Ketika menyampaikan/mengungkapkan isi hati kita, berargumentasi atau mengomel dg Tuhan, kita boleh-boleh saja menggunakan kenyataan yg ada atau logika pikiran kita atau perasaan kita dll.
Contohnya, seperti nabi Yeremia yg berdebat dg Tuhan, maka jawabku : Ah, Tuhan Allah ! Sesungguhnya aku tidak pandai berbicara. (Yeremia 1:4-10) Atau ketika Yunus marah, karena pohon jarak yg ajaib atas penentuan Tuhan telah tumbuh menaungi kepala Yunus, tiba-tiba layu karena digerek oleh ulat dan terkena angin panas atas penentuan Tuhan, sehingga sinar matahari menyakiti kepala Yunus, lalu dia rebah lesu & ingin mati saja daripada hidup. Tetapi Tuhan berkata kepada Yunus: Layakkah engkau marah karena pohon jarak itu? Lalu jawab Yunus: Selayaknyalah aku marah sampai mati.(Yunus 4:5-9)
Demikian juga ketika kita mengeluh, mengomel, marah/protes kepada Tuhan, kita bisa saja berargumentasi dg logika pikiran kita: Kawan saya punya anak tunggal, tetapi dia punya cucu tiga orang, sedangkan saya punya anak tiga orang. tapi tidak punya satu orang cucu-pun.Bagaimana ini Tuhan, bukankah tidak adil ? Atau: Waktu di sekolah dulu, saya adalah anak yg paling pandai, tetapi pekerjaan saya sekarang hanya sebagai karyawan biasa saja. Sedangkan teman saya, dia bodoh & bandel di sekolah, tetapi dia sekarang jadi bos, bagaimana ini Tuhan? ...dan lain-lain contohnya.
Tetapi ketika berdoa kepada Tuhan, maka sebaiknya kita berdoa sesuai dg yg Tuhan ajarkan atau katakan, kehendaki atau janjikan, seperti yg tertulis dalam Alkitab, kemudian berdoalah dg percaya kepada Tuhan.
Para sahabat kekasih Kristus, misalnya, ketika kita mengalami susahnya, sedihnya, beratnya beban hidup dan kita berdoa “Tuhan tolong aku”, kadang-kadang Tuhan tidak langsung menjawab doa kita dan Ia seolah-olah “membiarkan” kita berjuang, karena Ia yakin bahwa kita akan mampu melewatinya bersamaNya. Tetapi pada saat kita sama sekali tidak sanggup lagi, maka Tuhan selalu siap menolong...dan berkata: Marilah kepadaKu anakKu, serahkanlah bebanmu kepadaKu. (Matius 11:28) Aku selalu mengasihi, menyertaimu dan menolongmu. (Yohanes 14:16,21) Biarkanlah Aku selalu memegangmu dg tangan kananKu yg membawa kemenangan. (Yesaya 41:10)
Sebab itu, hilangkanlah perasaan bahwa Tuhan membiarkan kita berjalan sendirian, kecuali kita yg menolakNya/meninggalkanNya dan berjalan menurut kehendak daging & hawa nafsu kita sendiri. Ia akan tetap berjalan bersama kita...,sebab Ia ada, tinggal dan hidup dalam setiap kita. (1 Korintus 3:18) Tuhan adalah pelindung kita dan naungan hidup kita, Ia akan menjaga kita dari terhadap segala kecelakaan, menjaga nyawa kita dan menjaga keluar masuk kita. (Mazmu 121:5-8)
Hanya kita harus tahu bahwa Tuhan tidak ingin memanjakan kita, tetapi selalu “mendidik” kita dalam kebenaran dan memimpin kita kepada keselamatan oleh iman kepadaNya, karena kita adalah anak-anakNya...Untuk itu, berserahlah hanya kepada-Nya dan jadilah kehendakMu ya Tuhan.... Hanya Tuhanlah satu-satunya harapan kita dan Ia tahu mana yg terbaik bagi kita. (Mazmur 71:5 dan Lukas 11:13 & Matius 7:11) Pengharapan kita kepadaNya tidaklah akan sia-sia, kecuali kita tidak hidup menuruti firmanNya, menolakNya/meninggalkanNya. (Amsal 10:28) Karena Yesus Kristus, Tuhan, Allah kita, adalah sumber & dasar pengharapan kita. (Roma 15:13 dan 1 Timotius 1:1)
Izinkanlah Tuhan memimpin hidup kita menurut firmanNya, kehendakNya, hukumNya, ketetapanNya dan peringatanNya. Sehingga akhirnya kita dapat berseru: “Ya, Tuhan...aku bersyukur atas pimpinanMu dalam hidupku dan terima kasih ya Tuhan atas semua jawaban doa-doaku.
Doa kami:
Tuhan Yesus, ajarlah kami berdoa. Amin
Persekutuan Doa Air Hidup: Pertobatan dan Pemulihan bagi orang yang sudah percaya kepada Tuhan Yesus, agar mereka bisa menjadi berkat bagi gerejanya dan memberitakan Keselamatan dari Tuhan bagi mereka yang belum percaya kepadaNya.
