"...karena yang diucapkan mulut meluap dari hati" (Matius 12 : 34)
Dalam kitab Matius 12 : 31-37, TUHAN Yesus menjelaskan bagaimana membedakan orang baik (yang hatinya baik) dan orang jahat (yang hatinya jahat). Yaitu seperti mengenal pohon melalui buahnya. Kalau buahnya baik, maka pohon itu baik. Tetapi kalau buahnya tidak baik , maka pohon itu tidak baik. Karena dari semak duri orang tidak memetik buah mangga. Kita memetik mangga dari pohon mangga. Mulut adalah pintu hati kita. Ada saatnya kita berdoa dalam hati, artinya mulut kita ditutup. Tapi ada kalanya, kita perlu berdoa dengan kata-kata yang diucapkan melalui mulut kita. Orang yang baik akan mengeluarkan hal-hal yang baik dari perbendaharaan hatinya yang baik. Demikian pula orang yang jahat akan mengeluarkan hal-hal yang jahat dari perbendaharaan hatinya yang jahat.
Kita harus sangat berhati-hati dengan kata kata yang kita ucapkan. Karena firman Allah mengatakan "menurut ucapanmu engkau akan dibenarkan dan menurut ucapanmu pula engkau akan dihukum". Terutama kalau hati kita sedang jahat penuh dengan kesombongan, iri hati, kesal, dendam, benci , hawa nafsu sex dan lain lain, maka pastilah apa yang kita ucapkan akan mencerminkan isi hati kita. Misalnya saat kita sedang sangat marah dan benci pada orang lawan bicara kita atau diri kita sendiri, maka pastilah kata-kata kutukan, hinaan dan cercaan yang akan kita ucapkan. Dan tanpa kita sadari, tangan kita sudah memukul / menampar dia, atau malah mengutuki diri kita sendiri sebagai pelampiasannya.
Kita harus waspada dengan setiap kata-kata kutukan, hinaan dan cercaan yang kita ucapkan, karena harus dipertanggung-jawabkan baik di dunia ini maupun nanti di akhirat. Dalam hal ini kita bisa dihukum penjara atau dituntut ganti rugi, atau dihukum TUHAN sebagai akibat perkataan yang kita ucapkan. Ingat kisah raja Herodes yang mati ditampar malaikat TUHAN seketika itu juga dan mati dimakan cacing-cacing , karena dia berkata-kata sombong dan tidak memberi hormat kepada Allah, pada saat berpidato dihadapan rakyatnya. ( Kisah Para Rasul 12 : 21 - 23)
Jadi sebaiknya sebelum kita berkata-kata, kita tenangkan diri kita terlebih dahulu, ampunilah / maafkanlah dulu sekiranya ada kesalahan dari orang lawan bicara kita. Setelah itu barusan kita bicara dengan dia. Alkitab mengatakan "kalau kita tidak bersalah dlm perkataan kita , maka kita adalah orang yang sempurna, yang dapat juga mengendalikan seluruh tubuh kita". (Yakobus 3 : 2). Kita harus terus berusaha sedapat mungkin untuk mengendalikan mulut / lidah kita, seperti mengenakan kekang pada mulut kuda, sehingga kita tidak dihukum karena salah ngomong.
Tidak boleh terjadi bahwa dengan mulut / lidah kita mengucapkan berkat, doa, penyembahan dan pujian kepada TUHAN , kemudian dengan mulut / lidah kita yang sama juga, kita mengutuki, menghina orang lain ataupun diri kita sendiri.
Doa kami:
TUHAN Yesus Kristus, tolong jagailah hati kami senantiasa, supaya jangan sarat dengan kejahatan, pesta pora, kemabukkan, kesombongan dan hawa nafsu, sehingga mulut / lidah kami tidak mengucapkan kata-kata yang jahat dan sia-sia. Amin
Kita harus sangat berhati-hati dengan kata kata yang kita ucapkan. Karena firman Allah mengatakan "menurut ucapanmu engkau akan dibenarkan dan menurut ucapanmu pula engkau akan dihukum". Terutama kalau hati kita sedang jahat penuh dengan kesombongan, iri hati, kesal, dendam, benci , hawa nafsu sex dan lain lain, maka pastilah apa yang kita ucapkan akan mencerminkan isi hati kita. Misalnya saat kita sedang sangat marah dan benci pada orang lawan bicara kita atau diri kita sendiri, maka pastilah kata-kata kutukan, hinaan dan cercaan yang akan kita ucapkan. Dan tanpa kita sadari, tangan kita sudah memukul / menampar dia, atau malah mengutuki diri kita sendiri sebagai pelampiasannya.
Kita harus waspada dengan setiap kata-kata kutukan, hinaan dan cercaan yang kita ucapkan, karena harus dipertanggung-jawabkan baik di dunia ini maupun nanti di akhirat. Dalam hal ini kita bisa dihukum penjara atau dituntut ganti rugi, atau dihukum TUHAN sebagai akibat perkataan yang kita ucapkan. Ingat kisah raja Herodes yang mati ditampar malaikat TUHAN seketika itu juga dan mati dimakan cacing-cacing , karena dia berkata-kata sombong dan tidak memberi hormat kepada Allah, pada saat berpidato dihadapan rakyatnya. ( Kisah Para Rasul 12 : 21 - 23)
Jadi sebaiknya sebelum kita berkata-kata, kita tenangkan diri kita terlebih dahulu, ampunilah / maafkanlah dulu sekiranya ada kesalahan dari orang lawan bicara kita. Setelah itu barusan kita bicara dengan dia. Alkitab mengatakan "kalau kita tidak bersalah dlm perkataan kita , maka kita adalah orang yang sempurna, yang dapat juga mengendalikan seluruh tubuh kita". (Yakobus 3 : 2). Kita harus terus berusaha sedapat mungkin untuk mengendalikan mulut / lidah kita, seperti mengenakan kekang pada mulut kuda, sehingga kita tidak dihukum karena salah ngomong.
Tidak boleh terjadi bahwa dengan mulut / lidah kita mengucapkan berkat, doa, penyembahan dan pujian kepada TUHAN , kemudian dengan mulut / lidah kita yang sama juga, kita mengutuki, menghina orang lain ataupun diri kita sendiri.
Doa kami:
TUHAN Yesus Kristus, tolong jagailah hati kami senantiasa, supaya jangan sarat dengan kejahatan, pesta pora, kemabukkan, kesombongan dan hawa nafsu, sehingga mulut / lidah kami tidak mengucapkan kata-kata yang jahat dan sia-sia. Amin