“Janganlah kita jemu-jemu berbuat baik, karena apabila sudah datang waktunya, kita akan menuai, jika kita tidak menjadi lemah”. (Galatia 6:9)
Ada suatu kesaksian dari salah seorang umat Tuhan di India. Pada suatu hari Sabtu tahun yang lalu, dia dan keluarganya mengendarai sepeda mereka ke pasar. Disana, setiap akhir minggu para pedagang pasar menempati sebagian besar lahan parkir mobil dan motor dan berjualan disana . Mereka menjajakan berbagai macam barang dagangannya masing-masing. Contoh : Ada bermacam-macam sayuran dan buah-buah-an organik, roti dan kue-kue, serta barang-barang kerajinan kayu, lukisan dan asesoris seperti kalung, gelang, anting dijual disana.
Anak laki-laki nya ingin membeli sepotong kue muffin yang besar dan umat Tuhan ini sedang bersiap-siap untuk membayar muffin yang dibeli anaknya itu, tapi didepannya ada seorang wanita yang sudah tua, berperawakan tinggi dan sedikit bungkuk badannya. Wanita ini memakai celana jeans yamg berwarna kusam dan baju terusan berwarna biru. Rambut dikepalanya sudah putih semua, namun usianya tidaklah menghilangkan bekas-bekas kecantikannya.
Karena umat Tuhan ini mau membayar kue muffin itu, maka wanita itu bergeser dan berbalik menjauhi meja pedagang muffin itu ; tapi tanpa disengaja mukanya jadi berhadapan dengan muka umat Tuhan ini dalam jarak yang cukup dekat, lalu wanita itu berkata katanya : Oh… indah sekali kumis ini ! Setelah itu, wanita itu terus berjalan melewati umat Tuhan ini.
Pertemuan pandang yang singkat itu, telah memberikan suatu kesan kegembiraan bagi umat Tuhan ini selama hari Sabtu itu. Sebab wanita tua itu telah melakukan sesuatu yang baik yaitu berupa kata-kata pujian baginya.
Oleh hikmat Tuhan, rasul Paulus telah mengetahui hal ini dan dia menasihati kita, umatNya dalam nas tersebut diatas agar kita semua jangan jemu-jemu berbuat baik terhadap saudara dan sesama kita. Sebab jikalau kita tidak menjadi lemah/bosan melakukannya, maka kita juga akan menuai kebaikan pada waktunya.
Sebenarnya tanpa disadarinya, wanita itu telah melakukan firman Tuhan diatas yaitu dia tidak jemu-jemu atau bosan berbuat baik, antara lain dengan mengucapkan kata pujian bagi sesamanya sampai dimasa tuanya. Nanti pada waktunya, dia-pun pasti akan menuai kebaikan atas semua kebaikan yang telah dilakukannya.
Berbuat baik yang Tuhan maksudkan, tidaklah perlu berupa suatu pengorbanan yang besar atau perbuatan baik yang luar biasa. Misalnya : “Memberikan donasi/bantuan uang yang besar jumlahnya untuk anak-anak di panti asuhan atau fakir miskin”; atau “Berani mengambil risiko demi menyelamatkan nyawa seseorang yang rumahnya sedang dilanda kebakaran”. Melainkan melakukan sesuatu perbuatan baik yang sederhana tetapi dilakukan dengan hati yang ikhlas/tulus dan suka-cita.
Kalau kita melakukan suatu perbuatan baik dengan tulus/ikhas dan sukacita, maka kasih dan kebaikan Tuhan-pun pasti akan mengalir keluar bagi kita sendiri maupun bagi saudara dan sesama kita.
Jadi janganlah kita melakukan suatu perbuatan baik dengan pura-pura atau karena terpaksa ; atau dengan menunggu dulu agar orang lain terlebih dahulu memberi hormat kepada kita, baru-lah setelah itu kita juga memberi hormat kepadanya. (Roma 12:9-10)
Doa kami:
Tuhan Yesus, mampukanlah kami agar tidak jemu-jemu berbuat baik dengan tulus ikhlas dan sukacita bagi saudara dan sesama kami. Amin.