“Dengan
telanjang aku keluar dari kandungan
ibuku, dengan telanjang juga aku akan kembali kedalamnya. Tuhan yg
memberi,Tuhan yg mengambil, terpujilah nama Tuhan” ! (Ayub 1:21)
Ada seorang saudari
seiman dalam Kristus yg mengirimkan suatu cerita sederhanan yg terambil dari
copas, tetapi cukup baik isinya utk kami perbaiki & lengkapi, agar
bermanfaat utk kita renungkan bersama.
Konon ada suatu
cerita yg sederhana, tetapi mengandung makna yg dalam.
Ada seorang bapak tua
hendak menaiki bus. Pada saat dia menginjakkan kakinya ke tangga bus, salah
satu sepatunya terlepas & jatuh ke jalan. Sementara itu pintu bus lalu
tertutup & bus langsung bergerak, sehingga si bapak tua tidak bisa memungut
sepatu yg terlepas tadi. Dengan tenang si bapak tua itu melepas sepatunya yg
sebelah & melemparkannya keluar lewat jendela.
Seorang pemuda yg
duduk dalam bus melihat kejadian itu dan bertanya kepada si bapak tua,
"Mengapa bapak melemparkan sepatu yg sebelahnya juga?”
Si bapak tua sambil
tersenyum, sambil menjawab ringan, "Supaya siapapun yg menemukan sepatuku
bisa memanfaatkannya, itu sepatu masih baru & bagus. Jangan sampai sepatuku
kehilangan pasangannya."
Sepatu adalah suatu
contoh pasangan terbaik, coba perhatikan saja:
Bentuknya dengan
pasangannya tidak persis sama namun serasi. Saat dipakai berjalan gerakan bisa
berbeda tapi tujuannya sama. Kiri-kanan, kiri-kanan! Tetapi tidak pernah
menuntut utk berganti posisi, sebaliknya mereka saling melengkapi. Yang satu
loncat, yg lain mengikuti. Selalu sederajat tidak ada yg lebih rendah atau
tinggi. Satu naik tangga pasangannya mengikuti. Bila yg satu hilang, maka yg
lain tidak memiliki arti lagi.
Si anak muda masih
penasaran. "Tapi bapak koq tidak kelihatan susah kehilangan sesuatu,
walaupun sepatunya punya nilai yg tinggi “? Si bapak tersenyum santai.
"Ah, nak muda ketahuilah, bahwa"harta cuma “titipan”, “nyawa pun cuma
pinjaman”. Tuhan bisa mengambilnya se-waktu2" . Tuhan yg meberi dan Tuhan
juga yg mengambil. Terpujilah nama Tuhan. (Ayub 1:21 b)
Jadi kehilangan itu
tidak bisa di-pilih2, bisa terjadi pada siapa saja, apa saja, di mana &
kapan saja! Antara lain, Musibah, masalah, kehilangan, kesusahan, berbuat
salah, atau sebaliknya pemulihan, rejeki berlimpah, kebahagiaan dan lain lain;
semua itu adalah hal yg dapat dialami oleh setiap manusia, seperti juga pernah
dialami oleh Ayub, apabila Tuhan mengizinkannya. (Bacalah kisah Ayub dalam
Alkitab Ayub 1:1-22 dan Ayub 2:1-13 dan Ayub 42:10-16)
Syukurlah bagi orang-orang
yg beriman kepada Tuhan Yesus, kita diberikannya juga cara utk menghadapinya.
Saat dapat musibah,
itu artinya supaya bisa bersabar. (Ayub 1:21 b)
Saat dapat rezeki,
lalu berpesta serta makan & minum bersama , itu artinya supaya bisa
bersyukur dan juga minta ampun kepada Tuhan atas dosa & pelanggaran yg
mungkin diperbuat tanpa disadari dalam berpesta dan makan minum tsb. (Ayub
1:4-5) Demikian juga, saat berbuat salah, itu artinya supaya segera mau
bertobat dan minta ampun kepada Tuhan. (Ayub 42:1-6)
Dan dalam keadaan
sebaliknya, pada waktu pemulihan, rejeki berlimpah, kebahagiaan dan lain lain, hendaknya
kita juga dapat bersyukur dan juga memanfaatkannya sesuai firman, rencana &
kehendak Tuhan.
Doa kami:
Tuhan Yesus,
mampukanlah kami umatMu agar dalam menjalani hidup ini, kami berani percayakan
diri kami kepadaMu, selain bekerja dg rajin, jujur , benar & setia tetapi
juga mengandalkan Engkau & berharap kepadaMu. Amin