"Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan AnakNya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepadaNya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal."(Yohanes 3 : 16)
Menjelang hari Natal yang sebentar lagi akan tiba, kita diingatkan akan besarnya kasih Allah kepada manusia, sehingga Ia rela mengaruniakan AnakNya yang tunggal, supaya siapa saja yang percaya kepadaNya tidak binasa, tetapi memperoleh hidup yang kekal.
Ayat ini perlu diketahui dan dipegang oleh semua umat kristiani. Karena Allah adalah "kasih".
Ditengah hiruk pikuk keramaian duniawi menyambut Natal , dengan membeli pakaian baru, alat rumah tangga baru, pesta pora dan sebagainya, marilah kita juga renungkan, apakah kita sudah memiliki "kasih" itu !!
Orang yang memiliki kasih , antara lain sifatnya : sabar, murah hati, tidak sombong dan tidak mementingkan diri sendiri, tidak cemburu. (1 Korintus 13 : 4-8)
Tidak heran dalam upacara pemberkatan pernikahan banyak pendeta / pastor meng- khotbahkan kasih ini. Sayangnya setelah beberapa tahun menikah , banyak pasangan “ lupa akan kasih mula-mula ketika mereka pacaran“ dan sering bertengkar, saling-menyiksa dan tak ada saling berbagi kasih lagi, masing-masing lebih mementingkan dirinya sendiri.
Kasih itu tak dapat dipisahkan dari pemberian / pengorbanan. Contoh kebesaran kasih Allah yaitu sampai memberikan Anak Nya yang tunggal untuk mati disalib sebagai korban penebus dosa manusia. Maka sudah sepatutnyalah kita juga membiasakan sering berbagi kasih.
Dibeberapa bagian dunia ada kebiasaan merayakan hari (cinta) kasih dengan saling memberi kepada orang yang dikasihi yang disebut hari Valentine Day.
Mengapa kita tidak jadikan kebiasaan setiap hari adalah Valentine ? Dengan berbagi senyum, dengan berbagi kepedulian, dan memberikan bantuan dan dorongan moril. Tak selalu pemberian itu harus berupa materi.
Kasih itu juga tak bisa dilepaskan dari pengampunan. Orang yang memiliki kasih pasti memiliki sifat mengampuni .Dalam bagian Alkitab yang lain kita baca perintah Tuhan agar kita mengampuni kesalahan orang.
Berapa kali kita harus mengampuni kesalahan orang lain terhadap kita ? jumlahnya bukan 3 x, atau 5 x, atau 7 x, tetapi 70 x 7 = 490 x....Dan disebutkan dalam doa Bapa Kami, kita minta diampuni kesalahan kita oleh Allah , seperti kita juga mengampuni orang yang bersalah kepada kita. Prakteknya memang susah, tetapi lakukan saja karena pengampunan itu obat yang manjur untuk menyembuhkan luka hati.
Kasih juga berhubungan dengan kerendahan hati. Sang istri tetap harus tunduk kepada suaminya, meskipun suaminya tidak bisa cari uang / sedang menganggur atau gajinya lebih kecil daripada istrinya. Sang anak juga harus menghormati orang tuanya, meskipun orang tuanya sering mengabaikan dia atau sering menghina dia. Sang suami juga harus bijaksana dan menghormati istrinya sebagai kaum yang lebih lemah dan sebagai teman pewaris kehidupan rumah tangganya, meskipun sang istri mungkin sering cerewet dan mengomel dan sebagainya.
Kasih juga berkaitan erat dengan kekekalan. Artinya kalau kita mengasihi seseorang, maka kasih itu sifatnya bukan hanya sementara, karena kita sedang membutuhkan orang itu. Nanti kalau kita sudah tidak butuh orang itu lagi, maka kita tidak mengasihi dia lagi. Demikian juga kasih kita terhadap TUHAN harus tetap dan terus menerus. Jangan sampai terjadi bahwa kalau TUHAN tidak memperhatikan / menjawab doa-doa kita atau TUHAN izinkan banyak pencobaan datang dalam hidup kita, maka kita tidak mau mengasihi TUHAN lagi dan tidak mau melakukan perintahNya lagi.
Doa kami:
Penuhilah kami ya TUHAN Allah Bapa yang ada di sorga dalam nama Yesus dengan kasihMu yang kekal dan ajaib, supaya kami dapat mengasihi sesama kami seperti Engkau telah mengasihi kami. Amin
Menjelang hari Natal yang sebentar lagi akan tiba, kita diingatkan akan besarnya kasih Allah kepada manusia, sehingga Ia rela mengaruniakan AnakNya yang tunggal, supaya siapa saja yang percaya kepadaNya tidak binasa, tetapi memperoleh hidup yang kekal.
Ayat ini perlu diketahui dan dipegang oleh semua umat kristiani. Karena Allah adalah "kasih".
Ditengah hiruk pikuk keramaian duniawi menyambut Natal , dengan membeli pakaian baru, alat rumah tangga baru, pesta pora dan sebagainya, marilah kita juga renungkan, apakah kita sudah memiliki "kasih" itu !!
Orang yang memiliki kasih , antara lain sifatnya : sabar, murah hati, tidak sombong dan tidak mementingkan diri sendiri, tidak cemburu. (1 Korintus 13 : 4-8)
Tidak heran dalam upacara pemberkatan pernikahan banyak pendeta / pastor meng- khotbahkan kasih ini. Sayangnya setelah beberapa tahun menikah , banyak pasangan “ lupa akan kasih mula-mula ketika mereka pacaran“ dan sering bertengkar, saling-menyiksa dan tak ada saling berbagi kasih lagi, masing-masing lebih mementingkan dirinya sendiri.
Kasih itu tak dapat dipisahkan dari pemberian / pengorbanan. Contoh kebesaran kasih Allah yaitu sampai memberikan Anak Nya yang tunggal untuk mati disalib sebagai korban penebus dosa manusia. Maka sudah sepatutnyalah kita juga membiasakan sering berbagi kasih.
Dibeberapa bagian dunia ada kebiasaan merayakan hari (cinta) kasih dengan saling memberi kepada orang yang dikasihi yang disebut hari Valentine Day.
Mengapa kita tidak jadikan kebiasaan setiap hari adalah Valentine ? Dengan berbagi senyum, dengan berbagi kepedulian, dan memberikan bantuan dan dorongan moril. Tak selalu pemberian itu harus berupa materi.
Kasih itu juga tak bisa dilepaskan dari pengampunan. Orang yang memiliki kasih pasti memiliki sifat mengampuni .Dalam bagian Alkitab yang lain kita baca perintah Tuhan agar kita mengampuni kesalahan orang.
Berapa kali kita harus mengampuni kesalahan orang lain terhadap kita ? jumlahnya bukan 3 x, atau 5 x, atau 7 x, tetapi 70 x 7 = 490 x....Dan disebutkan dalam doa Bapa Kami, kita minta diampuni kesalahan kita oleh Allah , seperti kita juga mengampuni orang yang bersalah kepada kita. Prakteknya memang susah, tetapi lakukan saja karena pengampunan itu obat yang manjur untuk menyembuhkan luka hati.
Kasih juga berhubungan dengan kerendahan hati. Sang istri tetap harus tunduk kepada suaminya, meskipun suaminya tidak bisa cari uang / sedang menganggur atau gajinya lebih kecil daripada istrinya. Sang anak juga harus menghormati orang tuanya, meskipun orang tuanya sering mengabaikan dia atau sering menghina dia. Sang suami juga harus bijaksana dan menghormati istrinya sebagai kaum yang lebih lemah dan sebagai teman pewaris kehidupan rumah tangganya, meskipun sang istri mungkin sering cerewet dan mengomel dan sebagainya.
Kasih juga berkaitan erat dengan kekekalan. Artinya kalau kita mengasihi seseorang, maka kasih itu sifatnya bukan hanya sementara, karena kita sedang membutuhkan orang itu. Nanti kalau kita sudah tidak butuh orang itu lagi, maka kita tidak mengasihi dia lagi. Demikian juga kasih kita terhadap TUHAN harus tetap dan terus menerus. Jangan sampai terjadi bahwa kalau TUHAN tidak memperhatikan / menjawab doa-doa kita atau TUHAN izinkan banyak pencobaan datang dalam hidup kita, maka kita tidak mau mengasihi TUHAN lagi dan tidak mau melakukan perintahNya lagi.
Doa kami:
Penuhilah kami ya TUHAN Allah Bapa yang ada di sorga dalam nama Yesus dengan kasihMu yang kekal dan ajaib, supaya kami dapat mengasihi sesama kami seperti Engkau telah mengasihi kami. Amin
Terima Kasih Tuhan!