”Dengarkanlah doa-ku, ya TUHAN dan berilah telinga kepada teriak-ku minta tolong, janganlah berdiam diri melihat air mataku ! Sebab aku menumpang padaMu, aku pendatang seperti semua nenek moyangku”. (Mazmur 39:13) Banyak orang berpikir uang, harta benda dan lain-lain yang ada di bawah penguasaannya adalah hak miliknya ; demikian juga harta kekayaannya yang berupa perhiasan emas-berlian, tanah, saham, rumah, mobil, perkebunan, pertambangan, peternakan dan sebagainya. Apakah konsep itu sudah benar dan Alkitabiah ?
Sekedar ilustrasi, ada seorang anak yang diberi 2 keping uang logam oleh ibunya. Kata ibunya satu keping untuk persembahan kepada TUHAN dan satu keping untuk jajanannya disekolahnya. Dalam perjalanan-nya ke sekolah, satu keping uang logam tersebut hilang. Bagi anak itu, hal ini merupakan suatu masalah besar, uang persembahan untuk TUHAN atau uang untuk jajanannya yang hilang ? Si anak berpikir satu keping uang logam untuk persembahan adalah milik TUHAN, sedangkan satu keping uang logam yang lainnya adalah miliknya.
Bukan hanya anak kecil yang berpikir demikian, orang dewasa-pun tak terkecuali. Banyak yang berpikir bahwa kalau sudah memberikan uang perpuluhan kepada TUHAN, maka sisanya adalah uang miliknya pribadi, demikian juga rumah, uang di rekening bank, mobil dan lain lain, toh atas nama-nya. Padahal sebenarnya semua harta bendanya tersebut adalah milik TUHAN, bahkan hidupnya dan dirinya-sendiri-pun adalah milik TUHAN.
Marilah kita renungkan apa yang tertulis pada kitab Mazmur 24:1 : ”TUHAN-lah yang empunya bumi serta segala isinya, dan dunia serta yang diam didalamnya”. Jadi menurut Alkitab sesungguhnya "diri kita" dan "hidup kita" ini, juga adalah milik TUHAN sang Pencipta. Jelaslah mungkin selama ini kita menganut konsep yang salah tentang uang dan harta kekayaan, seperti cerita tentang anak yang kehilangan 1 keping uang logam dan seperti cerita tentang orang yang sudah membayar uang perpuluhan tersebut diatas.
Konsep yang benar dan Alkitabiah adalah bahwa uang dan harta kekayaan adalah miliknya TUHAN. Kita-kita ini hanya punya hak pakai saja, segalanya hanya titipan sementara saja. Lebih jelas lagi kalau kita imani, bahwa kita adalah "pendatang" didunia ini, seperti yang dikatakan dalam kitab Mazmur 29:13 diatas.
Pertanyaan selanjutnya bagaimana sikap kita sebagai pengelola uang dan harta-benda yang baik ?
Anggaplah saja kita ini sedang bekerja pada suatu perusahaan yang bukan milik kita. Pemilik perusahaannya adalah TUHAN sendiri dan kita adalah pegawaiNya atau lebih tepat lagi, kita ini hanyalah budakNya saja yang tidak punya hak apa-apa, kita ini hanya menumpang saja kepada TUHAN. Bagian kita adalah melakukan yang terbaik bagi perusahaan milik TUHAN tersebut, dan bekerja dengan sebaik-baiknya bagi keuntungan perusahaan itu. Maka kita akan menyenangkan hati TUHAN.
Doa kami:
TUHAN Yesus, ingatkanlah kami selalu bahwa kami ini adalah milikMu dan ciptaanMu, juga segala sesuatu yang ada pada kami adalah milikMu juga. Sehingga hati kami tidak melekat kepada harta kekayaan yang ada pada kami, melainkan melekat padaMu saja. Amin
Sekedar ilustrasi, ada seorang anak yang diberi 2 keping uang logam oleh ibunya. Kata ibunya satu keping untuk persembahan kepada TUHAN dan satu keping untuk jajanannya disekolahnya. Dalam perjalanan-nya ke sekolah, satu keping uang logam tersebut hilang. Bagi anak itu, hal ini merupakan suatu masalah besar, uang persembahan untuk TUHAN atau uang untuk jajanannya yang hilang ? Si anak berpikir satu keping uang logam untuk persembahan adalah milik TUHAN, sedangkan satu keping uang logam yang lainnya adalah miliknya.
Bukan hanya anak kecil yang berpikir demikian, orang dewasa-pun tak terkecuali. Banyak yang berpikir bahwa kalau sudah memberikan uang perpuluhan kepada TUHAN, maka sisanya adalah uang miliknya pribadi, demikian juga rumah, uang di rekening bank, mobil dan lain lain, toh atas nama-nya. Padahal sebenarnya semua harta bendanya tersebut adalah milik TUHAN, bahkan hidupnya dan dirinya-sendiri-pun adalah milik TUHAN.
Marilah kita renungkan apa yang tertulis pada kitab Mazmur 24:1 : ”TUHAN-lah yang empunya bumi serta segala isinya, dan dunia serta yang diam didalamnya”. Jadi menurut Alkitab sesungguhnya "diri kita" dan "hidup kita" ini, juga adalah milik TUHAN sang Pencipta. Jelaslah mungkin selama ini kita menganut konsep yang salah tentang uang dan harta kekayaan, seperti cerita tentang anak yang kehilangan 1 keping uang logam dan seperti cerita tentang orang yang sudah membayar uang perpuluhan tersebut diatas.
Konsep yang benar dan Alkitabiah adalah bahwa uang dan harta kekayaan adalah miliknya TUHAN. Kita-kita ini hanya punya hak pakai saja, segalanya hanya titipan sementara saja. Lebih jelas lagi kalau kita imani, bahwa kita adalah "pendatang" didunia ini, seperti yang dikatakan dalam kitab Mazmur 29:13 diatas.
Pertanyaan selanjutnya bagaimana sikap kita sebagai pengelola uang dan harta-benda yang baik ?
Anggaplah saja kita ini sedang bekerja pada suatu perusahaan yang bukan milik kita. Pemilik perusahaannya adalah TUHAN sendiri dan kita adalah pegawaiNya atau lebih tepat lagi, kita ini hanyalah budakNya saja yang tidak punya hak apa-apa, kita ini hanya menumpang saja kepada TUHAN. Bagian kita adalah melakukan yang terbaik bagi perusahaan milik TUHAN tersebut, dan bekerja dengan sebaik-baiknya bagi keuntungan perusahaan itu. Maka kita akan menyenangkan hati TUHAN.
Doa kami:
TUHAN Yesus, ingatkanlah kami selalu bahwa kami ini adalah milikMu dan ciptaanMu, juga segala sesuatu yang ada pada kami adalah milikMu juga. Sehingga hati kami tidak melekat kepada harta kekayaan yang ada pada kami, melainkan melekat padaMu saja. Amin
Persekutuan Doa Air Hidup: Pertobatan dan Pemulihan bagi orang yang sudah percaya kepada Tuhan Yesus, agar mereka bisa menjadi berkat bagi gerejanya dan memberitakan Keselamatan dari Tuhan bagi mereka yang belum percaya kepadaNya.
Ber bahagia lah orang sudah sadar akan konsep ini, bisa tidur nyenyak tidak diganggu lagi oleh ketakutan / kekuatiran akan kehilangan "miliknya".