“Berbahagialah orang
yg senantiasa takut akan Tuhan , tetapi orang yg menheraskan hatnya akan jatuh
kedalam malapetaka”. (Amsal 28:14)
Janganlah kita
mengeraskan hati kita, tetapi hiduplah selalu takut akan Tuhan yakni dg
mendengarkan/menuruti firmanNya/perintahnya.
Lima anak muda
mendaki gunung. Setelah hampir tiga jam, mereka sadar bahwa mereka salah jalan.
Situasi rute yang mereka tempuh tidak sesuai dengan gambaran yang disebutkan
dalam panduan. "Kita kembali", mereka bersepakat dan segera turun ke
base camp. "Beruntung kalian menyadari kekeliruan kalian", kata
petugas di sana. "Sebab rute tadi menuju area longsor yang belum stabil.
Dan sangat berbahaya."
Boleh jadi, kita
punya pengalaman serupa: Beberapa saat setelah suatu tindakan kita mulai, kita
melihat tanda bahwa tindakan kita itu keliru atau akan keliru, maka segeralah
kita"kembali ke awal". Tetapi, ada banyak orang juga yg bisa bersikap
lain. Meski tahu bahwa langkahnya salah atau akan salah, namun orang itu tetap
melanjutkan langkahnya yang salah.
Contohnya :
Orang tahu bahwa
menyuap itu salah. Namun tetap saja, orang menyuap sebab ada banyak sekali
orang-orang yg suka disuap. Padahal firman Tuhan sudah berfirman agar juta
jangan menerima suap , sebab suap membuat buta orang-orang yg bijaksana dan
memutar balikkan perkataan prang benar. (Ulangan 16:19)
Demikian juga orang
tahu bahwa ketidaksetiaan akan menghancurkan kehidupan kita berkeluarga dan
menjauhkan kita dari Tuhan, menjauhkan dari istri kita & anak2 kita. Namun
tetap saja, orang mempermainkan kesetiaan. Dengan percabulan, perselingkuhan,
poligami atau poliandri dan lain lain.
Mengeraskan hati
adalah dengan sadar mengabaikan semua tanda yang dapat dilihat dan dimengerti,
oleh kita; tetapi kita keras kepala dan memberontak terhadap perintah Tuhan
serta bersikukuh melanjutkan langkah itu, meskipun tahu bahwa langkah itu
salah. Dalam nas firman Tuhan tsb diatas hikmat Tuhan melalui penuliskitab
Amsal sudah mengatakannyaa bagi semua kita umatNya bahwa mengeraskan hati hanya
akan menyeret kita kepada malapetaka.
Menyadari bahwa
sesuatu salah atau akan salah adalah cara Tuhan untuk mengingatkan kita, untuk
menghindarkan kita dari hal-hal buruk. Mengeraskan hati terhadap kesadaran itu
dan bersikukuh/keras kepada dan memberotak untuk berjalan pada arah yang kita
tahu kita salah, itu adalah mencelakakan diri kita dan dan merendahkan kebaikan
Tuhan, dan kita semua orang-orang yg percaya kepada Tuhan, tentunya tidak
menginginkan itu. Sebaliknya kalau kita mau sungguh-sungguh
mendengarkan/menuruti firmanNya, maka tidak akan ada sakit pernyakit/malapetaka
yg akan menimpa kita. (Keluaran 15:26) Menyadari bahwa sesuatu salah atau akan
salah, itu adalah cara Tuhan untuk memberikan kebaikkanNya kepada kita. Jadi
janganlah menjadi orang yg keras kepala, tegar tengkuk atau memberontak kepada
Tuhan. Melainkan jadilah orang yg takut akan Tuhan, yg mau sungguh2
mendengarkan /menuruti firmanNya dan perintahNya.
Bahan renungan ini
dikirimkan oleh seorang saudari kita dalam Kristus yg tinggal jauh di luar
negri, yg telah kami sadur dan tambahkan seperlunya. Semoga bermanfaat bagi
kita semua para pembaca renungan pdairhidup.
Doa kami:
Tuhan Yesus,
mampukanlah semua kami umatMu agar selalu dapat selalu hidup sunguh-sunggunh
menedengarkan/menurui firmanMu & perintahMu. Amin