“Ketika ketiga sahabat
Ayub mendengar kabar tentang segala malapetaka yg menimpa dia, maka datanglah
mereka dari tempatnya masing2,yakni Elifas orang Teman, dan Bildad orang Suah,
serta Zohafar orang Naama. Mereka bersepakat utk mengucapkan belasungkawa
kepadanya menghibur dia”. (Ayub 2:11)
Selanjutnya dikatakan
dalam Alkitab pada ayat-ayat selanjutnya : Ketika mereka memandang dari jauh,
mereka tidak mengenalnya lagi. Lalu
menangislah mereka dg suara nyaring. Mereka mengoyakkan jubahnya , dan
menaburkan debur diatas kepala terhadap langit.Lalu mereka duduk bersama-sama
dia di tanah selama tujuh hari tujuh malam.Seorangpun tidak mengucapkan sepatah
kata kepadanya karena mereka melihat bahwa sangat berat penderitaannya. (Ayub
2:12-13)
Sebagai sahabat tindakan
mereka sampai tsb diatas adalah benar. Namun setelah itu, ketika Ayub mulai
berkeluh kesah tentang hari kelahirannya...dll, mereka semua mulai meresponi , berkomentar
dan bahkan menyalahkan & berdebat dg Ayub tentang Tuhan.
Seharusnya mereka sebagai
sahabat yg sejati, mereka tidak perlu meresponi keluh kesahnya Ayub tsb. Sebab
sebenarnya dihadapan Tuhan, dia adalah seorang hamba Tuhan orang yg saleh,
jujur,takut akan Tuhan, menjauhi & kejahatan. (Ayub 1:1 dan Ayub 1:8)
Yang perlu mereka lakukan
hanya mendengarkannya saja sampai selesai. Dan setelah Ayub selesai meluapkan-kan
semua kesedihan & isi hatinya, mereka tidak perlu berkomentar apap-apa,
tetapi tetap berdiam diri saja ; sampai Ayub minta tolong kepada mereka untuk tolong
untuk mendoakannya atau meminta mereka untuk berbuat sesuatu kebajikkan. Contohnya,
agar mereka bisa menolong akan apa yg Ayub minta & perlukan agar tubuhnya
tidak terlalu gatal, atau mungkin dg bergantian setiap hari sekali menemani
Ayub dan tidak perlu bertiga-tiga datang
sekaligus menemai Ayub. Sehingga ketika Ayub mau berbicara lagi atau meminta sesuatu
bantuan/kebajikkan sesuatu, selalu ada satu orang dari mereka yg siap
menolongnya seperti yg dia butuhkan. Dengan demikian mereka telah melakukan
sesuatu yg benar dihadapan Tuhan.
Namun karena sahabat2nya
itu, malahan meresponi Ayub, berkomentar
dan bahkan menyalahkan & berdebat dg Ayub tentang Tuhan ; maka sebenarnya
ketiga sahabat Ayub itu, bukanlah sahabat Ayub yg sejati. Mereka hanya teman2
biasa saja yg mau mengucapkan bela-sungkawa, karena mereka memandang kedudukkan Ayub yg
dahulu ketika dia masih terpandang, kaya raya, sehat dan berbahagia. Sehingga
Tuhan berfirman kepada Elifas , orang Teman : Murkaku menyala-nyala terhadap
engkau dan terhadap kedua sahabatmu, karena kamu tidak berkata benar tentang
Aku, seperti hambaKu Ayub. (Ayub 42:7)
Untuk itu ketika kita
datang menengok/ber-bela-sungkawa, janganlah kita sok tahu & mau berdebat
tentang Tuhan, terutama terhadap orang atau terhadap seseorang yg kita tahu bahwa
hidupnya saleh, jujur, takut akan Tuhan, menjauhi & kejahatan; ketika orang
ini sedang mengalami kesusahan & malapetaka. Sebab kalau kita salah omong
kita, mungkin-mungkin saja Tuhan yg jadi murka terhadap kita, walaupun kita
adalah umatNya juga.
Doa kami:
Terima kasih Tuhan Yesus,
Engkau telah memberikan kami nasihatMu, bagaimana kami seharusnya bersikap dan
bertindak benar dihadapanMu, ketika kami menjenguk orang sakit atau orang yg
sedang mengalami kesusahan atau malapetaka seperti Ayub. Amin