“Sebab kita tahu,
bahwa hukum Taurat adalah rohani, tetapi aku bersifat daging, terjual di bawah
kuasa dosa”.
(Roma 7:14)
Sebab Ia berfirman kepada
Musa: "Aku akan menaruh belas kasihan kepada siapa Aku mau menaruh belas
kasihan dan Aku akan bermurah hati kepada siapa Aku mau bermurah
hati." (Roma 9:15)
Diantara kita mungkin ada
yang pernah mempertanyakan tentang ketidakadilan yang terjadi dikalangan kita
orang percaya, yaitu bahwa ada orang yang kelihatan begitu rohani, tetapi
hidupnya biasa aja, dan ada juga yang diberkati berlimpah, disisi lain ada juga
yang kelihatan tidak rohani hidupnya diberkati dan ada juga yang biasa saja.
Selama kita di bumi manusia akan mengukur sukses atau diberkati hidup seseorang
karena baik rohaninya. Sebaliknya jika hidupnya biasa saja atau tidak baik
secara keuangan artinya rohaninya kurang. Ada juga yang sepanjang hidupnya
menderita dianggap kurang baik rohaninya.
Baik atau tidak baik
kondisi keuangan seseorang tidak bisa membuktikan kerohaniannya sama. Ada beberapa orang yang saya perhatikan, secara
rohani baik rajin dan taat ibadah, hidupnyapun diberkati, tetapi perbuatan atau
sifatnya tidak sesuai dengan kebenaran seperti masih suka berbohong, pelit dan
serakah. Kemudian ada yang saya lihat rohaninya baik, tetapi hidupnya susah.
Dalam renungan ini saya
mau kita pahami apa itu rohani baik, dan apa itu hidup diberkati.
Rohani baik sering
diartikan rajin dan taat ibadah, tetapi sebenarnya itu hanya sebagian dari
implementasi dari arti sebenarnya yaitu
sesungguhnya kerohanian yang baik adalah mencintai Tuhan dan hidup takut akan
Tuhan. Jika kita hidup takut Tuhan pastinya tidak akan melakukan yang tidak
benar, dan jika kita cinta Tuhan, maka kita melakukan yang terbaik, selalu
ingin menyenangkan hatiNya dan tidak akan mengecewakanNya.
Kita harus menjaga
kerohanian kita tetap baik sampai akhir hidup kita.
Ada orang yang sepanjang
hidupnya jahat, tetapi akhir hidupnya baik.
(Contoh: orang yang disalib disisi Tuhan
Yesus akhirnya bertobat)
Adapula orang yang sepanjang
hidupnya baik,
tetapi akhir hidupnya tidak.
(Contohnya : Yudas Iskariot adalah murid Yesus, akhir hidupnya
mengkhianati Yesus)
Bukan Tuhan tidak
memperhitungkan kebaikan atau kejahatan, kita sendiri yang menentukan akhir
hidup kita kemana.
Akhir hidup kita yang
menentukan kemana kita. Bukan berarti
menunda pertobatan, kalau sempat bertobat, kalau tidak, berfikirlah bahwa
seolah-olah besok kita akan mati, jadi
setiap hari lakukan pemberesan dengan Tuhan.
Selagi kasih karunia
Tuhan ada dan selagi ada kesempatan mari kita gunakan hari-hari kita untuk
hidup baik, hidup takut akan Tuhan, mengasihi Tuhan dan sesama, bukan supaya
dipandang punya rohani yang baik tetapi yang penting adalah agar diakhir hidup
kita baik. Tuhan mau kita semua akhirnya masuk kerajaan sorga.
Tuhan Yesus memberkati kita
semua. (YH)
Doa kami:
Tuhan Yesus kasihanilah kami dan bermurah hatilah terhadap kami umatMu.
Amin