
Salah satu sikap dan tindakan yang terpuji menjadi ciri khas orang-orang yang bersahabat, dan sebagai saudara seiman adalah sikap saling menasehati dan saling memperingatkan.
Memang kadang-kadang ada orang yang sulit menegor sahabatnya yang jalan-jalannya keliru. Karena kalau kita perhatikan, dalam pergaulan diantara para sahabat dekat, ada kita jumpai sikap yang demikian. Mengapa ? Karena kita sungkan menasehati dan menegor orang-orang yang dengannya kita bersahabat cukup dekat. Kita kuatir akan perasaan teman yang ditegor, nanti mereka tersinggung, sehingga membuat persahabatan menjadi renggang.
Apakah sikap demikian benar? "Tidak! Sebab sesungguhnya semakin kita dekat dan akrab dengan seseorang, maka kita perlu semakin berusaha memberikan yang terbaik bagi dia, termasuk menegornya, apabila ada sikapnya yang kurang baik atau ada perbuatannya yang melakukan pelanggaran. Jadi sikap tidak menegor diantara sesama sahabat/teman adalah tindakan sebuah persahabatan semu/kurang jujur dan ada kecenderungan pada tindakan kompromi terhadap sebuah kesalahan.
Menegor atau menasehati bukan saja pada waktu terjadi kesalahan, tetapi itu adalah merupakan suatu kesatuan dalam sebuah persekutuan/persahabatan yang saling membangun dan saling memperhatikan. Tujuannya apa? Supaya ajaran Kristus dapat dipraktekkan.
Siapa saja yang dapat menasehati? Memang dalam bacaan kita hari ini dikatakan bahwa yang berhak menasehati adalah mereka yang sudah dewasa imannya, yang setia dalam Tuhan. Rasul Paulus menasehati jemaat di Korintus sebagai hasil pelayanannya, yang keteladanan hidupnya tidak diragukan lagi.
Namun, perlu kita renungkan baik-baik, dalam konteks sekarang ini, janganlah tunggu sampai kita sempurna dulu, menjadi Pastor/Pendeta dulu atau menjadi hamba Tuhan dulu dan sebagainya, barusan kita menasehati orang lain.
Prinsip yang utama disampaikan disini buat kita semua adalah bahwa setiap orang kristen terpanggil untuk mewujudkan keteladanan Kristus dalam hidupnya dan saling menasehati sesamanya. Sebab dalam kitab Ibrani 10:25 dikatakan....marilah kita saling menasihati, dan semakin giat melakukannya menjelang hari Tuhan yang mendekat.
Dan firman Tuhan juga katakan bahwa...kalau seorang kedapatan melakukan suatu pelanggaran, maka kita yang rohani, harus memimpin orang itu ke jalan yang benar dalam roh lemah lembut, sambil menjaga diri kita sendiri, supaya kita juga jangan kena pencobaan.(Galatia 6:1)
Baiklah kita sebagai sesama pengikut Yesus Kristus, sebagai umat yang sedang diproses Tuhan untuk bertumbuh imannya, marilah kita saling menegor, menasehati dan saling mendoakan.
Doa kami:
Ya Tuhan Yesus, berikanlah pada kami hati yang mengasihi orang lain seperti Tuhan mengasihi kami! Amin
Memang kadang-kadang ada orang yang sulit menegor sahabatnya yang jalan-jalannya keliru. Karena kalau kita perhatikan, dalam pergaulan diantara para sahabat dekat, ada kita jumpai sikap yang demikian. Mengapa ? Karena kita sungkan menasehati dan menegor orang-orang yang dengannya kita bersahabat cukup dekat. Kita kuatir akan perasaan teman yang ditegor, nanti mereka tersinggung, sehingga membuat persahabatan menjadi renggang.
Apakah sikap demikian benar? "Tidak! Sebab sesungguhnya semakin kita dekat dan akrab dengan seseorang, maka kita perlu semakin berusaha memberikan yang terbaik bagi dia, termasuk menegornya, apabila ada sikapnya yang kurang baik atau ada perbuatannya yang melakukan pelanggaran. Jadi sikap tidak menegor diantara sesama sahabat/teman adalah tindakan sebuah persahabatan semu/kurang jujur dan ada kecenderungan pada tindakan kompromi terhadap sebuah kesalahan.
Menegor atau menasehati bukan saja pada waktu terjadi kesalahan, tetapi itu adalah merupakan suatu kesatuan dalam sebuah persekutuan/persahabatan yang saling membangun dan saling memperhatikan. Tujuannya apa? Supaya ajaran Kristus dapat dipraktekkan.
Siapa saja yang dapat menasehati? Memang dalam bacaan kita hari ini dikatakan bahwa yang berhak menasehati adalah mereka yang sudah dewasa imannya, yang setia dalam Tuhan. Rasul Paulus menasehati jemaat di Korintus sebagai hasil pelayanannya, yang keteladanan hidupnya tidak diragukan lagi.
Namun, perlu kita renungkan baik-baik, dalam konteks sekarang ini, janganlah tunggu sampai kita sempurna dulu, menjadi Pastor/Pendeta dulu atau menjadi hamba Tuhan dulu dan sebagainya, barusan kita menasehati orang lain.
Prinsip yang utama disampaikan disini buat kita semua adalah bahwa setiap orang kristen terpanggil untuk mewujudkan keteladanan Kristus dalam hidupnya dan saling menasehati sesamanya. Sebab dalam kitab Ibrani 10:25 dikatakan....marilah kita saling menasihati, dan semakin giat melakukannya menjelang hari Tuhan yang mendekat.
Dan firman Tuhan juga katakan bahwa...kalau seorang kedapatan melakukan suatu pelanggaran, maka kita yang rohani, harus memimpin orang itu ke jalan yang benar dalam roh lemah lembut, sambil menjaga diri kita sendiri, supaya kita juga jangan kena pencobaan.(Galatia 6:1)
Baiklah kita sebagai sesama pengikut Yesus Kristus, sebagai umat yang sedang diproses Tuhan untuk bertumbuh imannya, marilah kita saling menegor, menasehati dan saling mendoakan.
Doa kami:
Ya Tuhan Yesus, berikanlah pada kami hati yang mengasihi orang lain seperti Tuhan mengasihi kami! Amin