"Aku berkata kepadamu : Setiap kata sia-sia yang diucapkan orang harus di-pertanggung-jawabkannya pada hari penghakiman. Karena menurut ucapanmu engkau akan dibenarkan, dan menurut ucapanmu pula engkau akan dihukum. (Matius 12:36-37)Orang Farisi memegang hukum Taurat bahwa "siapa yang membunuh" harus dihukum ; tetapi Yesus berkata : "Jangankan membunuh", Hanya dengan "marah-marah" saja terhadap saudaranya, sudah harus dihukum. Hanya dengan mengatakan kepada saudaranya : "Kafir ! ", sudah harus dihadapkan ke Mahkamah Agama. Hanya dengan berkata : "Jahil !", sudah harus diserahkan kedalam neraka yang menyala-nyala ! (Matius 5:22). Sadis benar !!
Bukankah Yesus pernah marah di bait Allah (Yohanes 2:13-15) ? Bukankah ada kesan dalam Alkitab bahwa kita diperbolehkan marah....? Tetapi kalau kita teliti ayat firman TUHAN dalam kitab Matius 5:22 didalam teks bahasa aslinya, ternyata ada 3 sikap yang merusak dalam kata-kata tersebut :
1. Marah.
Dalam bahasa Yunani ada 2 kata yang diterjemahkan dengan "marah" yaitu : yaitu "orge" dan "thumos". Orge adalah kemarahan jangka panjang dan berlarut-larut, disertai kebencian. Nah, kata yang dipakai dalam kitab Matius 5:22 diatas adalah "orge" yaitu kemarahan yang berlarut-larut, yang disertai dengan kebencian dan dendam. Cobalah sekarang kita baca ayat firman TUHAN dalam kitab Matius 5:22 diatas dengan memakai istilah "orge"...., maka artinya akan sangat berbeda dengan pengertian kita sebelumnya. Kalau kita marah berlarut-larut kepada saudara kita dan disertai dengan kebencian, maka memang harus dihukum. Karena firman TUHAN dalam kitab Lukas 6: 37 mengatakan : Ampunilah dan kamu akan diampuni.
2.Kafir.
Dalam bahasa Yunani kafir disebut "rhaka" = biasanya diucapkan oleh orang orang yang merasa dirinya lebih baik, lebih saleh, maksudnya adalah untuk merendahkan / menghina orang lain. "Rhaka" itu semacam kesombongan rohani, se-akan-akan orang lain itu buruk dan tidak ada kebenaran sama sekali. Padahal kitab Amsal 14:21 mengatakan : Siapa menghina sesamanya berbuat dosa,........,Cobalah sekarang kita baca ayat firman TUHAN dalam kitab Matius 5:22 diatas dengan memakai istilah "rhaka"..., maka artinya pun menjadi lebih jelas dan memang orang yang mengatakan : Kafir ! itu harus dihadapkan ke Mahkamah Agama untuk diminta pertanggung-jawaban kata-kata "Kafir" yang diucapkannya itu.
3.Jahil.
Dalam bahasa Yunani istilah itu disebut "moros"= kata yang biasanya diucapkan untuk merusak nama baik, menghancurkan kehidupan orang lain. Jadi kata "moros" itu adalah semacam fitnah yang keji. Sekarang : bacalah ayat firman TUHAN dalam kitab Matius 5:22 diatas dengan memakai istilah moros...., maka orang yang mengatakan Jahil", memang sudah seharusnya diserahkan kedalam neraka yang menyala-nyala ! Anekdot sekular-pun mengatakan bahwa fitnah itu, lebih kejam dari pembunuhan.
Kesimpulan :
Marah bisa memberi kesan positif ("thumos"), tetapi bisa juga negatip ("orge"). Dan kalau marah disertai dengan perkataan yang sia-sia dan tidak bisa dipertanggung-jawabkan, maka akan berlakulah firman TUHAN kepada kita yaitu "Menurut ucapanmu engkau akan dibenarkan, dan menurut ucapanmu pula engkau akan dihukum". Karena itu waspadalah dan janganlah mudah marah, apalagi marah-marah !!!
Doa kami:
TUHAN Yesus tolonglah kami dan jagailah hati dan mulut kami, supaya kami jangan sampai marah-marah dan gegabah mengucapkan perkataan yang sia-sia atau menghina, apalagi memfitnah saudara kami dan sesama kami. Amin
Persekutuan Doa Air Hidup: Pertobatan dan Pemulihan bagi orang yang sudah percaya kepada Tuhan Yesus, agar mereka bisa menjadi berkat bagi gerejanya dan memberitakan Keselamatan dari Tuhan bagi mereka yang belum percaya kepadaNya.