“Maka Allah telah menyuruh aku
mendahului kamu untuk menjamin kelanjutan keturunanmu di bumi ini dan untuk
memelihara hidupmu, sehingga sebagian besar dari padamu tertolong”. (Kejadian
45:7)
Yusuf adalah salah satu tokoh Alkitab
dalam kitab Perjanjian Lama yang patut kita teladani.
Kasih sayang berlebih yang dia terima dari Takub ayahnya, dia harus menderita disingkirkan dan dijual sebagai budak. Jikalau dalam kehidupan kita mengalami penderitaan mirip-mirip seperti Yusuf dahulu, misalnya karena ada orang-orang/suadara-saudara kita yang iri hati, atau tidak suka melihat berkat yang kita terima, maka tetaplah sabar. Sama seperti Yusuf walaupun disingkirkan dan dijual sebagai budak, tetapi Yusuf tetap sabar menjalani segalanya dengan melakukan yang terbaik hingga bisa dipercaya oleh Potifar.
Kasih sayang berlebih yang dia terima dari Takub ayahnya, dia harus menderita disingkirkan dan dijual sebagai budak. Jikalau dalam kehidupan kita mengalami penderitaan mirip-mirip seperti Yusuf dahulu, misalnya karena ada orang-orang/suadara-saudara kita yang iri hati, atau tidak suka melihat berkat yang kita terima, maka tetaplah sabar. Sama seperti Yusuf walaupun disingkirkan dan dijual sebagai budak, tetapi Yusuf tetap sabar menjalani segalanya dengan melakukan yang terbaik hingga bisa dipercaya oleh Potifar.
Jangan terpengaruh dengan kondisi
buruk yang kita alami tetap lakukan yang terbaik, tetap percaya Tuhan
beserta kita.
Namun sekali lagi, Yusuf diuji
untuk tidak terlena dengan kenyamanan, penolakannya terhadap godaan istri
Potifar yg membuat dia difitnah dan harus dipenjara. Dia harus menderita bukan oleh
karena kesalahannya, tetapi karena melakukan kebenaran. (Kejadian
39:10-30)
Jikalau kita juga pernah
mengalami hal seperti ini tetaplah jalani bagian kita, tidak perlu
membela kebenaran. Membela kebenaran itu bagian Tuhan, sebab dia adalah
Kebenaran itu sendiri. Sebaliknya Tuhanlah yang akan membela kita. Kebenaran
itu akan muncul, jika kita jalani dengan sabar & sukacita, karena kita
percaya bahwa Tuhan adalah pembela kita. Sabar dalam penantian itu adalah
teladan dari Yusuf yang setelah menunggu selama 2 tahun baru diingat oleh
pembuat minuman raja.Kejadian 41:1,9-13)
Kesabaran Yusuf ini membuat dia
dipercaya sebagai tangan kanan raja Firaun. Tuhan selalu memberikan yang
terbaik bagi orang yang sabar menanggung penderitaan, karena melakukan
kebenaran. Jadi tetaplah hidup benar dihadapan manusia dan Allah.
Tetap bersabar walaupun belum melihat buahnya, percayalah bahwa Tuhan beserta dengan kita. Kita
harus melihat penderitaan yang kita alami adalah sebagai bagian dari
rencana Tuhan bagi hidup kita.
Jadi bukanlah kamu yang menyuruh
aku ke sini, tetapi Allah; Dialah yang telah menempatkan aku sebagai bapa bagi
Firaun dan tuan atas seluruh istananya dan sebagai kuasa atas seluruh tanah
Mesir. (Kejadian 45:8)
Belajar dari Yusuf bahwa setiap
kejadian buruk yang menimpa hidup kita, janganlah kita menyalahkan orang yang
menyebabkan hal tersebut; tetapi kita pendang/anggap/melihat ada suatu rencana
indah Tuhan atas kejadian buruk yang kita alami, maka kita akan bisa
melihat kemuliaan Tuhan melalui hidup kita. Jangan mengeluh, tetapi tetap sabar
& bersyukur, sebab ada saatnya nanti, dimana Tuhan mengangkat kita
dari segala kesusahan dan penderitaan yg kita alami. Sekalipun Tuhan tidak
menolong kita, tetaplah percaya bahwa Dia adalah Allah yang hidup,
Allah yang tidak pernah membiarkan anak-anakNya menderita, dan Tuhan akan memampukan
kita untuk menanggungnya, Dia tahu apa terbaik bagi kita yang percaya
kepadaNya.
Tetapi sekarang, janganlah
bersusah hati dan janganlah menyesali diri, karena kamu menjual aku ke sini,
sebab untuk memelihara kehidupanlah, Allah menyuruh aku mendahului kamu.
(Kejadian 45:5)
Yusuf, bukan hanya mau menderita yg
bukan karena kesalahannya, tetapi juga mau memaafkan saudara-saudaranya
yang menyebabkan penderitaannya itu. Dia menganggap pengalaman pahit yang
diterimanya adalah persiapan dari Tuhan, untuk kebaikan keluarganya dimasa yang
akan datang. Dalam menderitaan, begitulah seharusnya kita mempunyai pikiran
positip demi kebaikan. Dengan demikian kita bisa menjalani hari-hari kita
dengan sukacita tanpa keluhan.
Jadi janganlah takut, aku akan
menanggung makanmu dan makan anak-anakmu juga." Demikianlah ia
menghiburkan mereka dan menenangkan hati mereka dengan perkataannya. (Kejadian
50:21)
Sebagai tokoh yang patut
diteladani karena Yusuf tidak hanya memaafkan kesalahan saudaranya, namun
terlebih dari itu dia juga mau memelihara mereka sampai keturunannya,
sangat luar biasa apa yang Yusuf lakukan terhadap orang yang sudah membuat-nya
menderita.
Dengan pertolongan Tuhan, Allah kita yg hidup, maka kita bisa meneladani Yusuf dalam menjalani kehidupan seperti demikian. Tidak menyimpan dendam tetapi memberi berkat bagi yang menganiaya/menyakiti kita dan berkatilah jangan mengutuk. (Roma 12:14)
Dengan pertolongan Tuhan, Allah kita yg hidup, maka kita bisa meneladani Yusuf dalam menjalani kehidupan seperti demikian. Tidak menyimpan dendam tetapi memberi berkat bagi yang menganiaya/menyakiti kita dan berkatilah jangan mengutuk. (Roma 12:14)
Tuhan Yesus memberkati kita semua
dan salam sejahtera dari salah seorang saudari kita seiman dalam Kristus, kawan
sekerja Allah yg tinggal jauh diluar pulau Jawa.
Doa kami:
Tuhan Yesus, mampukanlah kami
untuk bisa mengalahkan kejahatan dg kebaikkan. Amin