"Karena mata TUHAN menjelajah seluruh bumi untuk melimpahkan kekuatan-Nya kepada mereka yang bersungguh hati terhadap Dia,......". (2 Tawarikh 16 :9)Ayat firman TUHAN diatas mengajarkan kepada kita bagaimana menjadi umat TUHAN yang bersungguh hati. Kalau kita cermati ayat-ayat dalam kitab 1 Tawarikh pasal 16 secara keseluruhan, maka ada 3 hal yang perlu kita lakukan, agar kita menjadi orang-orang yang bersungguh hati terhadap TUHAN yaitu :
1. Kita harus tetap percaya kepada TUHAN.
Ini berbanding terbalik dengan apa yang dilakukan oleh raja Asa, raja Yehuda. Pada saat raja Baesa, raja Israel hendak menyerbu Yehuda; raja Asa mengeluarkan harta benda dari rumah TUHAN untuk mengadakan perjanjian dengan Benhadad, raja Aram supaya membantunya menghadapi raja Baesa (1Tawarikh 16:2-4). Ini memperlihatkan bahwa raja Asa tidak lagi percaya kepada TUHAN, melainkan kepada manusia yaitu Benhadad, raja Aram. Padahal orang yang bersungguh hati adalah orang yang tetap percaya dan bersandar kepada TUHAN dalam menghadapi tantangan kehidupan yang sangat berat sekalipun. Dan TUHAN akan melimpahkan kekuatan Nya kepada mereka dan akan membuat mereka menang dalam menghadapi tantangan hidup tersebut.
2. Mau menerima tegoran dari TUHAN.
Ketika TUHAN mengutus seorang nabi untuk menegor raja Asa atas kesalahannya itu, tetapi ternyata dia tidak mau menerima tegoran itu atau merendahkan hati atau bertobat dihadapan TUHAN, malahan justru raja Asa menjadi sakit hati. (1 Tawarikh 16 : 7-10). Ini adalah suatu pelajaran bagi kita, bahwa kalau kita pergi ke gereja, kemudian firman TUHAN yang disampaikan melalui pendeta itu, ternyata menegor kita, maka kita harus menerima tegoran itu dan merendahkan hati dihadapan TUHAN dan bertobat. Karena setiap kali kita mengakui kesalahan kita dihadapan TUHAN, maka kita akan dipulihkan. Dan TUHAN kembali akan memperhatikan kita dan menolong kita.
3. Menjaga hati (Amsal 4:23).
Raja Asa tidak mau menerima tegoran TUHAN yang disampaikan melalui nabi Hanani tersebut, malahan ia menjadi sakit hati. Untuk itu melalui bagian ini TUHAN menghendaki agar kita memiliki kondisi hati yang benar dihadapan Nya, jangan sampai kita sakti hati, kemudian kecewa dan tidak percaya lagi kepada TUHAN. Pada akhir hidupnya, raja Asa menderita sakit kakinya yang kemudian menjadi semakin parah. Namun dalam kesakitannya ini, ia tetap tidak minta pertolongan TUHAN, melainkan minta pertolongan tabib-tabib. Sehingga akhirnya ia tidak tertolong dan iapun matilah. (1 Tawarikh 16:12-13)
Doa kami:
Ya TUHAN Yesus, ampunilah kami dari ke-kurang-percaya-an kami dan sikap kesombongan kami, serta kegagalan kami menjaga hati, sehingga kami tidak sepenuhnya bersandar kepadaMu. Amin
1. Kita harus tetap percaya kepada TUHAN.
Ini berbanding terbalik dengan apa yang dilakukan oleh raja Asa, raja Yehuda. Pada saat raja Baesa, raja Israel hendak menyerbu Yehuda; raja Asa mengeluarkan harta benda dari rumah TUHAN untuk mengadakan perjanjian dengan Benhadad, raja Aram supaya membantunya menghadapi raja Baesa (1Tawarikh 16:2-4). Ini memperlihatkan bahwa raja Asa tidak lagi percaya kepada TUHAN, melainkan kepada manusia yaitu Benhadad, raja Aram. Padahal orang yang bersungguh hati adalah orang yang tetap percaya dan bersandar kepada TUHAN dalam menghadapi tantangan kehidupan yang sangat berat sekalipun. Dan TUHAN akan melimpahkan kekuatan Nya kepada mereka dan akan membuat mereka menang dalam menghadapi tantangan hidup tersebut.
2. Mau menerima tegoran dari TUHAN.
Ketika TUHAN mengutus seorang nabi untuk menegor raja Asa atas kesalahannya itu, tetapi ternyata dia tidak mau menerima tegoran itu atau merendahkan hati atau bertobat dihadapan TUHAN, malahan justru raja Asa menjadi sakit hati. (1 Tawarikh 16 : 7-10). Ini adalah suatu pelajaran bagi kita, bahwa kalau kita pergi ke gereja, kemudian firman TUHAN yang disampaikan melalui pendeta itu, ternyata menegor kita, maka kita harus menerima tegoran itu dan merendahkan hati dihadapan TUHAN dan bertobat. Karena setiap kali kita mengakui kesalahan kita dihadapan TUHAN, maka kita akan dipulihkan. Dan TUHAN kembali akan memperhatikan kita dan menolong kita.
3. Menjaga hati (Amsal 4:23).
Raja Asa tidak mau menerima tegoran TUHAN yang disampaikan melalui nabi Hanani tersebut, malahan ia menjadi sakit hati. Untuk itu melalui bagian ini TUHAN menghendaki agar kita memiliki kondisi hati yang benar dihadapan Nya, jangan sampai kita sakti hati, kemudian kecewa dan tidak percaya lagi kepada TUHAN. Pada akhir hidupnya, raja Asa menderita sakit kakinya yang kemudian menjadi semakin parah. Namun dalam kesakitannya ini, ia tetap tidak minta pertolongan TUHAN, melainkan minta pertolongan tabib-tabib. Sehingga akhirnya ia tidak tertolong dan iapun matilah. (1 Tawarikh 16:12-13)
Doa kami:
Ya TUHAN Yesus, ampunilah kami dari ke-kurang-percaya-an kami dan sikap kesombongan kami, serta kegagalan kami menjaga hati, sehingga kami tidak sepenuhnya bersandar kepadaMu. Amin
Persekutuan Doa Air Hidup: Pertobatan dan Pemulihan bagi orang yang sudah percaya kepada Tuhan Yesus, agar mereka bisa menjadi berkat bagi gerejanya dan memberitakan Keselamatan dari Tuhan bagi mereka yang belum percaya kepadaNya.