“Berbahagialah orang yg
mendapat hikmat, orang yg memperoleh kepandaian, karena keuntungannya melebihi
keuntungan perak dan hasilnya melebihi emas. Ia lebih dari permata; apapun yg
kau inginkan, tidak dapat menyamainya”. (Amsal 3:13-15)
Kalau kita menyimpan
permata/berlian, emas atau perak,
sebagai simpanan hari tua, dg harapan nanti bertahun2 kemudian bahwa harga
permata/berlian, emas dan perak akan meningkat dan kita akan mendapat
keuntungan yg besar. Maka kelak seringkali kita akan kecewa, sebab dalam kenyataannya
tidaklah demikian halnya.
Ada orang yg telah menyimpan permata/berlian, emas dan perak bertahun-tahun lamanya, tetapi ketika dia membutuhkan uang dan akan menjualnya lagi, ternyata permata/berlian harganya tidak naik tetap sama saja, malahan susah sekali utk menjualnya & mencari pembelinya.
Karena waktu dia membutuhkan
uang dan mau menjualnya lagi, ternyata keadaan negrinya sedang terpuruk
terkena resesi ekonomi global, daya beli masyarakat menurun, ada ketidak
stabilan dalam politik & sosial, dan ada banyak demo dan aksi-aksi antar
pihak yg berlawanan. Sehingga keadaan hidup di negrinya terasa tidak nyaman
lagi. Demikian juga ada banyak penduduknya yg merasa hidupnya tidak aman &
nyaman lagi di negrinya. Mereka tidak membutuhkan & tidak memikirkan
permata/berlian atau emas dan perak, mobil bagus atau rumah bagus lagi , yg
mereka butuhkan hanyalah rasa aman dan damai.
Selain itu, harga emas
dan perak juga terus berfluktuasi turun naik spt ditentukan oleh hukum
permintaan & penawaran, dan juga ditentukan oleh kebutuhan/keinginan para
bandar-bandar emas & perak dunia. Sehingga kadang2 harganya naik terus,
tetapi tiba-tiba juga harganya bisa turun terus; bahkan lebih murah dari harga
belinya. Akibatnya orang itu jadi rugi bukan untung.
Lain hal nya kalau kita
sebagai umat Tuhan, yg mendapat karunia hikmat/kepandaian dari Tuhan.
Ada suatu kisah tentang kawan
kami sepelayan dulu di Jakarta yg aktip melayani Tuhan. Ia adalah seorang wanita
hamba Tuhan berusia 30 tahunan sekian. Kurang lebih 15 th yg lalu,
dia menikah dan tinggal bersama suaminya di Semarang. Mereka mempunyai 3 orang
anak laki-laki dan perempuan. Suaminya punya rumah yg merangkap toko, yg
menjual berbagai macam kancing-kancing utk baju laki-laki atau perempuan.
Sebelum menikah wanita
hamba Tuhan ini, hidup sangat karib dg Tuhan, sehingga dia dapat karunia hikmat
dari Tuhan, dia cukup peka & dapat mendengar suara Tuhan dalam doanya. Ketika
menikahpun dia mensyaratkan kepada suaminya agar dia diizinkan untuk tidak jaga
toko kancing & diizinkan utk dapat tetap mengadakan pertemuan/persekutuan doa
& ibadah seminggu sekali bagi sesama saudara/i seiman di rumahnya di
Semarang.
Sampai suatu ketika,
suaminya meninggal tertabrak mobil ketika dia naik sepeda. Akibatnya wanita ini
tiba-tiba kehilangan suaminya, dan penghasilan dari berjualan kancing ternyata
tidak cukup utk menghidupinya dan ketiga anaknya. Sebab dia tidak tahu
bagaimana caranya berdagang, dimana belinya dll. Untung saja, dia diberikan
karunia hikmat oleh Tuhan. Sehingga ketika suatu saat ada beberapa umat Tuhan
yg sedang kesusahan dan mereka datang
kepadanya & minta tolong didoakan olehnya. Lalu kalau Tuhan memberikannya
hikmat tentang masalah orang itu & jalan keluarnya, maka dia memberitahukan
jalan keluarnya kepada orang-orang tsb.
Kemudian orang-orang yg didoakannya itu memberkatinya dg memberikan uang atau
berkat ala kadarnya sebagai tanda ucapan syukur mereka kepadanya. Lama
kelamaan, datang semakin banyak orang-orang yg minta didoakan olehnya di
persekutuan doanya, sehingga dengan demikian segala berkat dan uang sebagai
tanda ucapan syukur yg dia terima itu, ternyata lebih dari cukup utk memenuhi semua
kebutuhan hidupnya & anak-anaknya sampai sekarang, sehingga dia bisa
menyekolahkan anak-anaknya dll.
Jadi sungguhlah benar apa
yg dikatakan Tuhan dalam nas tsb diatas, bahwa “Berbahagialah orang yg mendapat
hikmat, orang yg memperoleh kepandaian; karena keuntungannya melebihi
keuntungan perak dan hasilnya melebihi emas. Ia lebih dari permata dan apapun
yg diinginkannya”.
Dan ada masih ada banyak
sekali kesaksian/contoh2 lainnya yg demikian sampai sekarang di Jakarta ataupun
ditempat atau di daerah terpencil sekalipun.
Sebab itu, bergaul dg
karib-lah dg Tuhan dan berdoalah meminta Roh Kudus kepada Allah Bapa di sorga.
Maka Ia pasti akan memberikan Roh Kudus kepada kita. Dan Roh Kuduslah yg mampu
memberitahukan kepada kita tentang hal-hal yg akan datang dan yg belum terjadi.
(Lukas 11:13 dan Yohanes 16:13-14)
Doa kami:
Tuhan Yesus, tolonglah
kami agar dapat bergaul karib dg Engkau dan menjadi sahabatMu, dg hidup saling mengasihi &
rela berkorban terhadap sesama dan hidup menuruti firman/perintahMu. Amin