“Maukah engkau menganggap sepi kekayaan dan
kemurahanNya, kesabaranNya dan kelapangan hatinya ?
Tidakkah engkau tahu, bahwa maksud kemurahan Allah ialah menuntun engkau kepada pertobatan”? (Roma 2:4)
Tidakkah engkau tahu, bahwa maksud kemurahan Allah ialah menuntun engkau kepada pertobatan”? (Roma 2:4)
Ada dua adegan yg
berlangsung pararel. Yang satu di atas gunung, yg lain di dalam lembah. Di atas
gunung, Musa menerima hukum Taurat. Tuhan memberikan berbagai petunjuk
kepadanya, termasuk penetapan Harun sebagai imam besar. Di dalam lembah, Harun
memimpin bangsa Israel selama Musa naik ke gunung. Apa yg dia lakukan? Membuat
patung lembu emas.
Peristiwa ini
menggaris-bawahi satu hal, yaitu Betapa lapangnya hati Allah dan betapa besar
kemurahanNya serta kesabaranNya ! Ia Allah yg Mahatahu. Ia melihat apa yg
dilakukan Harun di bawah sana. Namun, Ia tetap memberikan petunjuk kepada Musa
mengenai peran Harun sebagai imam. Dan kelak, Ia juga tidak membatalkan
karunia dan panggilan-Nya atas Harun.
Pernahkan Anda
membuat "patung lembu emas"? Dalam tingkat yg berbeda-beda, kita
semua tentu pernah membangkang terhadap Tuhan, melakukan kesalahan atau mengalami
kegagalan.
Contoh: Ada seorang
anak Tuhan, dia adalah seorang pemimpin pujian yg aktip dalam setiap acara
ibadah di gerejanya. Tetapi sayangnya dia jatuh dalam dosa perzinahan dan
kumpul kebo dg pacarnya. Sampai suatu ketika pacarnya itu hamil dan membuat
anak Tuhan itu tidak tahu harus berbuat apa, sebab dia belum merasa siap utk
menikah !? Dia terus mengucilkan diri & berkubang dalam lumpur dosa rasa
bersalah utk sekian tahun lamanya. Kemudian setelah berkali-kali kali teman2
grup musiknya menginjilinya, dia agar segera kembali kepada Tuhan dan menjadi
pemimpin pujian lagi di gereja. Lalu akhirnya dia kembali kesana, dan ketika
dia akan mulai mempimpin pujian; dia bersaksi dihadapan Tuhan, dihadapan
pendeta & jemaat Tuhan yg ada disana, akan semua dosa dan kesalahannya,
bertobat minta ampun kepada Tuhan dan minta maaf kepada pendeta & semua
jemaat disana. Kemudian dia pergi keluar gereja. Tetapi dia segera dipanggil
oleh pendetanya dan juga oleh para jemaatNya spy kembali memimpin pujian disana.
Dan diapun bangkit kembali dan menjadi pemimpin pujian disana. Tidak lama
kemudian dia bertemu dg pacarnya lagi dan menikah dg pacarnya itu. Kemurahan
Tuhan & kelapangan hatiNya sudah memulihkan hidupnya.
Memang semua kesalahan
& dosa kita, seringkali membuat kita yg melakukannya jadi merasa tidak
layak untuk kembali kepada Tuhan & tidak layak "dipakai" oleh
Tuhan sebagai alatNya. Kita terus berkubang dalam lumpur rasa bersalah. Kita
merasa menghadapi jalan buntu. Bila keadaan semacam ini membelit kita, maka
renungkanlah sikap Allah terhadap Harun. Bahwa apapun & sebesar apapun
kesalahan atau kegagalan kita, selalu ada kesempatan baru bagi kita utk kita
kembali kepada Tuhan. Kemurahan Allah & kelapangan hatiNya jauh lebih besar
daripada semua kesalahan & pelanggaran kita.
Yg penting adalah kita
perlu menyadari bahwa kemurahan Allah bukanlah suatu jalan pintu belakang untuk
menyelinap dan berkompromi dengan dosa dan terus hidup dalam dosa (Roma 6:1-11)
; melainkan sebuah jalan menuju pertobatan. Maukah kita menempuhnya? Jikalau
kita mau bertobat dari semua kesalahan & kegagalan yg sudah kita lakukan
dan kembali kepadaNya, maka Tuhan akan menerima kita kembali dg penuh sukacita.
Sebab memang hal itulah yg dikehendaki oleh Tuhan bagi kita, yaitu supaya kita
semua selamat dan tidak ada satupun yg binasa. (2 Petrus 3:9)
Renungan ini
dikirimkan oleh salah seorang saudari kita seiman, kawan sekerja Allah yg
tinggal jauh di luar negri. Semoga bermanfaat dan Tuhan memberkati kita semua.
Doa kami:
Tuhan Yesus,
tolonglah & sadarkanlah kami ya Tuhan, agar kami dapat segera dibebaskan
dari segala belenggu & ikatan dosa dan kesalahan kami. Amin