Shallom..
Setia kawan atau kebijaksanaanMatius 25:9
Tetapi jawab gadis-gadis yang bijaksana itu: Tidak, nanti tidak cukup untuk kami dan untuk kamu. Lebih baik kamu pergi kepada penjual minyak dan beli di situ.
Orang yang mau bersama-sama dengan kita disaat susah, mau ikut merasakan penderitaan yang kita alami, ikut menangis disaat kita menangis, mau membela kita, biasanya dikatakan setia kawan. Dijaman sekarang sulit menemukan orang yang setia kawan, tetapi yang ada makan kawan atau memanfaatkan kawan. Hanya mau berteman disaat senang saja, dan meninggalkan atau berpura-pura tidak tau, bahkan menghilang dari kita disaat susah.
Setia kawan tidak selalu harus berbagi, namun adakalanya kita tidak berbagi karena untuk kepentingan bersama yang jauh lebih besar lingkupnya, ada kebijaksanaan yang kita harus lakukan. Untuk itu jika ada orang yang tidak mau berbagi jangan menghakimi dan mengatakan tidak setia kawan.
Ingat cerita "lima gadis bodoh dan lima gadis bijaksana" (matius 25:1-13)
Ketika pelita ke lima gadis bodoh hampir padam, mereka meminta sedikit minyak kepada ke lima gadis-gadis bijaksana tapi ditolak dengan alasan nanti tidak cukup "untuk kami dan untuk kamu" yang artinya daripada nanti mereka semua kehabisan pelita, lebih baik mereka menolak untuk membaginya. Sepertinya kejam ya, tidak setia kawan, pelit padahal bisa berbagi agar bisa sama-sama keperjamuan kawin, tetapi itulah yang disebut bijaksana. Kita harus bisa menolak untuk kepentingan yang lebih dari sekedar setia kawan.
Jika kita tidak ikut melakukan hal yang negatif ketika teman-teman mengajak apakah artinya kita tidak setia kawan? Contoh positif misalnya tidak ikut arisan, reunian, jalan-jalan dengan alasan ada yang lebih penting misalnya tidak punya uang daripada harus berhutang, tidak perlu gengsi, malu, rendah diri, kalaupun ada yang mengatakan tidak setia kawan atau pelit dan lain sebagainya, biarkan saja, jangan sampai kita mengorbankan sesuatu atau sampai berbuat dosa demi sebutan setia kawan.
Disini kita berusaha menjadi orang yang bijaksana dengan memilih yang lebih perlu atau benar , bukan karena egois atau tidak perduli, tetapi memilih untuk mengutamakan atau memprioritaskan sesuatu berdasarkan kepentingan yang lebih atau kebenaran dari sekedar sebutan setia kawan..
Saya temukan ada orang yang setia kawan selalu berbagi walau paspasan, ada yang ikut berbagai perkumpulan walau harus berhutang demi sebutan setia kawan, ada juga yang membiarkan anaknya atau keluarganya terlantar, ada yang tidak bisa meneruskan sekolah ke perguruan tinggi, padahal bukan karena tidak mampu, tetapi karena gengsi, takut penilaian teman, kalau harus jual benda berharga seperti rumah, mobil atau benda berharga lainnya. Tidak mudah belajar menjadi bijaksana tetapi tetap setia kawan karena sering berlawanan sebab harus berkata tidak dan mendapat gunjingan atau kecaman.
Belajar seperti Salomo yang meminta kebijaksanaan agar bisa memimpin umat Israel (tidak untuk kepentingan pribadi, melainkan buat kepentingan rakyatnya)
2 Tawarikh 1:10
Berilah sekarang kepadaku hikmat dan pengertian, supaya aku dapat keluar dan masuk sebagai pemimpin bangsa ini, sebab siapakah yang dapat menghakimi umat-Mu yang besar ini?"
Tuhan adalah pembela kita , selama kita hidup benar dan berbuat bijaksana bukan karena kata orang atau demi setia kawan, percayalah Tuhan pasti membela orang-orang yang hidup benar.
Doa kami : Tuhan Yesus ajar kami memiliki hati yang bijaksana, amin
Tuhan Yesus memberkati (yl)