“Jawab mereka:
"Yang ada pada kami di sini hanya lima roti dan dua ikan."
Yesus berkata: "Bawalah ke mari kepada-Ku”. (Matius 14:17,18)
Bagi anak-anak Tuhan,
kisah dalam Alkitab tentang lima roti dan dua ekor ikan sudah tidak asing lagi
bahkan sangat hapal dengan cerita ini. Tetapi makna dari cerita ini yang seringkali
dari kita umatNya tidak menyadarinya; yaitu bahwa Tuhan Yesus sanggup mencukupi
kebutuhan kita dari apa yang ada pada kita. Jangan ragu dengan kondisi kita,
sebab Tuhan sanggup mengubahkan. Caranya bagaimana?
Di dalam kitab Matius
pasal 14, ayat yang ke 18 dikatakan "Bawalah kepadaKu", jadi jika
kita mau Tuhan melakukan perkara ajaib dalam hidup kita, maka cukup dengan
menyerahkan segala persoalan/masalah kita kepada Tuhan, maka Ia sanggup
mencukupi segala kebutuhan kita & membereskan semua permasalahan kita,
bahkan dg berlimpah. Makna besar dari kisah dalam nas diatas adalah
"percaya" dan "berserah". Percaya Yesus sanggup melakukan
mujizat asalkan kita berserah kepadaNya. Tuhan Yesus ingin kita menyadari
bahwa Dia Allah yang sanggup membereskan masalah kita dan mencukupi kebutuhan
kita dari apa yang kita punya bahkan berlimpah.
Syukuri apa yang ada
pada kita dan percaya bahwa kita tidak akan kekurangan, karena Tuhan sanggup
memberkati 5 roti dan 2 ikan, sehingga bisa memberi makan lima ribu orang laki2
belum termasuk perempuan2 dan anak2, bahkan masih ada banyak sisanya.
Masihkah kita ragu akan pemeliharan & kuasa Tuhan?
Ada satu contoh yg aneh
& ajaib dalam hidup kami sebagai hamba Tuhan. Didepan rumah kami yg kecil,
saya membuat semacam tempat sampah yg kecil juga , yg hanya cukup utk membuang
sampah rumah tangga kami setiap harinya. Tetapi belakangan ini sejak beberapa
tahun yg lalu, selalu saja ada orang2/pedagang2 yg memakai gerobak sepulangnya
mereka jualan larut di malam hari, mereka selalu saja membuang sampahnya di
tempat samlah kami yg kecil dan unyil itu sehingga tempat sampah itu selalu
penuh sampah dan kotor berantakkan. Pertama kalinya, saya marah ketika melihat
itu dan mencoba minta tolong kepada pak satpam dari klinik kandungan RSCM untuk
memperhatikannya, tetapi tidak bisa tertangkap siapa orang2/pedagang asongan/pedagang
yg pakai gerobak yg hampir setiap malam membuang sampah di tempat sampah kami.
Akhirnya kami, saya
dan istri berdoa saja minta tolong kepada Tuhan. Kemudian kami rubah semua
kemarahan kami, pengertian dari sudut pandang yg positip, bahwa setiap sampah
dibuang di tempat sampah kami adalah jadi berkat bagi kami !? Mengapa demikian
?
Sebab hampir setiap
hari tempat sampah didepan rumah kami itu selalu penuh, kotor dan berantakan,
padahal kami sudah tulis & tempel surat peringatan bahwa “tempat sampah ini
bukan tempat sampah umum” namun ternyata diacuhkan oleh mereka. Maka terpaksa,
kami harus selalu memanggil seorang tukang gerobak sampah yg julukannya bernama
“pak Untung”, sebenarnya namanya adalah pak Slamet, untuk membersihkan sampah
kami dan membuangnya di tempat sampah yg resmi, bukan ke kali/ke sungai. Dan
hampir setiap 2 hari sekali, kami harus memberinya uang sekitar dua puluh ribu
rupiah sampai dua puluh lima ribu rupiah kalau sampahnya kotor berantakkan
& banyak sekali. Bahkan pak Untung pernah menyarankan kepada kami,
bagaimana kalau tempat sampahnya dihancurkan saja pak. Nanti bapak & ibu pakai
tong sampah saja dalam garasi rumah, setiap kali tong sampahnya penuh, bisa
panggil saya, demikian usul pak untung kepada kami. Tetapi kami katakan
kepadanya : Malahan nanti mereka membuang sampahnya di depan rumah kami karena
kebiasaan, maka depan rumah kami akan lebih kotor & berantakan lagi.
Biarkan sajalah pak Untung, biarlah Tuhan nanti yg ber-acara dg mereka masing2
orang siapapun yg sering membuang sampahnya secara sembarangan dan seenaknya
saja.
Rupanya tindakan kami
ini tanpa kami sadari, telah menjadikan kami sebagai “orang yg suka memberi”
oleh Tuhan. Dan anehnya, sejak saat itu yakni beberapa tahun yg lalu, selalu
saja ada orang yg memberi kami uang dan pengirimnya tidak pernah menyebutkan
namanya kepada kami. Hanya ditulis saja di amplopnya “N.N = mungkin singkatan dari
no name”. Dia memberikan uang kepada kami secara rutin dg ajaib, sampai
sekarang kami masih belum bisa memikirkan siapa orangnya yg begitu baik kepada
kami. Mungkin Tuhan telah menggerakan hatinya utk menyalurkan berkat Tuhan
kepada kami sesuai firmanNya. (Lukas 6:38)
Kami berharap
renungan ini bisa memberkati pembaca sekalian. Tuhan Yesus memberkati kita
semua.
Doa kami:
Tuhan Yesus, ingatkanlah kami umatMu, agar senantiasa percaya akan
pemeliharan dan kuasaMu yg selalu menyertai kami, sehingga kami tidak perlu takut,
marah, jengkel, bingung dan kuatir lagi dalam menjalani hidup ini. Amin