Sebagai orang yg percaya
kepada Tuhan, tentunya kita ingin agar nasib kita menjadi lebih baik. Untuk itu
hikmat Tuhan melalui rasul Paulus tsb dalam nas tsb diatas, telah katakan
kepada kita, yakni agar kita suka bertolong-tolongan
dalam menanggung beban hidup kita. Dan kalau kita tidak jemu2 berbuat baik (Titus 2:13-14),
maka apabila sudah datang waktunya, kita akan menuai. Jadi selama masih ada
waktu yakni selama kita masih hidup, marilah kita berbuat baik kepada semua
orrang. Tetapi terutama kepada kawan-kawan kita seiman. (Galatia 6:9-10)
Ada banyak contoh peristiwa yg pernah ditayangkan di
televisi dalam suatu acara Solusi beberapa tahun yg lalu. Antara lain, di suatu
kota di Jawa Tengah, ada seorang ibu yg beban hidupnya-nya sangat berat dia
harus menafkahi hidup anak-anaknya dan juga cucu2nya. Tetapi ibu ini adalah
orang selalu bersedia menolong orang-orang yg hidupnya jauh lebih susah
daripadanya, dg tanpa pamrih dan dg senang hati. Pada suatu ketika dia sedang
berjualan sayuran di pasar, datanglah seorang lain kepadanya yg hidupnya jauh lebih
susah daripadanya & minta tolong kepadanya. Ibu inipun dg tanpa pamrih
& dg senang hati, menolong orang tsb. Sebelumnya orang yg sangat kesusahan
itu sudah meminta pertolongan ke beberapa orang yg lebih makmur daripada si
sibu, tetapi mereka semua menolaknya utk memberi pertolongan. Hal ini diam-diam diketahui oleh seorang krew TV yg merekam kejadian itu, lalu krew TV itu
datang kepada si ibu dan memberinya hadiah
100 x lipat kali ganda. Dan nasib si
ibu inipun jadi berubah dan diberkati Tuhan. (Galatia 6:9)
Demikian juga halnya dg kesaksian
hidup dari seorang mantan presiden Brasil, Luiz Inacio Lula da Silva, yg nama
panggilannya Lula, dan yg masa jabatannya habis pada th 2010 :
Pada 27 Oktober 1945,
seorang bayi lelaki lahir pada sebuah desa petani di negara bagian Pernambuco,
Brasil. Karena kondisi keluarga nya yang sangat miskin, sejak usia 4 tahun
sudah terpaksa turun ke jalan untuk berjualan kacang, namun tetap tidak cukup
sandang dan pangan. Setelah masuk SD, di luar jam belajarnya dia mencari makan
dengan menjadi tukang semir sepatu bersama dua orang temannya, jika tidak
mendapatkan pelanggan, maka dia harus menahan lapar.
Pada saat usianya mencapai 12 tahun, di suatu petang datang seorang pemilik toko ingin menyemirkan sepatunya, tiga orang anak itu langsung mengerubunginya. Melihat pandangan penuh minta dari tiga anak ini, dia merasa serba salah. Akhirnya dia mengeluar kan dua buah uang koin dari sakunya dan berkata: Siapa yg paling butuh uang di antara kalian akan saya berikan kesempatan untuk menyemir sepatuku, saya akan membayarnya dua dolar. Pada masa itu ongkos semir sepatu hanya 20 sen,jadi uang sepuluh kali lipat ini bagaikan kue yang jatuh dari langit. Ketiga pasang mata mrk segera memancarkan cahaya aneh.
“Dari pagi sampai sekarang saya belum makan, jika tidak ada uang untuk membeli makanan, mungkin saya akan mati kelaparan”, kata seorang temannya.“Bahan makanan di rumahku sudah habis tiga hari, ibuku juga sedang sakit, saya harus membawa pulang bahan makanan, kalau tidak maka malam nanti saya akan dipukuli ...”, kata temannya yang lain. Lula sbg anak yg terakhir, melihat pada uang dua dolar di tangan pemilik toko, sejenak kemudian dia berkata: “Jika kesempatan mendapatkan dua dolar ini diberikan kepadaku, saya akan memberikan kepada dua orang temanku ini masing-masing satu dolar.” Jawaban anak ini membuat pemilik toko dan dua orang temannya merasa heran.
Lula menjelaskan: “Kedua orang ini adalah teman baikku, mereka sudah lapar seharian, sedangkan saya tadi siang ada makan sedikit kacang, dari sisa dari jualan kacang yg tidak laku, jadi saya ada tenaga untuk semir sepatu. Biarlah saya yang semir, anda pasti merasa puas.” Pemilik toko ini merasa sangat terharu, setelah anak ini siap menyemir sepatunya, dia benar-benar memberikan dua dolar kepadanya. Lula juga tidak menjilat kembali ludahnya, dia langsung membagikan uang kepada kedua temannya. Beberapa hari kemudian, pemilik toko menemui anak itu dan memintanya agar bekerja di tokonya setelah pulang sekolah, sekaligus mendapatkan makan malam. Walau pun sebagai pekerja magang upahnya sangat rendah, namun lebih baik daripada pendapatan dari semir sepatu.
Dari pengalamannya ini, Lula tahu bahwa nasibnya dapat berubah menjadi lebih baik, kalu dia selalu rela menolong orang yang lebih membutuhkan, dg tanpa pamrih dan senang hati. Sejak itu, asalkan mampu, dia selalu berusaha membantu orang yang lebih susah daripadanya. Suatu ketika, dia berhenti dari sekolah dan bekerja sebagai buruh pabrik, demi memperjuangkan hak-hak kaum buruh, dia bergabung dengan serikat buruh pada usia 21 tahun, dia juga mendirikan Partai Buruh pada usia 45 tahun.
Pada tahun 2002, Lula mengikuti pemilihan presiden Brasil dengan slogan kampanye “Hapuskan kelaparan” dan berhasil menang. Kemudian dia terpilih kembali untuk masa jabatan 4 tahun kedua. Selama 8 tahun pemerintahannya, dia merealisasikan janji kampanyenya untuk menjadikan Brasil sebagai kekuatan ekonomi dunia. Negara Brasil yang dipimpinnya berubah menjadi “Singa jantan benua Amerika”, sekali lompat Brasil berhasil masuk ke dalam deretan sepuluh besar kekuatan ekonomi dunia.
Selamat pagi dan salam damai sejahtera dari seorang saudari seiman dalam Tuhan yg tinggal di luar negeri.
Pada saat usianya mencapai 12 tahun, di suatu petang datang seorang pemilik toko ingin menyemirkan sepatunya, tiga orang anak itu langsung mengerubunginya. Melihat pandangan penuh minta dari tiga anak ini, dia merasa serba salah. Akhirnya dia mengeluar kan dua buah uang koin dari sakunya dan berkata: Siapa yg paling butuh uang di antara kalian akan saya berikan kesempatan untuk menyemir sepatuku, saya akan membayarnya dua dolar. Pada masa itu ongkos semir sepatu hanya 20 sen,jadi uang sepuluh kali lipat ini bagaikan kue yang jatuh dari langit. Ketiga pasang mata mrk segera memancarkan cahaya aneh.
“Dari pagi sampai sekarang saya belum makan, jika tidak ada uang untuk membeli makanan, mungkin saya akan mati kelaparan”, kata seorang temannya.“Bahan makanan di rumahku sudah habis tiga hari, ibuku juga sedang sakit, saya harus membawa pulang bahan makanan, kalau tidak maka malam nanti saya akan dipukuli ...”, kata temannya yang lain. Lula sbg anak yg terakhir, melihat pada uang dua dolar di tangan pemilik toko, sejenak kemudian dia berkata: “Jika kesempatan mendapatkan dua dolar ini diberikan kepadaku, saya akan memberikan kepada dua orang temanku ini masing-masing satu dolar.” Jawaban anak ini membuat pemilik toko dan dua orang temannya merasa heran.
Lula menjelaskan: “Kedua orang ini adalah teman baikku, mereka sudah lapar seharian, sedangkan saya tadi siang ada makan sedikit kacang, dari sisa dari jualan kacang yg tidak laku, jadi saya ada tenaga untuk semir sepatu. Biarlah saya yang semir, anda pasti merasa puas.” Pemilik toko ini merasa sangat terharu, setelah anak ini siap menyemir sepatunya, dia benar-benar memberikan dua dolar kepadanya. Lula juga tidak menjilat kembali ludahnya, dia langsung membagikan uang kepada kedua temannya. Beberapa hari kemudian, pemilik toko menemui anak itu dan memintanya agar bekerja di tokonya setelah pulang sekolah, sekaligus mendapatkan makan malam. Walau pun sebagai pekerja magang upahnya sangat rendah, namun lebih baik daripada pendapatan dari semir sepatu.
Dari pengalamannya ini, Lula tahu bahwa nasibnya dapat berubah menjadi lebih baik, kalu dia selalu rela menolong orang yang lebih membutuhkan, dg tanpa pamrih dan senang hati. Sejak itu, asalkan mampu, dia selalu berusaha membantu orang yang lebih susah daripadanya. Suatu ketika, dia berhenti dari sekolah dan bekerja sebagai buruh pabrik, demi memperjuangkan hak-hak kaum buruh, dia bergabung dengan serikat buruh pada usia 21 tahun, dia juga mendirikan Partai Buruh pada usia 45 tahun.
Pada tahun 2002, Lula mengikuti pemilihan presiden Brasil dengan slogan kampanye “Hapuskan kelaparan” dan berhasil menang. Kemudian dia terpilih kembali untuk masa jabatan 4 tahun kedua. Selama 8 tahun pemerintahannya, dia merealisasikan janji kampanyenya untuk menjadikan Brasil sebagai kekuatan ekonomi dunia. Negara Brasil yang dipimpinnya berubah menjadi “Singa jantan benua Amerika”, sekali lompat Brasil berhasil masuk ke dalam deretan sepuluh besar kekuatan ekonomi dunia.
Selamat pagi dan salam damai sejahtera dari seorang saudari seiman dalam Tuhan yg tinggal di luar negeri.
Doa kami:
Tuhan Yesus, sesuai
perintahMu mampukanlah kami untuk dapat selalu dg tanpa pamrih dan dg senang
hati, menolong orang-orang yg lebih membutuhkan pertolongan daripada kami. Amin