“Ke
mana aku dapat pergi menjauhi roh-Mu, ke mana aku dapat lari dari hadapan-Mu”?
(Mazmur 139:7)
Tulisan ini diambil dan telah kami sadur seperlunya dari renungan tulisan Pipi Agus Dhali pada tanggal 26 September 2011 dari renungan harian.net yg sangat menarik dan mengingatkan kita bahwa meskipun tidak ada orang yg melihat ketika kita mau berbuat jahat, tetapi Tuhan ada disana yg melihat apa yg kita perbuat. Seperti apa yg dikatakan oleh hikmat Tuhan melalui raja Daud bagi umatnya termasuk bagi kita semua dalam kitab Mazmur diatas.
Tulisan ini diambil dan telah kami sadur seperlunya dari renungan tulisan Pipi Agus Dhali pada tanggal 26 September 2011 dari renungan harian.net yg sangat menarik dan mengingatkan kita bahwa meskipun tidak ada orang yg melihat ketika kita mau berbuat jahat, tetapi Tuhan ada disana yg melihat apa yg kita perbuat. Seperti apa yg dikatakan oleh hikmat Tuhan melalui raja Daud bagi umatnya termasuk bagi kita semua dalam kitab Mazmur diatas.
Mungkin bagi manusia kita masih dapat
menutupi sikap, perbuatan atau kata-kata kita yg jahat dan tidak benar. Tetapi
bagi Tuhan semua pikiran, niat, perbuatan atau kata2 dan bahkan isi hati
kitapun terbuka dihadapan Tuhan. Kita tidak akan pernah dapat pergi menjauhi
Tuhan. Pada akhir zaman, setiap kita semua harus mempertanggung jawabkannya
setiap perbuatan & kata2 kita itu di pengadilan terakhir yg berlaku atas
segala sesuatu yg tersembunyi, entah itu baik atau jahat. (Pengkhotbah 12:14)
Ada sebuah kartun melukiskan dengan menarik
adegan Yusuf sedang digoda oleh istri Potifar. Mereka hanya berdialog berdua saja
di sebuah kamar dan seluruh isi rumahnya Potifar kosong. Di kamar itu tegak
berdiri patung dewa yg disembah oleh keluarga Potifar. Sambil melempar
busananya ke arah patung itu sehingga menutupi “kepala” si dewa, istri Potifar
berkata kepada Yusuf, “Marilah tidur dan bersetubuh dengan aku. (Kejadian
39:10) Tidak ada seorang pun di sini yang melihat kita, bahkan dewa pun tidak.”
Namun Yusuf menjawab, “Janganlah Nyonya berbuat begitu! Walau dewamu tidak
melihat, tetapi Allahku hidup dan tetap melihat.”
Dari sejak zaman dahulu sampai zaman sekarang , pencobaan terberat biasanya terjadi ketika seseorang sedang berada dalam situasi sepi, tersembunyi, tidak ada orang yang melihat. Segala nafsu jahat akan terus merayu/menggoda minta dipenuhi. Niat berbuat baik pun diserbu & dikalahkan oleh suara dari si jahat yang terus menerus berkata: “Percuma, tak usah jadi pahlawan. Tidak ada yang seorangpun yg melihat dan mengganjarmu”. Pada saat seperti itu, bagi kita semua yg percaya kepada Tuhan, yang tersisa hanyalah iman kepada Tuhan.
Dari sejak zaman dahulu sampai zaman sekarang , pencobaan terberat biasanya terjadi ketika seseorang sedang berada dalam situasi sepi, tersembunyi, tidak ada orang yang melihat. Segala nafsu jahat akan terus merayu/menggoda minta dipenuhi. Niat berbuat baik pun diserbu & dikalahkan oleh suara dari si jahat yang terus menerus berkata: “Percuma, tak usah jadi pahlawan. Tidak ada yang seorangpun yg melihat dan mengganjarmu”. Pada saat seperti itu, bagi kita semua yg percaya kepada Tuhan, yang tersisa hanyalah iman kepada Tuhan.
Syukurlah, Yusuf memiliki iman kepada Tuhan.
Yakni kesadaran dan penghayatan bahwa Tuhan hidup dan ada dimana-dimana .Sebab Tuhan
adalah Roh, Ia selalu “hadir atau omni present” dan melihat segala sesuatu.
Meskipun tidak ada orang di situ, selain Nyonya Potifar sendiri. Tetapi Yusuf
tetap berkata, “Bagaimanakah mungkin aku melakukan kejahatan yang besar ini dan
berbuat dosa terhadap Allah?” (Kejadian 39:9)
“Mata Tuhan melihat, apa yang kita perbuat, buat yang baik, buat yang jahat”, begitu sebagian lirik nyanyian anak-anak di Sekolah Minggu. Sederhana, tetapi sampai kapan pun kebenarannya tidak berubah. Berlaku baik bagi anak-anak maupun orang dewasa. Jika kita tergoda untuk berbuat jahat atau terhalang untuk berbuat baik, maka janganlah kita berpikir bahwa tidak ada seorangpun yang melihat. Sebab pada saat itulah, lawan kita si iblis (Efesus 6:12) berjalan berkeliling sama seperti singa yg mengaum-aum dan mencari orang yg dapat ditelannya. Terus kuatkanlah benteng iman kita & lawanlah si iblis & para setan2 pengikutnya dg iman yg teguh. Maka dia akan lari daripadamu. Dan teruslah bertahan, sebab kita tahu bahwa Tuhanlah yg empunya segala kuasa sampai selama-lamanya. (1 Petrus 5:6-10 dan Yakobus 4:7 dan Matius 28:18)
“Mata Tuhan melihat, apa yang kita perbuat, buat yang baik, buat yang jahat”, begitu sebagian lirik nyanyian anak-anak di Sekolah Minggu. Sederhana, tetapi sampai kapan pun kebenarannya tidak berubah. Berlaku baik bagi anak-anak maupun orang dewasa. Jika kita tergoda untuk berbuat jahat atau terhalang untuk berbuat baik, maka janganlah kita berpikir bahwa tidak ada seorangpun yang melihat. Sebab pada saat itulah, lawan kita si iblis (Efesus 6:12) berjalan berkeliling sama seperti singa yg mengaum-aum dan mencari orang yg dapat ditelannya. Terus kuatkanlah benteng iman kita & lawanlah si iblis & para setan2 pengikutnya dg iman yg teguh. Maka dia akan lari daripadamu. Dan teruslah bertahan, sebab kita tahu bahwa Tuhanlah yg empunya segala kuasa sampai selama-lamanya. (1 Petrus 5:6-10 dan Yakobus 4:7 dan Matius 28:18)
Mohon maaf renungan
tgl 02 Maret 2018 ini, kami kirimkan hari ini juga; sebab kalau Tuhan izinkan,
besok pagi2 sekali pk 04.30 rencananya kami mau berangkat ke Bandung untuk
menengok ibu kami terbaring dirumah sakit akibat terjatuh diusianya yg sudah
sangat lanjut.
Doa kami:
Tuhan Yesus, kami semua umatMu mau tunduk &
percaya kepada Engkau saja, sebab itu mampukanlah kami agar kami jangan sampai melakukan kejahatan dan berbuat
dosa kepadaMu. Amin