“Saudara-saudara, memang kamu
telah dipanggil untuk merdeka. Tetapi janganlah kamu mempergunakan kemerdekaan
itu sebagai kesempatan untuk kehidupan dalam dosa, melainkan layanilah seorang
akan yang lain oleh kasih”. (Galatia 5:13)
Topik dari renungan kita hari ini adalah “hidup adalah kesempatan
untuk melayani Tuhan".
RMS Titanic ketika itu adalah kapal pesiar terbesar yg
pernah diluncurkan berlayar di lautan lepas, untuk pertama kalinya; dan Titanic
adalah merupakan kapal pesiar yg kedua, dari tiga Olympic-class ocean liners yg
dijalankan oleh White Star Line. Kapal pesiar itu di bangun oleh Harland and
Wolff galangan kapal di Belfast, Ireland. Thomas Andrews, pemimpin perancang
kapal pesiar itu, turut mati didalam bencana yg terjadi di kapal Titanic.
Sebelum terjadi bencana dikapal pesiar Titanic, pada tgl 14 April 1912, Andrews
memberi komentar dg sombongnya kepada seorang temannya bahwa “Titanic adalah
hampir sama sempurnya seperti otak manusia." Tetapi sayangnya pada hari yg
sama tgl 14 April 1912 sekitar jam 23.40 malam, kapal Titanic menabrak suatu
gunung es pada bagian samping kapal. Rupanya Andrews tidak memperhitungkan hal
ini.
Ada beberapa kesaksian dari orang-orang yg selamat dari
bencana itu bahwa Andrews berada diruangan yg bebas utk merokok, kemudian
membantu evakuasi dari para penumpang kapal pesiar tsb. Andrews kemudian
mencoba mencari kapten Smith tapi tidak ketemu. Lalu orang-orang yg berhasil
diselamatkan, mereka melihat Andrews terlihat sebagai orang yg terakhir meninggalkan
kapal pesiar tsb pada saat tenggelamnya. Namun tubuhnya tidak pernah dapat
ditemukan. Pada tgl 19 April 1912, ayahnya Andrews menerima suatu telegram dari
saudara sepupu ibunya, bahwa semua yg selamat mereka menyatakan bahwa Andrews
penuh tanggung jawab dg kemampuannya & pemikirannya sendiri, bagaimana
caranya utk dapat menyelamatkan semua orang lain yg ikut di dalam kapal pesiar
Titanic itu. Mungkin dia menyesal atas kesombongannya. Namun sebagai orang yg
percaya kepada Tuhan, seharusnya pada saat yg kritis itu, dia segera
berbalik kepada Yesus, percaya dan bertobat, serta minta tolong kepada Tuhan;
maka hasilnya aakan berbeda, pasti akan ada harapan buat dia & semua orang lain yg ikut didalam
kapal pesiar Titanic, agar dapat diselamatkan oleh Yesus Kristus, Tuhan dan
Juruselamatnya, yg maha kuasa.
Sedikit berbeda halnya dg John Harper yg adalah seorang
pengkhotbah yang ikut tenggelam bersama kapal Titanic. Ketika kapal menabrak
es, Harper menaikkan anak perempuannya ke sekoci penyelamat, menciumnya, lalu
berbalik kembali. Harper memanjat kapal yg miring sambil berteriak :
"Wanita, anak2 dan orang yg belum selamat, cepatlah masuk sekoci!"
Sebagai seorang duda, dia mungkin saja diberi kesempatan untuk bergabung di
atas perahu bersama anaknya. Tapi Harper memilih untuk bergegas dari orang ke
orang dan dengan berapi-api memberitakan tentang Kristus pada mereka.
Per-lahan2 kapal mulai tenggelam..., John Harper terus
berenang kesana-kemari mengajak orang-orang untuk menerima Tuhan Yesus......
Empat tahun kemudian, seorang pemuda bersaksi didepan
orang-orang yg selamat dari bencana tengelamya Titanic. Pemuda itu dengan
terharu mengisahkan bagaimana John Harper memberikan pelampungnya sendiri
kepada dia, dan menuntunnya percaya & bertobat kepada Yesus. Sedangkan John
Harper masih berenang kesana-kemari sambil meneriakkan: "Percayalah kepada
Yesus Kristus dan kalian akan selamat dari api neraka” ! Hingga akhirnya John
kelelahan dan tenggelam. Namun John Harper percaya pada firman Tuhan, bahwa
karena ada satu orang berdosa yg bertobat, maka akan ada sukacita di sorga,
lebih daripada sukacita karena 99 orang benar yg tidak memerlukan pertobatan.
(Lukas 15:7)
Hollywood memang pernah mengangkat kisah cinta romantis
berlatar peristiwa kapal Titanic, namun sesungguhnya kisah cinta sejati dalam
peristiwa Titanic ini adalah John Harper, saat yang lain memikirkan dirinya
sendiri, ia malah menyerahkan dirinya oleh “kasih” untuk orang lain dan demi
keselamatan jiwa orang lain !
John Harper memiliki keyakinan yg teguh bahwa ia pasti masuk
sorga, karena telah diselamatkan Tuhan Yesus, sehingga ia dalam kesempatan yg
sedikit itu, dia berusaha menginjili orang2 lain yg belum diselamatkan, bahkan
memberikan pelampungnya kepada orang lain. Ini sungguh adalah suatu kisah kasih
yg besar dan mengagumkan.
Maukah kita juga, sebagai umat Tuhan memiliki semangat
seperti Harper yang mengambil setiap kesempatan untuk membagikan kasih Kristus,
Injil Keselamatan kepada setiap orang, sehingga banyak jiwa2 yang diselamatkan ?
(Bahan renungan terambil dari The Titanic's Last Hero oleh Moody Adams)
Selagi ada kesempatan layani Tuhan dengan segenap hati. Apa
yang bisa kita lakukan untuk Tuhan, lakukanlah dengan sukacita. Senangkanlah
hati Tuhan dan nikmati hadiratNya dalam hidup kita.
Doa kami:
Tuhan Yesus, sebagai orang yg sudah diselamatkan oleh Engkau
dan dibebaskan dari belenggu/ikatan dosa, mampukanlah kami umatMu untuk
melayani seorang akan yg lain oleh “kasih”. Amin