firman Tuhan bagi kita hari ini, mengingatkan kita bahwa Allah memang kasih, tetapi Dia juga adalah Allah yang adil. Kasihnya adalah mengampuni dosa kita, tetapi keadilannya adalah Ia akan menghukum setiap kejahatan dengan keras. Kalau kita memahami sifat Allah seperti ini, maka hal tersebut akan memberi rasa aman dan penghiburan bagi kita sepanjang kita berlindung kepadaNya.
Doa kami :
Tuhan Yesus yang baik, ajarlah kami memahami sifat, kuasa, keadilan dan kasihMu supaya kami tidak menyalah gunakan arti kesabaranMu terhadap setiap pelanggaran kami terhadap firmanMu! Amin
Setuju, oleh karena itu demi kebaikan kita banyak doa tak bisa Tuhan dikabulkan.Dan demi kebaikan kita juga, kadang-kadang kita dihajar Nya.