"Karena itu, saudara saudara, demi kemurahan Allah aku menasihatkan kamu, supaya kamu mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada Allah: itu adalah ibadahmu yang sejati." (Roma 12:1)
Untuk memenangkan sebuah pertandingan, hal terpenting yg perlu kita perhatikan adalah tidak terpancing dengan permainan lawan atau ulah lawan kita.
Jika kita terpancing permainan lawan atau oleh ulahnya, maka permainan kita akan kacau.
Lawan akan mudah mendikte dan mengatur kita, akhirnya kita menjadi kalah.
Contohnya: Petinju Cassius Clay yang belakangan mengganti namanya menjadi dg Mohammad Ali. Dalam setiap awal pertandingan tinju, dia selalu mengolok-olokkan lawan tinjunya dg kata-kata yg merendahkan. Sehingga kalau lawan tinjunya itu terpancing emosinya dan menjadi panas hati oleh olok-olok Ali tsb, maka dia akan mengeluarkan tenaganya dg sembarangan & secara membabi buta menyerang Ali yg terus bertahan terhadap serangannya itu, sambil terus mengolok-oloknya. Sehingga di ronde pertama saja, petinju itu sudah menguras sebagian besar tenaganya dan hal ini akan membuatnya sulit untuk dapat menjalani ronde-ronde tinju selanjutnya. Ketika lawannya Ali sudah menjadi lemah, maka dia akan mudah menjadi bulan-bulanan Ali, sampai akhirnya dia dikalahkan oleh Ali.
Contoh lainnya dalam pertandingan bulu tangkis, Svend Pri juga yg ulahnya sering meminta ganti shuttle cok, atau seringkali minta jeda waktu dalam pertandingan; juga seringkali membuat pebulu tangkis lawannya menjadi kesal dan dia tidak dapat konsentrasi/konsisten dg karakter permaianannnya sendiri. Akibatnya permainannya itu jadi kacau dan mudah dibaca oleh Svend Pri, sehingga akhirnya Svend Pri dapat mengalahkan lawannya itu.
Seorang atlit profesional harus dapat bersikap konsisten dgn karakter permainannya sendiri, tanpa terpancing permainan lawan. Tetapi kalau kita sudah bersikap konsisten dg karakter permainan kita, namun jika seandainya akhirnya kita kalah juga; maka kekalahan kita itu berarti teknik & kemampuan permainan kita-lah yg masih harus diperbaiki/ditingkatkan.
Ketika menghadapi orang yg mudah emosi, marah dan mengeluarkan kata-kata kasar/makian, maka kita tidak boleh mengikuti emosinya, marah dan turut mengeluarkan kata-kata kasar/makian juga. Demikian juga ketika menghadapi orang yg suka yg mengutuki dibelakang kita atau menipu kita, misalnya pembantu rumah tangga kita , janganlah kita membalasnya dg mengutukinya atau menipunya ; sebab pembalasan adalah adalah hakNya Tuhan. Firman Tuhan mengajarkan kepada kita untuk setia dengan karakter Kristus saat kita diperhadapkan dengan orang-orang yg seperti itu. Yaitu kita membalas kejahatan dengan kebaikan, kata-kata caci maki dengan kata-kata berkat & lemah lembut......dll. (Roma 12:17-21)
Jikalau kita dapat melepaskan diri kita dari karakter & sikap mereka yg demikian, serta tetap setia mempraktekkan karakter Kristus; maka kita akan tampil sebagai pemenang.Yaitu kita akan dapat mempersembahkan ibadah kita yg sejati kepada Tuhan Yesus Kristus Allah kita.
Doa kami:
Tuhan Yesus Kristus, tolonglah kami agar dalam hidup kami, dapat selalu mengenakan Engkau ya Tuhan. Amin