“Kemuliaan bagi Allah
di tempat yang mahatinggi dan damai sejahtera di bumi di antara manusia yang
berkenan kepada-Nya". (Lukas 2:14)
Peristiwa peringatan
hari Kedatangan/Kelahiran Yesus mengubah kebencian menjadi kasih! Kisah ini
diambil dan disadur dari http://hsh-kenispri.blogspot.co.id/
Pada tahun 1914, konon ada
sebuah kisah menarik yang terjadi di malam Natal. Saat itu terjadi peperangan
antara Inggris, Jerman dan Perancis. Di malam Natal seperti itu, pastilah para
prajurit ingin berada di rumah yg hangat, berkumpul dengan keluarga, menyiapkan
kado-kado, bernyanyi dan menikmati sukacita serta makan kue-kue & hidangan
yang enak. Tapi kali ini mereka berada jauh dari rumah, kedinginan & jauh
dari keluarga dan orang-orang yang dicintai. Salju yang turun menambah dinginnya
udara malam dan dinginnya hati mereka. Perut lapar, pakaian yang basah,
dinginnya udara dan tempat tinggal yang becek serta ketidaknyamanan suasana
perang merupakan satu harmoni yang semakin menghilangkan semangat untuk
mengangkat senjata. Ada satu kerinduan untuk duduk bersama keluarga, bergembira
di depan perapian sambil mengunyah kue-kue & hidangan yang lezat.
Ada seorang prajurit
yang tertembak merintih menahan sakit, sementara yang lain menggigil
kedinginan. Pimpinan mereka pun, malam itu tidak seperti biasanya. Dia
kelihatan sangat bersedih, menangis teringat akan anak dan isterinya. Entah
kapan mereka akan pulang dan berada di tengah orang-orang yang mereka kasihi.
Mereka semua diam membisu selama beberapa jam, tetapi tiba-tiba nampak cahaya
kecil yang bergerak-gerak dari arah pasukan Jerman. Ternyata ada prajurit
Jerman yang membuat pohon Natal kecil yg dihiasinya lilin-lilin yg menyala dan
mengangkatnya ke atas agar kelihatan. Dia melakukan itu sambil mengalunkan lagu
"Stille Nacht, Heilige Nacht" atau lagu "Malam Kudus".
Alunan lembut lagu itu membuat hati para prajurit pilu karena mereka teringat
suasana Natal ditengah-tengah keluarga mereka masing2.
Prajurit Jerman yang
menyanyikan lagu itu ternyata adalah seorang penyanyi tenor opera terkenal
sebelum dia dikirim ke medan perang. Sambil menyanyi, prajurit itu berdiri dari
tempat persembunyiannya sehingga musuh dapat dg melihatnya. Tetapi prajurit
Jerman ini tidak gentar, dia ingin menyampaikan makna Natal yang sesungguhnya,
yaitu berbagi kasih dan damai dg sesama, termasuk juga dg musuh2nya. Dengan
tindakan mengasihi musuhnya dan berbuat baik kepada dan meminjamkan terang
kasih Tuhan dg tidak mengharapkan balasan, maka upahnya besar di sorga, yakni
dia menjadi orang yg berkenan kepada Allah, dan menjadi anak Allah yg maha
tinggi. Ketika Allah berkenan kepada tindakan yg dijalankannya, maka musuh2nya
pun didamaikanNya dg dia. (Lukas 6:35 dan Amsal 16:7)
Sebab demi
menyampaikan makna Natal yg sesungguhnya itulah, yakni berbagi kasih &
damai; prajurit Jerman tersebut rela berkorban nyawa dan bersedia ditembak
musuh, karena mereka pasti bisa melihatnya dengan jelas. Namun saat itulah dia
memuliakan Allah ditempat yg maha tinggi dan prajurit Jerman ini menjadi orang
yg berkenan kepada Allah, sehingga damai sejahtera Kristus memenuhi dirinya dan
membuatnya rela berbagi kasih dan damai dg musuh-musuhnya walaupun dia harus
berkorban nyawa. (Lukas 2:14) Tetapi, apakah yang terjadi?
Ternyata, satu per
satu dari masing-masing pasukan Jerman, Inggris dan Perancis keluar dari
persembunyiannya dan ikut menyanyi. Mereka berkumpul bersama dan air mata tidak
tertahankan. Salah seorang prajurit Inggris musuh bebuyutan Jerman, malah
mengiringi nyanyian tersebut dengan sebuah alat musik tiup yang dibawanya.
Tidak ada lagi lawan, tidak ada peperangan, tidak ada benci, yang ada hanya
kasih & kedamaian didalam kebersamaan. Mereka semua bersama-sama menyanyi
dalam bahasa mereka masing-masing, dilanjutkan lagi dengan lagu "Hai Mari
Berhimpun". Mereka yang tadinya adalah musuh yang berusaha saling
membunuh, kini merasakan aliran damai Natal. Mereka bersama-sama menyembah dan
bersyukur atas kelahiran Juruselamat. (Amsal 16:7 dan Efesus 2:18)
Dan
tidak lama setelah peristiwa malam Natal itu, Komandan pasukkan Inggris dan
Perancis menarik pasukkannya dan tidak melanjutkan penyerangan mereka terhadap
Jerman dg alasan keadaan musim dingin yg ekstrim.
Seandainya saat ini,
masih ada tersisa luka/sakit hati, kekecewaan, dan kebencian kita yg lama
terhadap seseorang, biarkanlah kuasa Yesus Kristus, Sang Juruselamat
menyembuhkan sakit hati, kebencian & kekecewaan kita, serta menggantinya
dengan kasihNya & damaiNya!
Doa kami:
Tuhan Yesus,
pulihkanlah hatiku dari segala luka hati, kekecewaan dan kebencian. Penuhilah
hatiku dengan kasihMu & damaiMu dan jadikan aku baru. Amin.