
Saya teringat akan kata-kata ayah saya ketika saya baru lulus kuliah dan mencari pekerjaan di Jakarta. Katanya: Kalau kamu ingin sukses, maka kamu harus punya banyak kenalan dan teman orang-orang kaya yang sukses atau orang yang berkuasa. Kenapa ?
Kalau kita berteman dengan mereka, yaitu saya kenal dia dan dia kenal saya, maka pasti suatu saat akan ada peluang bagi kita untuk mendapat sesuatu yang baik dari mereka: Misalnya pekerjaan atau proyek yang bagus dan menguntungkan, kenaikkan jabatan/kenaikkan gaji, promosi dan sebagainya, sehingga dengan demikian hidup kita bisa berkecukupan.
Akhirnya suatu saat Tuhan izinkan saya kenal baik dengan seorang bos besar yang kaya raya, dan ternyata pendapat ayah saya benar, saya dipercayakan jadi direktur perusahaannya, gaji besar dan fasilitas kendaraan mewah, kalau ulang tahun istri saya dapat hadiah tas-tas yang mahal, ditraktir keluar negeri jalan-jalan liburan setiap akhir tahun, sering diajak makan2 ditempat yang bagus dan mewah, dapat bonus tiap tahun, diberi tugas untuk mewakilinya dalam pertemuan dengan orang-orang kaya dari dalam dan luar negeri dan sebagainya.
Jadi apalagi kalau kita bisa mengenal dan dikenal Tuhan yaitu kita kenal baik atau berteman denganNya. Pasti hidup kita akan berbahagia di dunia dan akhirat. Karena Tuhan adalah bos diatas segala bos yang kaya raya didunia. Dia adalah Presiden/Raja diatas segala presiden/raja yang berkuasa didunia. Dia adalah Allah diatas segala allah yang ada dialam semesta dan dunia.
Kalau ada allah/kuasa/dukun di dunia ini yang bisa membuat kita kaya dan terkenal, maka Tuhan lebih bisa lagi membuat kita kaya dan terkenal, dan bahkan Dia juga bisa membangkitkan kita dari antara orang mati dan hidup kekal di sorga. Sesuai dengan ayat firman Tuhan dalam kitab 1 Yohanes 2:30 diatas, maka supaya bisa mengenal Allah, kita harus dengan sukarela, taat dan setia menuruti perintahNya yaitu memegang perintahNya dan melakukanNya.
Kalau kita mengasihi Allah, maka bukan saja kita yang mengenal Allah, tetapi Dia juga mengenal kita.(1 Korintus 8:3). Sebab kalau hanya kita yang mengenal seseorang, misalnya presiden, tetapi presiden itu tidak mengenal kita, ya tidak ada gunanya dan kita juga tidak akan dapat peluang apa-apa dari presiden itu. Demikian juga selain kita perlu mengenal Allah, maka kita juga perlu dikenal Tuhan yaitu artinya kita kenal baik atau berteman denganNya. Tetapi bagaimana mungkin kita bisa mengasihiNya dan mengenalNya atau dikenalNya, karena Tuhan tidak kelihatan.
Disinilah iman kita yang berperan, karena hanya dengan iman saja, kita percaya bahwa Allah itu ada dan kita juga percaya bahwa hanya Dia lah Allah yang telah mengorbankan nyawaNya sebagai korban penebus dosa kita, sehingga dosa kita diampuni dan kita diselamatkanNya. Tanpa iman, tidaklah mungkin kita berkenan kepada Tuhan dan tidaklah mungkin kita berteman dengan Allah.(1 Petrus 1:5,8-9 dan Ibrani 11:6)
Langkah pertama untuk itu adalah kita perlu hidup saling mengasihi. Kalau kita saling mengasihi, maka kita menjadi anak Allah(yaitu lair dari Allah) dan mengenal Allah. Kalau kita tidak mengasihi, maka kita tidak mengenal Allah,sebab Allah adalah kasih.(1 Yohanes 4:7-8). Dan kita tidak mungkin bisa mengasihi Allah yang tidak kelihatan, kalau kita tidak bisa mengasihi saudara kita yang kelihatan.(1 Yohanes 4:20)
Karena itu mulailah berdamai dan saling mengasihi dengan sesama anggota keluarga, saudara, dan teman kita. Kalau dengan sesama keluarga, saudara dan teman kita saja tidak bisa berdamai dan saling mengasihi, manalah mungkin kita mengasihi orang lain yang tidak kita kenal.
Sebelum kita dapat mengasihi seseorang, pertanyaannya adalah: Apakah kita bisa atau tidak untuk mengampuni orang itu terlebih dahulu? Kemudian menyapanya terlebih dahulu atau minta maaf kepadanya terlebih dahulu yaitu bertindak sesuai dengan perintah Tuhan dalam kitab 1 Korintus 6:7 "Maukah kita diperlakukan sebagai orang yang bersalah (yaitu menderita ketidak adilandandirugikan), padahal kita tidak bersalah?"
Kalau tidak bisa memaafkannya dan mengampuninya, mana mungkin kita bisa mengasihinya? Padahal Tuhan memberi perintah kepada kita: Kasihilah dan doakanlah orang yang membenci kamu, termasuk kasihilah musuhmu dan orang dekatmu yang menyakitimu, yang kamu benci.(Matius 5:44). Kalau kita tidak bisa mengampuninya dan tetap membencinya atau dendam kepadanya, maka kita adalah pembunuh manusia. (1Yohanes 3:15)
Langkah kedua adalah kita perlu saling tolong menolong. Kalau kita punya harta duniawi dan melihat sanak saudara kita menderita kekurangan, dan kita tidak mau menolongnya atau memeliharanya, bagaimanakah mungkin kasih Allah ada dalam diri kita? malahan Alkitab katakan kita ini akan disebut sebagai "orang yang murtad dan lebih buruk daripada orang yang tidak percaya kepada Tuhan".(1 Yohanes 3:17 dan 1 Timotius 5: 8). Jadi mulailah kita belajar mengasihi dengan perbuatan dalam kebenaran, bukan dengan lidah (atau hanya omong saja) (1 Yoh 3: 17,18).
Sebaliknya kalau kita mengasihi, tapi tidak dalam kebenaran, maka itu juga salah. Contohnya ada seorang pendeta yang sudah berkeluarga, ketika ada konseling, dia menasihati seorang janda muda yang cantik yang menderita. Lama kelamaan pendeta itu kasihan dan tertarik kepada janda muda itu dan akhirnya dia menikahi janda muda itu dan menceraikan istrinya dan meninggalkan anak2nya. Itu namanya "mengasihi, tapi tidak dalam kebenaran".
Langkah ketiga adalah kita jangan mengasihi dunia dan apa yang ada didalamnya. Karena apa yang ada di dunia ini yaitu keinginan mata, daging, keangkuhan hidup, semuanya ini bukanlah berasal dari Allah dan semuanya ini akan lenyap.(1 Yohanes 2:15-17). Apabila kita mengasihi dunia ini kita akan cenderung menjadi sombong, serakah, penuh hawa nafsu dan tidak kudus hidupnya.
Contohnya : Ketika kita sebagai orang kaya, naik mobil mewah merk Mercedes S class atau Toyota Alphard milik kita, maka sikap kita, cara jalan kita dan cara berbicara kita akan lain dan berbeda, bila dibandingkan ketika kita sebagai orang miskin yang naik ojek atau bis umum atau bajaj atau mikrolet. Sikap kita akan cenderung lebih sombong dan takabur yaitu memandang rendah orang lain. Selain daripada itu, kalau kita mengasihi dunia, maka hidup kita akan lebih dipenuhi oleh hawa nafsu sex, serakah dan cinta uang dan sebagainya.
Nah, supaya berhasil dalam menghadapi godaan / keinginan mata, keinginan daging dan keangkuhan hidup ini, maka kita harus mampu mengendalikan diri kita. Lakukanlah itu dengan tekun, meskipun mungkin seringkali kita gagal. Tetapi setiap kali kita gagal dan jatuh dalam dosa, bertobatlah segera, bangkitlah lagi, mintalah ampun kepada Tuhan dan mulailah lagi hidup menuruti firmanNya. Dengan pertolongan dan kekuatan Tuhan, maka hidup kita pasti akan semakin hari semakin kuat, dewasa dan bertumbuh imannya.
Jadi mana yang akan kita pilih? inginkah kita sukses ? Maka kuncinya adalah kita harus mengenal Allah dan Ia mengenal kita. Caranya adalah dengan hidup sungguh-sunguh takut akan Tuhan dan menuruti semua perintah-perintahNya! Amin
Doa kami :
Tuhan Yesus, tolonglah kami dan penuhilah kami dengan kasihMu dan kekuatanMu supaya kami bisa hidup menuruti perintahMu dan mengenal Engkau, bahkan kami juga akan dikenal oleh Engkau sepanjang umur hidup kami di dunia ini. Amin
Kalau kita berteman dengan mereka, yaitu saya kenal dia dan dia kenal saya, maka pasti suatu saat akan ada peluang bagi kita untuk mendapat sesuatu yang baik dari mereka: Misalnya pekerjaan atau proyek yang bagus dan menguntungkan, kenaikkan jabatan/kenaikkan gaji, promosi dan sebagainya, sehingga dengan demikian hidup kita bisa berkecukupan.
Akhirnya suatu saat Tuhan izinkan saya kenal baik dengan seorang bos besar yang kaya raya, dan ternyata pendapat ayah saya benar, saya dipercayakan jadi direktur perusahaannya, gaji besar dan fasilitas kendaraan mewah, kalau ulang tahun istri saya dapat hadiah tas-tas yang mahal, ditraktir keluar negeri jalan-jalan liburan setiap akhir tahun, sering diajak makan2 ditempat yang bagus dan mewah, dapat bonus tiap tahun, diberi tugas untuk mewakilinya dalam pertemuan dengan orang-orang kaya dari dalam dan luar negeri dan sebagainya.
Jadi apalagi kalau kita bisa mengenal dan dikenal Tuhan yaitu kita kenal baik atau berteman denganNya. Pasti hidup kita akan berbahagia di dunia dan akhirat. Karena Tuhan adalah bos diatas segala bos yang kaya raya didunia. Dia adalah Presiden/Raja diatas segala presiden/raja yang berkuasa didunia. Dia adalah Allah diatas segala allah yang ada dialam semesta dan dunia.
Kalau ada allah/kuasa/dukun di dunia ini yang bisa membuat kita kaya dan terkenal, maka Tuhan lebih bisa lagi membuat kita kaya dan terkenal, dan bahkan Dia juga bisa membangkitkan kita dari antara orang mati dan hidup kekal di sorga. Sesuai dengan ayat firman Tuhan dalam kitab 1 Yohanes 2:30 diatas, maka supaya bisa mengenal Allah, kita harus dengan sukarela, taat dan setia menuruti perintahNya yaitu memegang perintahNya dan melakukanNya.
Kalau kita mengasihi Allah, maka bukan saja kita yang mengenal Allah, tetapi Dia juga mengenal kita.(1 Korintus 8:3). Sebab kalau hanya kita yang mengenal seseorang, misalnya presiden, tetapi presiden itu tidak mengenal kita, ya tidak ada gunanya dan kita juga tidak akan dapat peluang apa-apa dari presiden itu. Demikian juga selain kita perlu mengenal Allah, maka kita juga perlu dikenal Tuhan yaitu artinya kita kenal baik atau berteman denganNya. Tetapi bagaimana mungkin kita bisa mengasihiNya dan mengenalNya atau dikenalNya, karena Tuhan tidak kelihatan.
Disinilah iman kita yang berperan, karena hanya dengan iman saja, kita percaya bahwa Allah itu ada dan kita juga percaya bahwa hanya Dia lah Allah yang telah mengorbankan nyawaNya sebagai korban penebus dosa kita, sehingga dosa kita diampuni dan kita diselamatkanNya. Tanpa iman, tidaklah mungkin kita berkenan kepada Tuhan dan tidaklah mungkin kita berteman dengan Allah.(1 Petrus 1:5,8-9 dan Ibrani 11:6)
Langkah pertama untuk itu adalah kita perlu hidup saling mengasihi. Kalau kita saling mengasihi, maka kita menjadi anak Allah(yaitu lair dari Allah) dan mengenal Allah. Kalau kita tidak mengasihi, maka kita tidak mengenal Allah,sebab Allah adalah kasih.(1 Yohanes 4:7-8). Dan kita tidak mungkin bisa mengasihi Allah yang tidak kelihatan, kalau kita tidak bisa mengasihi saudara kita yang kelihatan.(1 Yohanes 4:20)
Karena itu mulailah berdamai dan saling mengasihi dengan sesama anggota keluarga, saudara, dan teman kita. Kalau dengan sesama keluarga, saudara dan teman kita saja tidak bisa berdamai dan saling mengasihi, manalah mungkin kita mengasihi orang lain yang tidak kita kenal.
Sebelum kita dapat mengasihi seseorang, pertanyaannya adalah: Apakah kita bisa atau tidak untuk mengampuni orang itu terlebih dahulu? Kemudian menyapanya terlebih dahulu atau minta maaf kepadanya terlebih dahulu yaitu bertindak sesuai dengan perintah Tuhan dalam kitab 1 Korintus 6:7 "Maukah kita diperlakukan sebagai orang yang bersalah (yaitu menderita ketidak adilandandirugikan), padahal kita tidak bersalah?"
Kalau tidak bisa memaafkannya dan mengampuninya, mana mungkin kita bisa mengasihinya? Padahal Tuhan memberi perintah kepada kita: Kasihilah dan doakanlah orang yang membenci kamu, termasuk kasihilah musuhmu dan orang dekatmu yang menyakitimu, yang kamu benci.(Matius 5:44). Kalau kita tidak bisa mengampuninya dan tetap membencinya atau dendam kepadanya, maka kita adalah pembunuh manusia. (1Yohanes 3:15)
Langkah kedua adalah kita perlu saling tolong menolong. Kalau kita punya harta duniawi dan melihat sanak saudara kita menderita kekurangan, dan kita tidak mau menolongnya atau memeliharanya, bagaimanakah mungkin kasih Allah ada dalam diri kita? malahan Alkitab katakan kita ini akan disebut sebagai "orang yang murtad dan lebih buruk daripada orang yang tidak percaya kepada Tuhan".(1 Yohanes 3:17 dan 1 Timotius 5: 8). Jadi mulailah kita belajar mengasihi dengan perbuatan dalam kebenaran, bukan dengan lidah (atau hanya omong saja) (1 Yoh 3: 17,18).
Sebaliknya kalau kita mengasihi, tapi tidak dalam kebenaran, maka itu juga salah. Contohnya ada seorang pendeta yang sudah berkeluarga, ketika ada konseling, dia menasihati seorang janda muda yang cantik yang menderita. Lama kelamaan pendeta itu kasihan dan tertarik kepada janda muda itu dan akhirnya dia menikahi janda muda itu dan menceraikan istrinya dan meninggalkan anak2nya. Itu namanya "mengasihi, tapi tidak dalam kebenaran".
Langkah ketiga adalah kita jangan mengasihi dunia dan apa yang ada didalamnya. Karena apa yang ada di dunia ini yaitu keinginan mata, daging, keangkuhan hidup, semuanya ini bukanlah berasal dari Allah dan semuanya ini akan lenyap.(1 Yohanes 2:15-17). Apabila kita mengasihi dunia ini kita akan cenderung menjadi sombong, serakah, penuh hawa nafsu dan tidak kudus hidupnya.
Contohnya : Ketika kita sebagai orang kaya, naik mobil mewah merk Mercedes S class atau Toyota Alphard milik kita, maka sikap kita, cara jalan kita dan cara berbicara kita akan lain dan berbeda, bila dibandingkan ketika kita sebagai orang miskin yang naik ojek atau bis umum atau bajaj atau mikrolet. Sikap kita akan cenderung lebih sombong dan takabur yaitu memandang rendah orang lain. Selain daripada itu, kalau kita mengasihi dunia, maka hidup kita akan lebih dipenuhi oleh hawa nafsu sex, serakah dan cinta uang dan sebagainya.
Nah, supaya berhasil dalam menghadapi godaan / keinginan mata, keinginan daging dan keangkuhan hidup ini, maka kita harus mampu mengendalikan diri kita. Lakukanlah itu dengan tekun, meskipun mungkin seringkali kita gagal. Tetapi setiap kali kita gagal dan jatuh dalam dosa, bertobatlah segera, bangkitlah lagi, mintalah ampun kepada Tuhan dan mulailah lagi hidup menuruti firmanNya. Dengan pertolongan dan kekuatan Tuhan, maka hidup kita pasti akan semakin hari semakin kuat, dewasa dan bertumbuh imannya.
Jadi mana yang akan kita pilih? inginkah kita sukses ? Maka kuncinya adalah kita harus mengenal Allah dan Ia mengenal kita. Caranya adalah dengan hidup sungguh-sunguh takut akan Tuhan dan menuruti semua perintah-perintahNya! Amin
Doa kami :
Tuhan Yesus, tolonglah kami dan penuhilah kami dengan kasihMu dan kekuatanMu supaya kami bisa hidup menuruti perintahMu dan mengenal Engkau, bahkan kami juga akan dikenal oleh Engkau sepanjang umur hidup kami di dunia ini. Amin