"Tidak ada kasih
yang lebih besar daripada kasih seorang yang memberikan nyawanya untuk sahabat-sahabatnya.
Kamu adalah sahabat-Ku, jikalau kamu berbuat apa yang kuperintahkan
kepadamu." (Yohanes 15:13-14)
Ayat firman diatas adalah
bagian dari perintah Yesus kepada kita umatNya yg berkata “Kasihilah seorang
akan yg lain”. (Yohanes 15:17)
Jadi Tuhan menginginkan
agar kita, tidak hanya mengasihi sahabat/teman/saudara kita saja, tetapi juga mengasihi
sesama kita, termasuk juga semua orang-orang, musuh/lawan kita yg menyakiti/menghina
kita. Bukankah Tuhan juga sudah memberikan contoh yg demikian kepada kita ? Ia
bahkan sudah rela mati berkorban disalibkan untuk semua orang-orang yg berdosa,
termasuk juga semua orang yg tidak percaya kepadaNya, menyakitiNya, yg menyiksaNya,
menghujatNya, yg menyalibkanNya dan yg menghakimiNya. (Lukas 23:34)
Memberikan nyawanya
artinya memberikan hidupnya. Tetapi bukan hanya seperti seorang ayah yg rela
mengorbankan “hatinya atau levernya” dan juga nyawanya, sebab manusia hanya
punya satu buah lever saja, demi anaknya yg menderita sakit kedua bagian levernya
yg sakit akut dan harus ditransplantasi.
Atau seperti bunda Maria
yg beroleh kasih karunia Allah, dia berani menanggung risiko berkorban nyawanya
untuk mengandung & melahirkan seorang anak laki-laki padahal, padahal dia
belum bersuami. Sebab di zamannya ketika itu, kalau kedapatan seorang wanita
mengandung tanpa suami, maka dia akan dihukum mati dg di rajam dg batu. (Lukas
1:28-35,37)
Bagi kita sebagai orang-orang
yg percaya kepada Tuhan Yesus, sebenarnya memberikan nyawa juga adalah ketika kita
mau selalu hidup dalam pertobatan, yaitu mati terhadap hidup kita yg lama yg
penuh dosa, sebab kita sudah bangkit dalam hidup yg baru yaitu mati bagi dosa
dan hidup bagi Allah dalam Yesus Kristus. Dan dengan bantuan Roh Kudus, kita
akan mampu setiap waktu untuk tidak menuruti keinginan kita berbuat dosa lagi,
sehingga dosa tidak lagi berkuasa dalam tubuh kita yg fana. (Roma 6:2-4,11)
Selain itu, memberikan
nyawa juga adalah ketika kita sebagai orang-orang yg percaya kepada Tuhan, mau
dg tulus mengampuni dosa orang-orang yg membunuh, menista, menyakiti kita atau
keluarga kita dan tidak membalas kejahatan mereka. Atau juga ketika kita mau dg
tulus mengampuni dosa perzinahan/perselingkuhan yg dilakukan oleh pasangan
hidup kita dan tidak mengingat-ingat dosanya lagi serta tidak membalas
perbuatannya itu dg perselingkuhan atau perzinahan lagi.
Maka dg memberikan hidup
kita bagi mereka, maka dosa-dosa kita pun akan diampuni, dan kita juga akan
dijadikan sahabat Tuhan dan akan menjadi orang berbahagia yakni menjadi
sahabatNya. (Yohanes 15:13-14; Lukas 6:37 ; Mazmur 32:1)
Mengapa kita berbahagia
menjadi sahabat Tuhan? Karena sebagai manusia yg fana dan serba terbatas ini,
kita tidak bisa tahu dg pasti, apakah yg akan terjadi dg hidup kita atau dg
orang-orang yg kita kasihi, atau apakah yg akan terjadi dg masa depan kita,
kesehatan kita, bisnis kita .......dll ?
Namun dengan menjadi
sahabat Tuhan, maka kita tahu akan segala sesuatu yg telah didengarNya dari
Allah Bapa di sorga dan juga tentang hal-hal yg akan datang & apa yg akan terjadi
kelak. (Yohanes 16:13)
Contohnya: Elia sudah diberitahu
oleh Tuhan bahwa sudah waktunya dia dipanggil pulang oleh Tuhan dan akan
diangkat ke sorga. (2 Raja-Raja 2:1-11) Demikian juga Musa sudah mengetahui dari
Tuhan bahwa waktunya dia meninggal sudah dekat dan dia dikumpulkan dg kaum
leluhurnya seperti Harun. Sebab itu, sebab itu diakhir hidupnya Musa bisa
memberi perintah dan nasihat kepada seluruh bangsa Israel, lalu dia pergi naik
ke gunung Nebo dipegunungan Abarim di tanah Moab. (Ulangan 32:48-50)
Demikian juga Yesus juga sudah
tahu dari Allah bahwa waktunya kematianNya sudah dekat...dll. (Yohanes 12:35)
Doa kami:
Tuhan Yesus Kristus, tolonglah
kami agar kami dapat selalu hidup dalam pertobatan dan mengampuni orang yg bersalah kepadaMu, agar kami dapat menjadi
sahabatMu. Amin