“Tetapi Ia (Yesus) berkata:
Yg berbahagia ialah mereka yg mendengarkan firman Allah dan memeliharanya”.
(Lukas 11:28)
“Mendengarkan” dalam
nas firman Tuhan tsb diatas, maksudnya adalah “memperhatikan & mengingat dg
baik2”; dan “memelihara” maksudnya adalah “hidup taat& tunduk menuruti atau
melakukan firmanNya”.
Pada suatu ketika, ada
seorang istri dari seorang pembicara/motivator kristen yg cukup terkenal menjadi
pembicara di suatu seminar tentang "Kebahagiaan". Dan sang suami ,
yakni sang motivator terkenal itu duduk mendengarkan di bangku paling depan.
Selesai ceramah, pada
sesi tanya jawab, seorang ibu mengacungkan tangannya & bertanya: Apakah suami
Anda membuat Anda bahagia?
Seluruh ruangan
langsung terdiam. Sang istri tampak berpikir sejenak & kemudian menjawab: Tidak.
Dan seluruh hadirinpun terkejut. Tidak..., katanya sekali lagi, Suamiku tidak
bisa membuatku bahagia”. Hadirin langsung menoleh ke arah sang suami. Dan sang
suami juga me-noleh2 seakan2 mencari pintu keluar. Rasanya dia ingin cepat2
keluar ruangan seminar.
Kemudian, istrinya
melanjutkan: Suamiku adalah seorang
suami yang sangat baik. Dia tidak pernah berjudi & mabuk. Dia juga seorang
suami yang setia, selalu memenuhi kebutuhanku, baik jasmani maupun rohani. Tetapi,
dia tetap tidak bisa membuatku bahagia."
Salah seorang yang
hadir bertanya: Mengapa? Lalu jawabnya: Karena tidak ada seorangpun yg
bertanggung jawab atasa kebahagianku selain diriku sendiri. Kemdian dia
menjelaskan: "Tidak ada orang lain yang bisa membuatmu bahagia. Baik itu
pasangan hidupmu, sahabatmu, uangmu, hobimu... dll.
Semua itu tidak bisa membuatmu bahagia, Yang bisa membuat dirimu bahagia adalah dirimu sendiri. Yakni sesuai firman Tuhan : Yang berbahagia adalah mereka yg medengarkan firman Allah dan yg memeliharanya. (Lukas 11:28)
Semua itu tidak bisa membuatmu bahagia, Yang bisa membuat dirimu bahagia adalah dirimu sendiri. Yakni sesuai firman Tuhan : Yang berbahagia adalah mereka yg medengarkan firman Allah dan yg memeliharanya. (Lukas 11:28)
Jadi apabila kamu
sendiri tidak mau mendengarkan/memperhatikan firman Allah yg tertulis dalam
Alkitab dan tidak hidup menuruti
firmanNya/memeliharanya, maka mana mungkin kamu menjadi orang yg berbahagia ? Kamulah
yang bertanggung jawab atas kebahagiaan dirimu sendiri.
Untuk itu, jikalau
kamu dapat selalu bersyukur kepada Tuhan, tidak mengeluh, tidak punya perasaan
minder/rendah diri, tidak mengasihani diri sendiri, tidak selalu merasa selalu
benar sendiri, tidak berpikiran negatip, sebaliknya selalu berfikiran positip, rajin
berbuat baik kepada semua orang, dan sedapat-dapatnya berdamailah dg semua orang jikalau hal
itu bergantung padamu, tidak mencari kambing hitam; maka kamu tidak akan merasa
sedih. Begitulah kira2 yg dikatakan oleh si istri dari pembicara/motivator itu
Dan apabila kita
perhatikan firman-firman Allah dalam Alkitab pada kitab Perjanjian lama ataupun
Perjanjian baru , maka kita akan dapat menemukan bahwa benar yg dikatakan istri
motivator tsb, bahwa pola pikir kitalah atau kita sendirilah yang menentukan
apakah kita bahagia atau tidak, dan bukan faktor luar. Jikalau kita tidak mau
mendengarkan firman Allah dan memeliharanya , maka tidaklah mungkin kita bisa
berbahagia. Beberapa contohnya: Silahkan baca dalam kitab Yesaya 3:10; Yeremia
7:23, Mazmur 127:5... dll dan Lukas 1:46-48; Lukas 11:28; Kisah Para Rasul
20:35; 1 Korintus 7:40; Efesus 6:1-3....dll. Bahagia atau tidaknya hidup kita
itu tidaklah ditentukan oleh seberapa kaya diri kita, seberapa cantik istri
kita atau seberapa gagah suami kita, atau sesukses apa hidup kita... dll. Bahagia itu adalah pilihan kita
sendiri.
Beberapa contohnya:
Yakub tidak mencintai Lea istri pertamanya, sebab Yakub mencintai adiknya Rahel.
Tetapi Lea tetap berkata : Aku ini
berbahagia! Dan tentulah perempuan, perempuan akan menyebutkan aku berbahagia. (Kejadian
30:13) Dan ternyata benar apa yg diucapkannya itu, anak keturunan Lea dari suku
Yehuda-lah yg diberkati Tuhan melalui doa berkat Yakub bagi anak2nya bahwa
tongkat kerajaan tidak akan beranjak dari Yehuda (Kejadian 49:8-10); demikian juga anak keturunan Lea dari suku Lewilah yg menjadi imam Tuhan turun temurun. Keluaran
40:12-16)
Demikian juga halnya
dg rasul Paulus, meskipun dia dalam keadaan ditangkap/dipenjara oleh karena
tuduhan yg tidak benar dari orang-orang Yahudi kepadanya; lalu ketika dalam
pembelaannya dihadapan raja Agripa, Paulus tetap dapat berkata kepadanya, bahwa
dia merasa berbahagia, karena diperkenankan
untuk memberi pertenggungan jawab dihadapan Agripa terhadap semua
tuduhan yg tidak benar yg diajukan oleh orang-orang Yahudi kepadanya. (Kisah
Para rasul 26:2) Jadi kesimpulan untuk renungan kita hari ini, bahwa kita mau
bahagia atau tidak, itu adalah pilihan kita sendiri dan bukan orang lain.
Jadilah orang-orang
yg berbahagia, dan janganlah kita sendiri yg membuat diri kita tidak
berbahagia. Renungan ini dikirimkan oleh seorang saudari kita semiman dalam
Kristus, kawan sekerja Allah yg tinggal jauh di luar negri, semoga bermanfaat
bagi kita semua.
Doa kami:
Tuhan Yesus,
mampukanlah kami umatMu agar dapat selalu mendengarkan firmanMu dan memeliharanya.
Amin