
Melalui renungan kita hari ini, dijelaskan kepada kita sebuah peristiwa yang terjadi sebelum dan saat kedatangan Tuhan Yesus yang kedua kali. "Hari Tuhan" memiliki dua pengertian yaitu: Hari kedatangan Tuhan Yesus yang kedua kali sebagai hakim dan raja dan yang kedua adalah Hari atau saatnya Tuhan menjawab, memulihkan dan memberkati umatNya. Nah, sebelum kedatangan Tuhan Yesus tersebut, terlebih dahulu akan ada pemulihan hubungan antara bapa dan anak secara jasmani dan rohani.
Pemulihan bapa dan anak secara jasmani, terjadi dimulai dalam rumah tangga. Firman Tuhan dalam kitab Efesus 6:4, mengingatkan agar seorang bapa janganlah membangkitkan amarah dalam hati anak-anaknya, melainkan ia harus mendidik mereka dalam ajaran dan nasehat Tuhan. Misalnya si bapa selalu membeda-bedakan dan membanding-bandingkan dia dengan adik atau kakaknya yang lebih pandai atau lebih rajin daripadanya. Atau perilaku si bapa yang selalu berkata-kata kasar atau berbuat kasar terhadap ibunya yang ia sayangi. Hal-hal yang demikian, akan membuat sakit hati dan amarah dalam hati anaknya tersebut.
Sebaliknya, anak-anak harus menaati dan menghormati orang tuanya didalam Tuhan supaya berbahagia dan panjang umur (Efesus 6:1-3). Sebagai anak muda ABG misalnya, ia tetap saja berpacaran, kalau perlu dengan cara berbohong bahwa dia ada acara belajar bersama untuk ulangan besok, tapi sebenarnya dia pergi pacaran. Padahal orang tuanya sudah katakan bahwa kamu kan barusan umur 15 tahun, jadi janganlah pacaran dulu, sekolah saja dulu yang baik.
Seorang bapa tidak mungkin mendidik anaknya dalam ajaran dan nasehat Tuhan, tanpa ia terlebih dahulu menjadi pelaku perintah Tuhan dan hidup sesuai firman Tuhan. Artinya ia harus menjadi teladan yang baik terlebih dahulu bagi anak-anaknya. Misalnya, seorang anak hanya akan menuruti nasehat bapaknya untuk jujur, jika melihat bapaknya jujur. Contoh lainnya seorang anak juga dikemudian hari, akan mengikuti kebiasaan ayahnya yang selalu berdoa saat sebelum makan dan sebagainya.
Sedangkan Pemulihan secara Rohani antara bapa dan anak digambarkan seperti hubungan antara Allah Bapa dengan AnakNya. Hubungan yang seperti ini harus dimiliki oleh setiap orang percaya dan setiap keluarga Kristen. Pemulihan hubungan ini sangat penting untuk Perekat hubungan sesama orang percaya, karena kita semua adalah sesama anggota tubuh Kristus.
Apabila seseorang telah mengalami pemulihan dari Tuhan, maka ia harus memiliki keterikatan satu dengan yang lain. Selain itu, pemulihan hubungan ini juga akan sangat berguna untuk mengatasi gesekan-gesekan yang terjadi dalam kehidupan mereka sehari-hari. Setiap orang percaya kepada Yesus adalah menjadi keluarga Allah dan dengan merasa menjadi satu keluarga secara rohani dalam Tuhan, maka gesekan yang ada pun dengan mudah akan dapat diatasi. Dengan adanya Pemulihan antara bapa dan anak, baik secara jasmani maupun secara rohani, maka keluarga/gereja akan bertumbuh dan berbuah bagi Kristus.
Dengan apa hubungan keluarga dipulihkan? Dengan "Kasih Allah yang agung". Melalui pengorbanan Yesus Kristus, hubungan manusia dan Allah yang rusak oleh dosa, telah dipulihkan oleh kasihNya, maka kita pun terpanggil untuk saling dipulihkan. Kalau hubungan seseorang dengan Allah dipulihkan dan menjadi baik, maka karakternya akan segera berubah, dan hal ini akan sangat berguna bagi pemulihan hubungan dia dengan anaknya, keluarganya dan sesamanya, menjadi sesuatu yang lebih baik.
Apabila ada hubungan diantara kita sebagai keluarga, sahabat, teman, yang mungkin sudah "retak", maka marilah kita pulihkan kembali dengan Saling mengakui dosa kita, saling memaafkan, saling mengampuni, saling menerima dan hidup berdamai. Supaya damai sejahtera Kristus selalu menguasai dan terus hadir dalam kehidupan kita. Kiranya damai sejahtera Allah yang melampaui segala akal memelihara hati dan pikiran kita.
Doa kami :
Terima kasih Tuhan Yesus, karena Engkau telah memulihkan kami dengan kasihMu, dan memampukan juga kami untuk dapat mengasihi dan memulihkan orang lain. Amin
Pemulihan bapa dan anak secara jasmani, terjadi dimulai dalam rumah tangga. Firman Tuhan dalam kitab Efesus 6:4, mengingatkan agar seorang bapa janganlah membangkitkan amarah dalam hati anak-anaknya, melainkan ia harus mendidik mereka dalam ajaran dan nasehat Tuhan. Misalnya si bapa selalu membeda-bedakan dan membanding-bandingkan dia dengan adik atau kakaknya yang lebih pandai atau lebih rajin daripadanya. Atau perilaku si bapa yang selalu berkata-kata kasar atau berbuat kasar terhadap ibunya yang ia sayangi. Hal-hal yang demikian, akan membuat sakit hati dan amarah dalam hati anaknya tersebut.
Sebaliknya, anak-anak harus menaati dan menghormati orang tuanya didalam Tuhan supaya berbahagia dan panjang umur (Efesus 6:1-3). Sebagai anak muda ABG misalnya, ia tetap saja berpacaran, kalau perlu dengan cara berbohong bahwa dia ada acara belajar bersama untuk ulangan besok, tapi sebenarnya dia pergi pacaran. Padahal orang tuanya sudah katakan bahwa kamu kan barusan umur 15 tahun, jadi janganlah pacaran dulu, sekolah saja dulu yang baik.
Seorang bapa tidak mungkin mendidik anaknya dalam ajaran dan nasehat Tuhan, tanpa ia terlebih dahulu menjadi pelaku perintah Tuhan dan hidup sesuai firman Tuhan. Artinya ia harus menjadi teladan yang baik terlebih dahulu bagi anak-anaknya. Misalnya, seorang anak hanya akan menuruti nasehat bapaknya untuk jujur, jika melihat bapaknya jujur. Contoh lainnya seorang anak juga dikemudian hari, akan mengikuti kebiasaan ayahnya yang selalu berdoa saat sebelum makan dan sebagainya.
Sedangkan Pemulihan secara Rohani antara bapa dan anak digambarkan seperti hubungan antara Allah Bapa dengan AnakNya. Hubungan yang seperti ini harus dimiliki oleh setiap orang percaya dan setiap keluarga Kristen. Pemulihan hubungan ini sangat penting untuk Perekat hubungan sesama orang percaya, karena kita semua adalah sesama anggota tubuh Kristus.
Apabila seseorang telah mengalami pemulihan dari Tuhan, maka ia harus memiliki keterikatan satu dengan yang lain. Selain itu, pemulihan hubungan ini juga akan sangat berguna untuk mengatasi gesekan-gesekan yang terjadi dalam kehidupan mereka sehari-hari. Setiap orang percaya kepada Yesus adalah menjadi keluarga Allah dan dengan merasa menjadi satu keluarga secara rohani dalam Tuhan, maka gesekan yang ada pun dengan mudah akan dapat diatasi. Dengan adanya Pemulihan antara bapa dan anak, baik secara jasmani maupun secara rohani, maka keluarga/gereja akan bertumbuh dan berbuah bagi Kristus.
Dengan apa hubungan keluarga dipulihkan? Dengan "Kasih Allah yang agung". Melalui pengorbanan Yesus Kristus, hubungan manusia dan Allah yang rusak oleh dosa, telah dipulihkan oleh kasihNya, maka kita pun terpanggil untuk saling dipulihkan. Kalau hubungan seseorang dengan Allah dipulihkan dan menjadi baik, maka karakternya akan segera berubah, dan hal ini akan sangat berguna bagi pemulihan hubungan dia dengan anaknya, keluarganya dan sesamanya, menjadi sesuatu yang lebih baik.
Apabila ada hubungan diantara kita sebagai keluarga, sahabat, teman, yang mungkin sudah "retak", maka marilah kita pulihkan kembali dengan Saling mengakui dosa kita, saling memaafkan, saling mengampuni, saling menerima dan hidup berdamai. Supaya damai sejahtera Kristus selalu menguasai dan terus hadir dalam kehidupan kita. Kiranya damai sejahtera Allah yang melampaui segala akal memelihara hati dan pikiran kita.
Doa kami :
Terima kasih Tuhan Yesus, karena Engkau telah memulihkan kami dengan kasihMu, dan memampukan juga kami untuk dapat mengasihi dan memulihkan orang lain. Amin